Ini Isi Permintaan ke Rektor Unika Soegijapranata Agar Bikin Testimoni Kinerja Positif Presiden Jokowi

Selasa, 06 Februari 2024 - 19:28 WIB
loading...
Ini Isi Permintaan ke Rektor Unika Soegijapranata Agar Bikin Testimoni Kinerja Positif Presiden Jokowi
Rektor Unika Soegijapranata Ferdinandus Hindiarto saat memberikan pernyataan di kampusnya, Semarang, Selasa (6/2/2024). Foto/MPI/Eka Setiawan
A A A
SEMARANG - Rektor Soegijapranata Catholic University (SCU) alias Unika Soegijapranata Semarang Ferdinandus Hindiarto mengemukakan ada 2 narasi video yang diminta seseorang yang mengaku polisi dari dirinya.

“Pertama (meminta saya) mengapresiasi Pak Jokowi (Presiden Jokowi) selama 9 tahun terakhir (kinerja), kedua, bahwa Pemilu 2024 itu kan intinya mencari penerusnya Pak Jokowi. Intinya itu yang disampaikan di chat, hal yang sama seperti video yang muncul dari teman rektor,” ungkap Ferdi di Gedung Mikael, Kompleks Kampus SCU, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang, Selasa (6/2/2024).



Permintaan pembuatan video itu, sebut Ferdi, disampaikan baik lewat chat WhatsApp (WA) maupun telepon dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang mulai dari hari Jumat (2/2/2024) hingga Selasa (6/2/2024) siang ini.

“Tadi jam 11-an masih WA saya, dari video sampai tawaran terakhir membuat pernyataan, mengirimkan contohnya juga,” sambungnya.



Ferdi menolak memenuhi permintaan itu. Meskipun seseorang itu juga mengatakan jika video itu nantinya akan dilaporkan ke Kapolda Jateng.

Alasan menolak, sebut Ferdi, dia juga sudah berdiskusi panjang dengan para Ketua Perguruan Tinggi Katolik ataupun Rektor Universitas Katolik lainnya di Indonesia yang tergabung dalam Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) Indonesia.


Ferdi menyebut permintaan yang diinginkan itu tidak sejalan dengan fakta yang ada. Pertama soal pelanggaran konstitusi yang terjadi oleh Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK), statement Presiden Jokowi yang menyatakan boleh memihak pada paslon tertentu dan boleh berkampanye, lalu perdebatan soal bantuan sosial.

“Jadi banyak hal yang menurut saya, kami nilai tidak pas atau tidak sesuai dengan prinsip demokrasi dan konstitusi dan ini kami sampaikan (kritikan) sebagai wujud cinta kami (kepada Indonesia),” ungkapnya.

“Nek ora yo jan-jane terserah (sebenarnya kalau tidak pun tidak apa-apa, terserah), tapi kan tidak boleh. Ketika hal baik tentu kami harus katakan baik, tapi kalau ada yang tidak pas ya kami harus mengatakan tidak pas dan mari kembali ke hal-hal yang sesuai dengan prinsip demokrasi dan konstitusi,” sambung Rektor.

Sementara itu, pantauan di Unika Semarang, Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar terlihat mendatangi kampus tersebut. Kombes Irwan terlihat menemui Ferdi dan berbicara dalam ruangan tertutup.

Begitu keluar, Kombes Irwan enggan diwawancara dan menyilakan wartawan yang ada di situ untuk menuju sebuah tempat kopi tak jauh dari Akpol untuk memberikan statement.

Di sana, Kombes Irwan menyebut dirinya selaku penanggungjawab Pemelihara Keamanan Ketertiban Masyarakat (harkamtibmas) di Kota Semarang punya kewajiban mewujudkan situasi kondusif dalam rangka pelaksanaan Pemilu 2024.

“Memang ada beberapa langkah yang kami lakukan khususnya membentuk situasi kamtibmas yang kondusif, antara lain melakukan program yang namanya cooling system,” kata Irwan.

Kegiatannya, sebut dia, antara lain mengajak tokoh-tokoh masyarakat, pemuda, tokoh agama, termasuk sivitas akademika untuk memberikan dukungan terlaksananya pemilu damai.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2855 seconds (0.1#10.140)