Gunung Lewotobi Laki-laki Keluarkan Lava Sejauh 1 Kilometer, Disertai 8 Kali Gempa

Senin, 29 Januari 2024 - 11:12 WIB
loading...
Gunung Lewotobi Laki-laki Keluarkan Lava Sejauh 1 Kilometer, Disertai 8 Kali Gempa
Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) meluncurkan guguran lava sejauh 1 kilometer, Senin (29/1/2024) pagi, dengan gempa guguran tercatat 8 kali. Foto/Ist
A A A
FLORES TIMUR - Gunung Lewotobi Laki-laki di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali meluncurkan guguran lava pijar, Senin (29/1/2024) pagi.

Laporan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Lewotobi Laki-laki, Herman Yosef Mboro, gempa guguran tercatat 8 kali pada periode pengamatan pukul 00.00-06.00 WITA.

Gempa guguran ini beramplitudo 7,4-47,3 milimeter dengan durasi 49-152 detik. "Teramati guguran (lava) dengan jarak luncur 1000 meter mengarah ke Utara," ungkap Mboro.

Gunung terlihat jelas agak berkabut secara visual. Asap kawah bertekanan lemah tampak berwarna putih dengan intensitas sedang, setinggi 20-50 m di atas puncak.



Cuaca di gunung itu teramati cerah dan berawan. Angin bertiup lemah ke arah Utara dan Timur Laut dengan suhu udara 20-23 derajat Celcius.

Sementara itu, demikian disampaikan Mboro, aliran lava terpantau mengarah ke Timur Laut sejauh 4.000 meter dari pusat erupsi.

Tercatat pula 4 kali gempa frekuensi rendah beramplitudo 11,8-37 mm dengan durasi 20-38 detik, dan hybrid atau fase banyak 1 kali dengan amplitudo 14.8 mm berdurasi durasi 13 detik.

Kepala PGA Lewotobi Laki-laki tersebut juga mencatat adanya tektonik jauh sebanyak dua kali pada periode pengamatan ini dengan amplitudo 7,4-24,4 mm pada durasi antara 115-124 detik.

Diketahui, hingga saat ini, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status Gunung Lewotobi Laki-laki pada level IV (Awas).

Masyarakat diminta tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius 5 kilometer dari pusat erupsi dan sektoral 6 kilometer ke arah Timur Laut.

Warga diimbau memakai masker atau penutup hidung dan mulut jika terjadi hujan abu demi menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1445 seconds (0.1#10.140)