Sejumlah Masjid dan Musala di Pinggiran Gunungkidul Mulai Kekurangan Air

Rabu, 23 Mei 2018 - 08:13 WIB
Sejumlah Masjid dan Musala di Pinggiran Gunungkidul Mulai Kekurangan Air
Sejumlah Masjid dan Musala di Pinggiran Gunungkidul Mulai Kekurangan Air
A A A
GUNUNGKIDUL - Hujan yang mulai menghilang di beberapa kecamatan di Kabupaten Gunungkidul, DIY menjadikan ancaman kekeringan sudah di depan mata. Bahkan, beberapa masjid dan musala mulai membeli air dari truk tangki swasta untuk ibadah salat tarawih karena tidak memiliki ketersediaan air bersih.

Kondisi itu antara lain terjadi di Dusun Blekonang 1, Desa Tepus, Kecamatan Tepus. Pihak takmir sudah membeli satu tangki air bersih untuk keperluan wudu jamaah tarawih maupun salat fardu lainnya. Di dusun tersebut ada dua musala yang sama-sama tidak lagi memiliki ketersediaan air bersih.

"Awal Ramadhan takmir Musala Miftahul Jannah sudah membeli air dari tangki swasta," tutur Muntamah, warga setempat, Selasa (22/5/2018).

Menurutnya, membeli air untuk wudu di dua musala sudah menjadi kebutuhan rutin di dusunnya setiap bulan Ramadhan. Maklum saja di dusun ini tidak terjangkau layanan air bersih dari PDAM sehingga setiap musim kemarau, selalu kekurangan air.

"Tahun tahun sebelumnya kita mendapatkan bantuan air bersih jadi kebutuhan air di dua musala terpenuhi," ungkapnya.

Hal yang sama terjadi di Desa Melikan, Kecamatan Rongkop. Pengurus takmir pun berusaha meminta bantuan kepada sukarelawan untuk bisa mengisi tampungan air yang bisa digunakan untuk wudu.

Bantuan air bersih diberikan sukarelawan dari Yogyakarta. "Kami bantu masjid yang membutuhkan dan kami mendapatkan informasi di Melikan. Akhirnya kami berikan dengan harapan bisa digunakan untuk keperluan ibadah warga di dua dusun di Desa Melikan, masing-masing Dusun Kuweni dan Dusun Kendal," ucap Slamet Riyadi, salah satu relawan.

Ketika dikonfirmasi Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Edy Basuki mengungkapkan, pihaknya memang tidak memberikan bantuan air bersih untuk tempat ibadah. Namun, bantuan menyasar kepada kelompok RT atau dusun.

"Kita juga belum melakukan dropping karena baru ada dua desa yang mengajukan, itu saja pribadi bukan atas nama dusun," ucapnya.

Saat ini, pihaknya menyiapkan anggaran sebesar Rp638 juta. Anggaran tersebut untuk keperluan dropping dan perawatan kendaraan.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.0931 seconds (0.1#10.140)