Jejak Khalifah Rajab, Ulama Tasawuf Minang Abad ke-18 dari Solok Selatan
loading...
A
A
A
Menurutnya, Khalifah Rajab menganut tarekat Naqsyabandiyah dan memiliki beberapa karomah. ”Beliau adalah seorang ahli sufi tarekat Naqsyabandiyah. Beliau memiliki beberapa karomah seperti yang dikisahkan orang-orang terdahulu,”tuturnya.
Khalifah Rajab bersuku Panai dan memiliki dua orang istri masing-masing istrinya bersuku Melayu dan Tigo Lareh. Ada keistimewaan atau karomah saat banyak rombongan yang akan datang bertamu ke tempat Khalifah Rajab.
Ketika itu, beras tidak ada yang akan dimasak sehingga, istrinya gundah untuk bisa melayani makan rombongan tamu.Memang bagi seorang muslim, katanya, memuliakan tamu salah satu kewajiban.
“Tapi saat genting itu. Kakek saya tenang dan bilang ke istrinya untuk memasak air saja dalam periuk tanpa beras,” tuturnya sembari Khalifah Rajab pergi ke sungai untuk mencari ikan untuk dimasak sebagai lauk pauknya.
Dalam periuk yang direbus tidak ada beras. Dan setelah kepulangan Khalifah Rajab dari mencari ikan. Lalu, disuruh istrinya untuk melihat periuk yang diisi air tadi. “Seketika saja berisi nasi nan sudah masak. Istrinya tercengang,”ujarnya.
Sehingga akhirnya mereka bisa melayani makan rombongan tamu tadi. Selain itu, karomah yang dimiliki oleh Khalifah Rajab juga pernah dibuktikan saat ada seseorang yang ingin menguji keilmuannya dengan niat jahat.
”Orang yang berniat jahat itu, pura-pura salat di Surau dengan tujuan ingin mencelakai Khalifah Rajab. Tapi, seketika orang tersebut mencret dan kotorannya berceceran di dalam Surau. Dan niat jahat tersebut urung terlaksana,” sambungnya
Sampai saat ini, pihaknya masih merasakan banyak ridho dan karamah yang datang silih berganti. Terutama dalam siar agama Islam di Ponpes Andalusia.
Khalifah Rajab bersuku Panai dan memiliki dua orang istri masing-masing istrinya bersuku Melayu dan Tigo Lareh. Ada keistimewaan atau karomah saat banyak rombongan yang akan datang bertamu ke tempat Khalifah Rajab.
Ketika itu, beras tidak ada yang akan dimasak sehingga, istrinya gundah untuk bisa melayani makan rombongan tamu.Memang bagi seorang muslim, katanya, memuliakan tamu salah satu kewajiban.
“Tapi saat genting itu. Kakek saya tenang dan bilang ke istrinya untuk memasak air saja dalam periuk tanpa beras,” tuturnya sembari Khalifah Rajab pergi ke sungai untuk mencari ikan untuk dimasak sebagai lauk pauknya.
Dalam periuk yang direbus tidak ada beras. Dan setelah kepulangan Khalifah Rajab dari mencari ikan. Lalu, disuruh istrinya untuk melihat periuk yang diisi air tadi. “Seketika saja berisi nasi nan sudah masak. Istrinya tercengang,”ujarnya.
Sehingga akhirnya mereka bisa melayani makan rombongan tamu tadi. Selain itu, karomah yang dimiliki oleh Khalifah Rajab juga pernah dibuktikan saat ada seseorang yang ingin menguji keilmuannya dengan niat jahat.
”Orang yang berniat jahat itu, pura-pura salat di Surau dengan tujuan ingin mencelakai Khalifah Rajab. Tapi, seketika orang tersebut mencret dan kotorannya berceceran di dalam Surau. Dan niat jahat tersebut urung terlaksana,” sambungnya
Sampai saat ini, pihaknya masih merasakan banyak ridho dan karamah yang datang silih berganti. Terutama dalam siar agama Islam di Ponpes Andalusia.
(ams)