Kegagalan Demak Islamkan Pejabat Majapahit Berujung Frustrasi Sultan Jin Bun
loading...
A
A
A
DEMAK - Kesultanan Demak muncul menjadi salah kerajaan di Pulau Jawa yang disegani usai surutnya Kerajaan Majapahit. Konon kekuatan armada Demak tergolong tangguh hingga mampu mengusir Portugis dari wilayah pesisir utara Pulau Jawa.
Sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, Demak berusaha untuk memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan beberapa wilayah bekas Kerajaan Majapahit. Bahkan Demak berhasil mendirikan kesultanan bawahan bernama Banten.
Hal itu dilakukan sebagai garis pertahanan depan terhadap serangan orang-orang Portugis dari Malaka. Tapi sayang armada perang Demak tak cukup membendung Portugis menguasai Kepulauan Maluku.
Padahal di Maluku komoditi rempah-rempah menjadi yang diburu oleh bangsa Eropa kala itu. Bandar dagang rempah-rempah itu pun jatuh ke tangan Portugis, yang membuat Kesultanan Demak gigit jari.
Tak hanya itu, kekuatan Demak juga konon masih lemah di daerah pedalaman Jawa. Armadanya hanya mampu mengcover daerah-daerah pesisir pantai saja.
Sebagaimana dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, hal ini membuat kekuatan Demak terpecah-pecah di pedalaman.
Konon hal ini terjadi ditafsirkan sejarawan Prof. Slamet Muljana karena kelalaian Jin Bun atau Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak. Jin Bun konon frustasi karena kurang merangkul rakyat pedalaman bekas kerajaan Majapahit, Demak kehilangan simpati rakyat banyak.
Tenaga rakyat seharusnya dapat digunakan demi kepentingan pertahanan negara, akibat sikap Jin Bun yang kurang memperhatikan nasib rakyat pedalaman, malah memusuhinya. Terbukti bahwa soal agama juga merupakan salah satu sebab yang melemahkan kedudukan Demak.
Sebagai kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa, Demak berusaha untuk memperluas kekuasaannya dengan menaklukkan beberapa wilayah bekas Kerajaan Majapahit. Bahkan Demak berhasil mendirikan kesultanan bawahan bernama Banten.
Hal itu dilakukan sebagai garis pertahanan depan terhadap serangan orang-orang Portugis dari Malaka. Tapi sayang armada perang Demak tak cukup membendung Portugis menguasai Kepulauan Maluku.
Padahal di Maluku komoditi rempah-rempah menjadi yang diburu oleh bangsa Eropa kala itu. Bandar dagang rempah-rempah itu pun jatuh ke tangan Portugis, yang membuat Kesultanan Demak gigit jari.
Tak hanya itu, kekuatan Demak juga konon masih lemah di daerah pedalaman Jawa. Armadanya hanya mampu mengcover daerah-daerah pesisir pantai saja.
Sebagaimana dikutip dari "Runtuhnya Kerajaan Hindu Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara" dari sejarawan Prof. Slamet Muljana, hal ini membuat kekuatan Demak terpecah-pecah di pedalaman.
Konon hal ini terjadi ditafsirkan sejarawan Prof. Slamet Muljana karena kelalaian Jin Bun atau Raden Patah, raja pertama Kesultanan Demak. Jin Bun konon frustasi karena kurang merangkul rakyat pedalaman bekas kerajaan Majapahit, Demak kehilangan simpati rakyat banyak.
Tenaga rakyat seharusnya dapat digunakan demi kepentingan pertahanan negara, akibat sikap Jin Bun yang kurang memperhatikan nasib rakyat pedalaman, malah memusuhinya. Terbukti bahwa soal agama juga merupakan salah satu sebab yang melemahkan kedudukan Demak.