Industri Manufaktur di Jabar Terpuruk, Kang Emil Minta OJK Turun Tangan

Senin, 10 Agustus 2020 - 10:48 WIB
loading...
Industri Manufaktur...
ilustrasi
A A A
BANDUNG - Pandemi COVID-19 telah memukul industri manufaktur di Provinsi Jawa Barat. Pemerintah diminta turun tangan, agar industri manufaktur tidak semakin terpuruk dan perekonomian nasional dapat kembali bergerak.

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, sekitar 60 persen industri manufaktur nasional berada di provinsi yang dipimpinnya. Bahkan, kata dia, industri manufaktur di Jabar menjadi penyumbang 40 persen produk domestik regional bruto (PDRB).

(Baca juga: Ini Kronologi Laka Maut Tol Cipali 8 Tewas, 1 Luka Berat dan 14 Luka Ringan )

Oleh karenanya, dalam pertemuan dengan Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Wimboh Santoso di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Minggu (9/8/2020) kemarin, Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu berharap, OJK segera mengeluarkan kebijakan, agar sektor industri manufaktur di Jabar dapat kembali bangkit.

"Kami mohon OJK memberikan input bagaimana mendorong mesin besar (industri manufaktur) yang sedang mogok ini naik seperti mesin kecil yang sudah bagus. Semoga dalam seminggu ada rekomendasi atau kebijakan dari OJK," tutur Kang Emil dalam keterangan resminya, Senin (10/8/2020).

Menurut Kang Emil, dalam pertemuan tersebut, muncul sebuah gagasan bahwa untuk memulihkan industri manufaktur, pemerintah akan berupaya membeli komoditas industri manufaktur mengingat aktivitas ekspor yang terhambat akibat pandemi.

(Baca juga:) 88.900 Calon TKI Tak Bisa Berangkat, Ini Penjelasan Kemenaker

"Salah satu gagasannya tadi kita beli barangnya, tapi juga mungkin ada keterbatasan. Atau kita menggiring korban PHK (industri) manufaktur bisa kerja di sektor yang ekonominya diserap lokal, seperti produk pangan atau pertanian," katanya.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, selain sektor manufaktur, sektor pertanian dan pariwisata juga mejadi kekuatan ekonomi Jabar. Bahkan, kata dia, pertanian merupakan sektor paling tangguh di tengah pandemi COVID-19.

"(Tapi) Pertumbuhan antara manufaktur dan non-manufaktur ini belum seimbang karena manufaktur porsi PDRB-nya besar sekali yaitu 40 persen," imbuhnya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2149 seconds (0.1#10.140)