Imlek, Gus Ipul-Puti Kenang Gus Dur dan Mega

Kamis, 15 Februari 2018 - 20:01 WIB
Imlek, Gus Ipul-Puti Kenang Gus Dur dan Mega
Imlek, Gus Ipul-Puti Kenang Gus Dur dan Mega
A A A
SURABAYA - Pasangan calon Gubernur (Cagub) Jawa Timur (Jatim) Saifullah Yusuf dan Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jatim Puti Guntur Soekarno menyampaikan “Selamat Tahun Baru Imlek” atau Tahun Baru Cina 2569, yang jatuh Jumat 16 Januari 2018.

“Selamat Tahun Baru Imlek 2018. Gong Xi Fat Cai 2569. Semoga keberkahan dan keselamatan mewarnai Bangsa Indonesia, khususnya Jawa Timur,” kata Gus Ipul, panggilan akrab Saifullah Yusuf dalam pesan tertulisnya, di Surabaya, Kamis (15/2/2018).

Ucapan sama disampaikan Calon Wakil Gubernur Puti Guntur Soekarno. “Selamat Tahun Baru Imlek 2018. Semoga kesejahteraan mewarnai rakyat, bangsa dan negara, di tahun ini,” kata cucu Bung Karno itu, juga melalui pesan tertulis.

Bagi warga Tionghoa yang merayakan, malam Tahun Baru Imlek biasanya diwarnai dengan kumpul keluarga dan kerabat, kemudian dirayakan dengan doa bersama kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Puti, mantan anggota DPR RI, sebelumnya mengunjungi Masjid Cheng Ho di Kota Surabaya. Dia bertemu komunitas muslim Tionghoa sekaligus mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek. “Saya bahagia bertemu sesama warga bangsa. Saya merasakan persahabatan,” katanya.
Imlek, Gus Ipul-Puti Kenang Gus Dur dan Mega

Menurut Gus Ipul, Indonesia memiliki banyak kekayaan budaya, termasuk budaya-budaya yang hidup di Jawa Timur, yang tecermin dari berbagai corak hidup masyarakat. “Kekayaan budaya itu salah satunya adalah budaya Tionghoa, yang telah lama berakulturasi dengan budaya-budaya lain yang lebih dulu ada di Nusantara ini,” kata Wakil Gubernur Jawa Timur itu.

Gus Ipul mengenang keberanian mantan Presiden ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), pamannya, yang juga mantan Ketua Umum PBNU, yang dikenal aktif mempromosikan multikultural Indonesia. “Di masa Presiden Abdurrahman Wahid juga, telah ditetapkan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur,” kata Gus Ipul, yang Ketua PBNU itu.

Imlek ditetapkan Presiden Gus Dur sebagai hari libur melalui Keputusan Presiden Nomor 19/2001, tanggal 9 April 2001. Sejak saat itu, warga Tionghoa mendapatkan kebebasan kembali untuk merayakan Tahun Baru Imlek. Kemudian, di era Presiden Megawati Soekarnoputri, Imlek ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional pada 2002 dan berlaku mulai 2003 sampai sekarang.

“Peran penting Gus Dur dan Ibu Megawati dalam penetapan Hari Raya Imlek, menunjukkan jiwa besar para pemimpin bangsa, dalam mengayomi keanekaragaman budaya di Indonesia. Kita, generasi penerus, merasa bersyukur telah mewarisi itu semua,” kata Puti Guntur Soekarno.

Gus Ipul dan Puti sama-sama berpesan agar Tahun Baru Imlek 2018 diperingati dengan kesederhanaan. “Tanpa mengurangi rasa khidmat atas semua anugerah Tuhan,” kata Gus Ipul.

“Kesederhanaan itu juga tidak mengurangi rasa syukur dan kegembiraaan atas semua berkah yang telah kita nikmati bersama selama ini,” kata Puti Guntur Soekarno kompak.
(wib)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.2204 seconds (0.1#10.140)