Legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat: Kisah dan Pesan Moral

Sabtu, 16 Desember 2023 - 16:58 WIB
loading...
Legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat: Kisah dan Pesan Moral
Kisah legenda Batu Menangis memiliki pesan moral tentang keharusan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kisah legenda Batu Menangis tentu sudah tidak asing lagi bagi sebagian orang. Cerita rakyat populer ini diketahui berasal dari Kalimantan Barat.

Indonesia memiliki banyak cerita rakyat atau legenda yang dikisahkan secara turun-temurun setiap generasi. Sebagian di antaranya yang populer juga biasa muncul dalam buku-buku pelajaran anak sekolah.

Melihat sekian banyak, salah satunya adalah legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat. Berikut ulasan mengenai kisah dan pesan moralnya yang bisa disimak.

Kisah Batu Menangis


Pada zaman dahulu, ada seorang janda miskin yang hidup bersama anak perempuannya bernama Darmi. Keduanya hidup di sebuah bukit jauh dari pedesaan yang ramai penduduk.



Dulunya, mereka hidup serba berkecukupan. Namun, kondisi berubah setelah ayah Darmi yang bertugas sebagai kepala keluarga meninggal.

Setelahnya, ibu Darmi pun harus menggantikan tugas mencari penghasilan. Ia bekerja keras di ladang kelangsungan hidup putrinya.

Darmi memiliki paras rupawan yang membuat orang-orang terpesona. Namun, kecantikannya ini berbanding terbalik dengan sifat dan kepribadiannya.

Sifat Darmi tidak secantik parasnya. Pada kesehariannya, ia adalah seorang pemalas yang tidak pernah membantu ibunya.

Jangankan membantu di ladang, ia saja tidak pernah mau menyelesaikan pekerjaan rumah. Ibu Darmi hanya mengelus dada dan terus bersabar sambil memberikan nasihat karena bagaimana pun ia adalah darah dagingnya sendiri.

Sayangnya, Darmi tetap keras kepala dan tidak pernah mendengar nasihat dari ibunya. Suatu hari, Darmi meminta ibunya untuk membelikan alat kecantikannya yang sudah habis.

Karena tidak mengerti bentuk alat kecantikan yang dimaksud, ibunya mengajak Darmi pergi ke pasar. Sempat menolak karena takut kulitnya menghitam, ia akhirnya setuju dengan mengajukan syarat mengejutkan.

Syarat tersebut mengharuskan ibunya berjalan di belakang Darmi. Singkatnya, ia malu dan tidak ingin melihat ibunya berjalan beriringan.

Darmi berjalan di depan ibunya bersama pakaian yang menawan. Sebaliknya, sang ibu mengikuti di belakang dengan pakaian lusuh dan kotor.

Seperti dugaan, pandangan semua orang tertuju kepada penampilan Darmi. Pada salah satu momen, ada seorang warga yang bertanya mengenai sosok perempuan tua di belakangnya.



Memang dasar sifatnya yang sombong, Darmi justru tidak mengakuinya sebagai ibu, melainkan menyebutnya seorang pembantu. Sang ibu pun hanya bisa menahan diri meski hatinya sakit.

Setelah berulang kali menahan diri, si ibu kehabisan kesabaran. Ia pun lantas berdoa, “Ya Tuhan, hamba sudah tidak kuat menahan hinaan ini. Anak kandung hamba dengan teganya memperlakukan diri hamba sedemikian rupa. Ya, Tuhan hukumlah anakku yang durhaka ini ! Hukumlah dia….”.

Tak berselang lama setelah momen tersebut, tiba-tiba langit di sekitar menjadi mendung, petir pun datang dan turun hujan. Selain itu, ada kejadian lain yang sangat mengejutkan.

Secara perlahan, tubuh Darmi membatu dari kaki hingga penjuru bagian lain. Darmi yang ketakutan menangis dan memohon ampun kepada ibunya.

Namun, nasi sudah menjadi bubur. Sang Ibu tidak bisa berbuat apa pun. Sebelum bagian kepala Darmi menjadi batu, ibunya sempat melihatnya meneteskan air mata. Sejak saat itulah kisah tersebut dikenal sebagai Batu Menangis.

Pesan Moral Legenda Batu Menangis


Sekilas, kisah Batu Menangis tampak mirip dengan Malin Kundang. Hanya, latar tempat dan orang terlibat berbeda.

Berkaitan dengan kisah legenda di atas, ada sebuah pesan moral yang bisa diambil. Salah satu yang paling utama adalah keharusan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua.

Setiap orang tua tentu menginginkan hal terbaik untuk darah dagingnya sendiri. Namun, jangan sampai durhaka, apalagi membuatnya sakit hati dan murka.

“Murka orang tua adalah murka Tuhan juga”. Kutipan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan kisah Batu Menangis.

Demikian ulasan mengenai kisah dan pesan moral dari legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2622 seconds (0.1#10.140)