2 Kubah Lava di Puncak Merapi Aktif, BPPTKG: Waspada Wedus Gembel!
loading...
A
A
A
YOGYAKARTA - Gunung Merapi mengeluarkan 8 kali awan panas guguran. Hujan abu sempat terjadi di Kabupaten Magelang dan Boyolali. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Tehnologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebut status Gunung Merapi level III alias siaga.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa mengungkapkan Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif dengan tipe erupsi “Tipe Merapi" sejak tanggal 4 Januari 2021. Erupsi Tipe Merapi dicirikan dengan terbentuknya kubah lava di puncak.
Kemudian ketika kubah tidak stabil maka akan longsor/gugur membentuk “awan panas guguran” (APG). ”Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava yang masih aktif yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah,” kata Agus, Minggu (10/12/2023).
Agus menerangkan sejak memasuki masa erupsi efusif, tercatat sebanyak 512 kejadian APG di Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum awan panas guguran sejauh 5.000 meter ke arah Sungai Gendol yang terjadi pada tanggal 9-10 Maret 2022.
Aktivitas awan panas guguran memang dominan terjadi di sisi barat daya (Sungai Bebeng dan Krasak) yaitu sebanyak 393 kejadian, sisi tenggara (Sungai Gendol) sebanyak 65 kejadian, dan sisi selatan (Sungai Boyong) sebanyak 54 kejadian.
Selama periode erupsi ini, telah terjadi 7 kali peningkatan intensitas erupsi dengan peningkatan erupsi terakhir pada tanggal 11 Maret 2023. Aktivitas Gunung Merapi awan panas guguran terjadi pada Tanggal 27 November, 1 dan 4 Desember 2023.
Di mana terjadi awan panas guguran ini didahului oleh kejadian hujan baik di puncak maupun lereng di sisi barat daya. Kemudian Pada 8 Desember 2023 pukul 13.11 WIB terjadi hujan di sekitar lereng Gunung Merapi pada sektor selatan-barat daya.
Stasiun Jurangjero yang berada di sisi barat daya merekam hujan hingga pukul 15 34 WIB dengan intensitas curah hujan 34.4 mm/jam dan total curah hujan 83 mm. Pukul 14.08 WIB. Pukul 14.46 WIB mulai terekam rentetan kejadian awan panas guguran sejumlah 8 kal.
Hal itu tercatat di seismogram dengan durasi maksimum 360 detik dan amplitudo maksimum 78 mm. Visual puncak berkabut, kolom asap tidak teramati, jarak luncur diperkirakan sejauh maksimum 3.500 meter ke arah barat daya (Sungai Bebeng-Krasak).
Berdasarkan hasil validasi dengan data drone tanggal 9 Desember 2023, jarak luncur APG mencapai 3.800 meter ke arah Sungai Bebeng-Krasak. Hujan abu vulkanik dampak erupsi dilaporkan terjadi di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada pukul 15.07 WIB.
Hujan abu juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Boyolali dan Magelang pada pukul 16 15 WIB. Desa Desa di Kabupaten Boyolali yang terdampak hujan abu tipis antara lain: Desa Klakah, Tiogolele, Selo, dan Jrakah.
Sedangkan di Kabupaten Magelang dilaporkan terjadi di Desa Dukun, Mangunsuko, Krinjing, Sengi, Paten, Sewukan, Banyudono, Sumber, Krongowanan, dan Gantang. “Pukul 15.21 WIB masyarakat melaporkan terjadi lahar di Sungai Gendol,” ungkapnya.
Aktivitas kegempaan di Gunung Merapi didominasi gempa Multifase (MP) dan gempa Guguran (RF). Sejak bulan Agustus 2023, gempa MP terekam sebanyak rata-rata 188 kejadian/hari, gempa Volkano-Tektonik Dangkal (VB) 5 kejadian/hari, dan gempa RF sebanyak 129 kejadian/hari.
Usai kejadian awan panas guguran tanggal 4 Desember 2023, terjadi kenaikan jumlah gempa VB sebanyak 9 kejadian/hari dan gempa RF sebesar 161 kejadian/hari. Sedangkan gempa MP mengalami penurunan menjadi 45 kejadian/hari.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 16 November 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.348 600 m3 dan kubah tengah sebesar 2.358.000 m3. Sedangkan berdasarkan foto udara menggunakan drone thermal tanggal 5 Desember 2023.
Titik panas tertinggi di kubah barat daya mencapai 286,7 derajat Celcius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya. ”Titik panas tertinggi di kubah tengah kawah mencapai 209,2 SC, lebih tinggi dari hasil pengukuran sebelumnya,” kata dia.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km.
Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Oleh karenanya BPPTKG meminta kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi.
”Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Dan harus mewaspadai bahaya lahar dan APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkasnya.
Kepala BPPTKG Agus Budi Santosa mengungkapkan Gunung Merapi memasuki masa erupsi efusif dengan tipe erupsi “Tipe Merapi" sejak tanggal 4 Januari 2021. Erupsi Tipe Merapi dicirikan dengan terbentuknya kubah lava di puncak.
Kemudian ketika kubah tidak stabil maka akan longsor/gugur membentuk “awan panas guguran” (APG). ”Saat ini Gunung Merapi memiliki 2 kubah lava yang masih aktif yaitu kubah lava barat daya dan kubah lava tengah kawah,” kata Agus, Minggu (10/12/2023).
Agus menerangkan sejak memasuki masa erupsi efusif, tercatat sebanyak 512 kejadian APG di Gunung Merapi. Jarak luncur maksimum awan panas guguran sejauh 5.000 meter ke arah Sungai Gendol yang terjadi pada tanggal 9-10 Maret 2022.
Aktivitas awan panas guguran memang dominan terjadi di sisi barat daya (Sungai Bebeng dan Krasak) yaitu sebanyak 393 kejadian, sisi tenggara (Sungai Gendol) sebanyak 65 kejadian, dan sisi selatan (Sungai Boyong) sebanyak 54 kejadian.
Selama periode erupsi ini, telah terjadi 7 kali peningkatan intensitas erupsi dengan peningkatan erupsi terakhir pada tanggal 11 Maret 2023. Aktivitas Gunung Merapi awan panas guguran terjadi pada Tanggal 27 November, 1 dan 4 Desember 2023.
Di mana terjadi awan panas guguran ini didahului oleh kejadian hujan baik di puncak maupun lereng di sisi barat daya. Kemudian Pada 8 Desember 2023 pukul 13.11 WIB terjadi hujan di sekitar lereng Gunung Merapi pada sektor selatan-barat daya.
Stasiun Jurangjero yang berada di sisi barat daya merekam hujan hingga pukul 15 34 WIB dengan intensitas curah hujan 34.4 mm/jam dan total curah hujan 83 mm. Pukul 14.08 WIB. Pukul 14.46 WIB mulai terekam rentetan kejadian awan panas guguran sejumlah 8 kal.
Hal itu tercatat di seismogram dengan durasi maksimum 360 detik dan amplitudo maksimum 78 mm. Visual puncak berkabut, kolom asap tidak teramati, jarak luncur diperkirakan sejauh maksimum 3.500 meter ke arah barat daya (Sungai Bebeng-Krasak).
Berdasarkan hasil validasi dengan data drone tanggal 9 Desember 2023, jarak luncur APG mencapai 3.800 meter ke arah Sungai Bebeng-Krasak. Hujan abu vulkanik dampak erupsi dilaporkan terjadi di Pos Pengamatan Gunung Merapi Babadan pada pukul 15.07 WIB.
Hujan abu juga dilaporkan terjadi di Kabupaten Boyolali dan Magelang pada pukul 16 15 WIB. Desa Desa di Kabupaten Boyolali yang terdampak hujan abu tipis antara lain: Desa Klakah, Tiogolele, Selo, dan Jrakah.
Sedangkan di Kabupaten Magelang dilaporkan terjadi di Desa Dukun, Mangunsuko, Krinjing, Sengi, Paten, Sewukan, Banyudono, Sumber, Krongowanan, dan Gantang. “Pukul 15.21 WIB masyarakat melaporkan terjadi lahar di Sungai Gendol,” ungkapnya.
Aktivitas kegempaan di Gunung Merapi didominasi gempa Multifase (MP) dan gempa Guguran (RF). Sejak bulan Agustus 2023, gempa MP terekam sebanyak rata-rata 188 kejadian/hari, gempa Volkano-Tektonik Dangkal (VB) 5 kejadian/hari, dan gempa RF sebanyak 129 kejadian/hari.
Usai kejadian awan panas guguran tanggal 4 Desember 2023, terjadi kenaikan jumlah gempa VB sebanyak 9 kejadian/hari dan gempa RF sebesar 161 kejadian/hari. Sedangkan gempa MP mengalami penurunan menjadi 45 kejadian/hari.
Berdasarkan analisis foto udara tanggal 16 November 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 3.348 600 m3 dan kubah tengah sebesar 2.358.000 m3. Sedangkan berdasarkan foto udara menggunakan drone thermal tanggal 5 Desember 2023.
Titik panas tertinggi di kubah barat daya mencapai 286,7 derajat Celcius, lebih rendah dari suhu pengukuran sebelumnya. ”Titik panas tertinggi di kubah tengah kawah mencapai 209,2 SC, lebih tinggi dari hasil pengukuran sebelumnya,” kata dia.
Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa aktivitas erupsi efusif. Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat “SIAGA”. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km.
Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak.
Oleh karenanya BPPTKG meminta kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi.
”Masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apa pun di daerah potensi bahaya. Dan harus mewaspadai bahaya lahar dan APG terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi,” pungkasnya.
(ams)