Gelar Mimbar Bebas, Ratusan Mahasiswa di Medan Tolak Politik Dinasti

Jum'at, 01 Desember 2023 - 13:22 WIB
loading...
Gelar Mimbar Bebas,...
Ratusan mahasiswa lintas perguruan tinggi di Medan, Sumatera Utara menggelar mimbar bebas di Kampus Unika Santo Thomas, Jalan Setiabudi, Kota Medan. Foto/Ist
A A A
MEDAN - Ratusan mahasiswa lintas perguruan tinggi di Medan, Sumatera Utara menggelar mimbar bebas di Kampus Universitas Katolik (Unika) Santo Thomas, Jalan Setiabudi, Kota Medan, Kamis (30/12/2023) kemarin.

Mimbar bebas ini digelar untuk menyampaikan penolakan mereka atas politik dinasti serta kehadiran calon presiden yang diduga merupakan pelaku pelanggaran hak asasi manusia.



"Kami aliansi mahasiswa Sumatera Utara menolak politik dinasti dan pelanggaran HAM. Ini sikap kami dalam melihat politik hari ini," kata Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unika Santo Thomas, Mujur Leonardo Manalu.

Mujur menilai Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 ini, publik tengah dipertontonkan soal politik dinasti. Apa lagi, menjadi pusat perhatian terkait putusan Mahkamah Konsitusi (MK), yang dianggap cacat prosedural dan melanggar konstitusi demi kepentingan kelompok.

"Putusan MK mencederai hukum dan masyarakat. Oligarki meloloskan aturan yang hanya untuk kepentingan golongan," jelas Mujur.

Atas hal itu, Mujur meminta masyarakat untuk dapat cermat dalam memilih pemimpinnya untuk 5 tahun kedepan pada 14 Februari 2024 nantinya.



"Intinya kami menolak politik dinasti dan pelanggar HAM. Sebagai mahasiswa kami ingin masyarakat cerdas dalam menentukan pilihan," tutur Mujur.

Pada mimbar kerakyatan tampil sejumlah tokoh yang berprofesi sebagai seniman, budayawan, dosen dan tokoh masyarakat menyampaikan orasinya.

Sementara itu, Rektor Unika St Thomas, Prof Dr Maidin Gultom, mengatakan demokrasi merupakan pondasi bangsa yang harus dijaga bersama. Mimbar bebas tersebut, ia menilai sebagai bagian menyelamatkan nilai-nilai demokrasi yang menjadi ciri khas kehidupan kita sebagai bangsa.

Demokrasi sebutnya tidak hanya pemilihan umum saja, tapi tentang partisipasi aktif kebebasan berekspresi.

"Jadikan mimbar kerakyatan ini sebagai wadah kita untuk bersuara menyampaikan pendapat dan menjadi agen perubahan yang konstruktif," ujarnya.

Sebagai akademisi, Maidin merasa memiliki tanggungjawab yang besar untuk tidak hanya sebagai saksi tapi juga pelaku dalam membangun demokrasi yang sehat dan kuat.

"Kehadiran mahasiswa di sini merupakan bukti kesadaran akan peran kita dalam menyelamatkan demokrasi dari berbagai ancaman," ungkapnya.

Maidin menyebutkan, Unika Santo Thomas sebagai komunitas akademik memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini, memberikan pemahaman yang mendalam dan membimbing generasi muda menjadi pemimpin masa depan yang demokratis dan bertanggungjawab.

"Mari kita sama-sama menjalankan peran ini dengan penuh kesadaran dan komitmen. Kita juga tak mau terlena dengan perkembangan zaman. Kita harus tetap waspada terhadap upaya-upaya yang dapat melemahkan nilai-nilai demokrasi," harapnya.

Maidin juga menuturkan mimbar bebas ini merupakan panggilan untuk bersama-sama melawan ancaman bentuk demokrasi toleransi dan ketidakadilan.

"Saya mengajak semua untuk merenung sejenak tentang arti penting demokrasi. Mari kita galang kebersamaan dan jadikan interprensi ini sebagai momentum untuk memperkokoh ikatan kita sebagai akademisi yang berkomitmen kepada demokrasi dengan pikiran rasional, objektif dan tidak boleh ada kekerasan fisik maupun kekerasan psikis," jelasnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1450 seconds (0.1#10.140)