Kenang Kolonel Subhan Korban Tewas Pesawat Jatuh di Pasuruan, Keluarga: Rencananya Pindah ke Makassar

Sabtu, 18 November 2023 - 11:14 WIB
loading...
Kenang Kolonel Subhan Korban Tewas Pesawat Jatuh di Pasuruan, Keluarga: Rencananya Pindah ke Makassar
Pemakaman jenazah tiga korban pesawat jatuh di TMP Surapati. Foto/Avirista Midaada/MPI
A A A
MALANG - Keluarga almarhum Marsekal Pertama (Marsma) TNI (Anumerta) Subhan mengenang sosok almarhum. Ternyata mendiang hendak naik pangkat 1 Desember mendatang, sebelum menjadi korban pesawat jatuh .

Supriyanto, adik kandung almarhum Subhan, menyatakan bahwa sang kakak kandungnya itu naik pangkat dari Kolonel menjadi Marsekal Pertama pada 1 Desember mendatang. Selain kenaikan pangkat, rencananya Subhan juga bakal pindah tugas ke Makassar.

"Jadi kalau dia dapat tugas dilaksanakan dengan profesional tapi juga untuk karier itu menunjukkan dedikasi sama pengabdian yang terbaik. 1 Desember naik pangkat rencananya itu. Makanya sebelum aku ke Makassar katanya gitu, rencananya mau pindah ke Makassar kemungkinan besar," ujar Supriyanto, dikonfirmasi pada Sabtu (18/11/2023).

Bahkan ia dan keluarga besar rencananya bakal bertemu di Yogyakarta akhir bulan November 2023 ini. Sebab pada 27 November 2023 mendatang anak pertama Subhan yang menempuh pendidikan di Akademi Militer akan diwisuda.



"Rencana kita janjian di Jogja tanggal 27 karena putranya wisuda di candradimuka Akabri itu. Jadi putra pertama akan wisuda, Akabri masuk AAU, ini masih pendidikan yang semua matra di Akmil, itu tanggal 27 wisuda di akmil, rencananya 27 November ini," terang dia.

Namun tiga keinginan almarhum tak kesampaian sampai gugur dalam kecelakaan pesawat saat bertugas di Lanud Abdulrahman Saleh Malang. Pihak keluarga mengaku telah ikhlas akan kepergian Subhan. Apalagi sosoknya memang terkenal pekerja keras, tetapi tetap seorang family man.

Dengan saudara-saudaranya sangat baik, dengan keluarganya, sama orang tua, mertua, sama rekan-rekannya, termasuk kesan-kesan stafnya, beliau itu orangnya nggak pernah marah," katanya.

Dirinya juga mengenang sang kakak sebagai pribadi yang patut dicontoh. Pasalnya kendati berasal dari latarbelakang militer yang tegas dan terkenal keras, hal itu tidak sama sekali terlihat di diri Subhan. Bahkan Subhan disebut pribadi yang lembut, mengedepankan persuasif dan keramahan.

"Jauh sekali tentang image kita tentang sosok militer. Biasanya kan keras, galak, tapi lebih ke tegas, kalau Mas Subhan tegasnya tegas halus, dia bisa pendekatan persuasif, sama keluarga sama relasi pekerjaannya," terangnya.

Di sisi lain, Santini ibu kandung almarhum mengenang sosok anaknya sebagai pribadi yang pekerja keras dan pantang menolak tugas. Di balik kerja kerasnya sosok Subhan disebut ibunya sangat ramah dan baik ke semua orang, meski ia pribadi jarang berkumpul dengan Subhan karena tinggal di Madura.

Perempuan berusia 73 tahun tak bisa banyak berkata-kata karena cukup terkejut mendengar kematian sang anak, yang menjadi korban kecelakaan pesawat di Pasuruan.

"Saya tidak kumpul karena saya di Madura dan anak saya di Malang, baik, ramah anaknya, sama orang tua itu juga hormat. Yang kemarin ini (terbang kejadian) tidak pamit. Dia cuma sempat bilang mau mengantarkan anaknya pelantikan taruna," kata Santini.

Sang ibu terakhir kali berkomunikasi dengan Subhan, saat ia akan terbang pada Kamis kemarin sebelum kejadian. Menurutnya, sang anak kendati telah menikah dan memiliki anak biasanya selalu menceritakan apa yang akan dikerjakannya.

"Komunikasi setiap hari sama istrinya, tapi kemarin cuma pulang mau mengantarkan anaknya pelantikan taruna," tukasnya.

Marsekal Pertama TNI Anumerta Subhan menjadi satu dari empat korban pesawat yang jatuh di Pasuruan. Sosok kelahiran Pamekasan ini menerima penghargaan kenaikan pangkat luar biasa karena meninggal dunia saat menjalankan tugas.

kecelakaan dua pesawat TNI AU jenis Super Tucano terjadi di perbukitan Pegunungan Tengger tepatnya di Dusun Keduwung, Desa Jimbaran, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Kedua pesawat ini bersama dua pesawat lainnya tengah menjalani latihan formasi terbang dari Lanud Abdulrahman Saleh Malang, pada Kamis pagi (16/11/2023) sekitar pukul 10.51 WIB.

Dimana untuk pesawat dengan nomor ekor TT-3111, kedua awak di dalamnya adalah Letkol Pnb Sandhra Gunawan (Frontseater) dan Kolonel Adm Widiono (Backseater). Sementara untuk pesawat bernomor eko TT-3103, dua awak di dalamnya yakni Mayor Pnb Yuda A. Seta (Frontseater) dan Kolonel Pnb Subhan (Backseater).

Kemudian, dugaan cuaca buruk berupa gumpalan awan menyelimuti sekitar lokasi kejadian. Empat pesawat sempat masuk ke dalam awan itu, dimana dua pesawat berhasil lolos dan keluar dari awan. Sementara dua pesawat lain hilang kontak hingga dinyatakan ditemukan terjatuh pada pukul 11.18 WIB.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1681 seconds (0.1#10.140)