Profil Penerbang di 2 Pesawat Super Tucano yang Jatuh, 1 Raih Seribu Jam Terbang saat Pangkat Mayor
loading...
A
A
A
PASURUAN - Empat orang penerbang berada di dalam dua pesawat tempur Super Tucano TNI AU, yang jatuh di kaki Gunung Bromo, Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Hingga kini, kondisi keempatnya belum diketahui karena masih dilakukan proses evakuasi.
Pesawat Super Tucano dari Skadron Udara 21 lanud Abdulrachman Saleh Malang yang mengalami kecelakaan, yakni bernomor seri TT-3111, dan TT-3103. Pesawat tempur bernomor TT 3111 diterbangkan Letkol Pnb. Sandhra Gunawan, dan awak pesawat Kolonel Adm. Widiono.
Sementara untuk pesawat Super Tucano bernomor seri TT 3103 diterbangkan Mayor Pnb Yuda A. Seta, dan awak pesawat Kolonel Pnb Subhan. Dari keterangan Camat Puspo, Edi Santoso pesawat tempur taktis tersebut jatuh di ladang kentang, dan di tebing Watu Gedek.
Dilansir dari tni-au.mil.id, Letkol Pnb. Sandra Gunawan yang memiliki julukan "Chevron Barracuda", telah memiliki seribu jam terbang bersama pesawat Super Tucano, pada tahun 2019. Tepatnya, saat Chevron Barracuda masih berpangkat mayor penerbang.
Dari data tni-au.mil.id, diketahui Sandra Gunawan lebih dahulu menerbangkan pesawat OV 10 F Bronco Skadrin Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, pada tahun 2007. Pesawat OV 10 F Bronco, akhirnya dilarang terbang setelah mengalami kecelakaan di ujung landasan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, pada tahun 2007.
Saat OV 10 F Bronco dilarang terbang, dan Skadron Udara 21 belum memiliki pesawat, Sandra Gunawan sempat tugas sebagai penerbang pesawat Cassa 212 Skadron Udara 4, dan C-130 Hercules di Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh.
Dia kembali bergabung dengan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, pada tahun 2012 saat pesawat tempur taktis Super Tucano mulai didatangkan dari Brazil, dan dioperasikan sebagai kekuatan tempur serta latih.
Sandra Gunawan merupakan alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2004, dan peraih predikat siswa terbaik dalam pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan ke-56 pada tahun 2018.
Lihat Juga: 4 Penumpang Pesawat SAM Air Tewas usai Jatuh di Dekat Bandara Pohuwato, Ini Identitasnya
Pesawat Super Tucano dari Skadron Udara 21 lanud Abdulrachman Saleh Malang yang mengalami kecelakaan, yakni bernomor seri TT-3111, dan TT-3103. Pesawat tempur bernomor TT 3111 diterbangkan Letkol Pnb. Sandhra Gunawan, dan awak pesawat Kolonel Adm. Widiono.
Sementara untuk pesawat Super Tucano bernomor seri TT 3103 diterbangkan Mayor Pnb Yuda A. Seta, dan awak pesawat Kolonel Pnb Subhan. Dari keterangan Camat Puspo, Edi Santoso pesawat tempur taktis tersebut jatuh di ladang kentang, dan di tebing Watu Gedek.
Dilansir dari tni-au.mil.id, Letkol Pnb. Sandra Gunawan yang memiliki julukan "Chevron Barracuda", telah memiliki seribu jam terbang bersama pesawat Super Tucano, pada tahun 2019. Tepatnya, saat Chevron Barracuda masih berpangkat mayor penerbang.
Dari data tni-au.mil.id, diketahui Sandra Gunawan lebih dahulu menerbangkan pesawat OV 10 F Bronco Skadrin Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, pada tahun 2007. Pesawat OV 10 F Bronco, akhirnya dilarang terbang setelah mengalami kecelakaan di ujung landasan Lanud Abdulrachman Saleh Malang, pada tahun 2007.
Saat OV 10 F Bronco dilarang terbang, dan Skadron Udara 21 belum memiliki pesawat, Sandra Gunawan sempat tugas sebagai penerbang pesawat Cassa 212 Skadron Udara 4, dan C-130 Hercules di Skadron Udara 32 Lanud Abdulrachman Saleh.
Baca Juga
Dia kembali bergabung dengan Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh, pada tahun 2012 saat pesawat tempur taktis Super Tucano mulai didatangkan dari Brazil, dan dioperasikan sebagai kekuatan tempur serta latih.
Sandra Gunawan merupakan alumni Akademi Angkatan Udara (AAU) tahun 2004, dan peraih predikat siswa terbaik dalam pendidikan Sekolah Staf dan Komando Angkatan Udara (Seskoau) Angkatan ke-56 pada tahun 2018.
Lihat Juga: 4 Penumpang Pesawat SAM Air Tewas usai Jatuh di Dekat Bandara Pohuwato, Ini Identitasnya
(eyt)