2 Pesawat Tempur Super Tucano Jatuh di Kaki Gunung Bromo, Begini Penampakannya
loading...
A
A
A
PASURUAN - Pesawat tempur Super Tucano dari Skadron Udara 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang, mengalami kecelakaan dan jatuh di kaki Gunung Bromo, Desa Keduwung, Kecamatan Puspo, Kabupaten Pasuruan. Pesawat tempur taktis yang jatuh diketahui memiliki nomor seri TT-3111, dan TT-3103.
Dua pesawat tersebut, diterbangkan empat awak pesawat. Untuk pesawat bernomor seri TT-3111 di terbangkan Letkol Pnb Sandhra Gunawan, dan Kolonel Adm Widiono. Sedangkan pesawat bernomor seri TT 3103 diterbangkan Mayor Pnb Yuda A. Seta, dan Kolonel Pnb Subhan.
Camat Puspo, Edi Santoso menyebutkan, dari keterangan yang disampaikan warga, ada dua pesawat yang jatuh. Satu pesawat jatuh menabrak tebing Watu Gedek, dan satu lagi jatuh di lahan kentang milik warga.
"Pesawat yang jatuh di tebing Watu Gedek, kondisinya hancur. Sementara pesawat yang jatuh di ladang kentang, kondisinya terbalik dan terbakar. Saat pesawat jatuh di lahan kentang, tidak ada warga yang berada di lahan tersebut," ungkap Edi.
Warga juga sempat melihat ada kaki manusia di reruntuhan pesawat yang jatuh di Watu Gedek, namun warga belum berani mendekat. "Lokasi berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan sulit sinyal. Kami menunggu bantuan dari BPBD," ujarnya.
Kondisi para korban belum diketahui, karena titik lokasi jatuhnya pesawat di Watu Gedek sulit dijangkau. Sementara satu pesawat lagi kondisinya masih terbakar, sehingga warga belum berani untuk mendekatinya.
Dua pesawat tersebut, diterbangkan empat awak pesawat. Untuk pesawat bernomor seri TT-3111 di terbangkan Letkol Pnb Sandhra Gunawan, dan Kolonel Adm Widiono. Sedangkan pesawat bernomor seri TT 3103 diterbangkan Mayor Pnb Yuda A. Seta, dan Kolonel Pnb Subhan.
Camat Puspo, Edi Santoso menyebutkan, dari keterangan yang disampaikan warga, ada dua pesawat yang jatuh. Satu pesawat jatuh menabrak tebing Watu Gedek, dan satu lagi jatuh di lahan kentang milik warga.
Baca Juga
"Pesawat yang jatuh di tebing Watu Gedek, kondisinya hancur. Sementara pesawat yang jatuh di ladang kentang, kondisinya terbalik dan terbakar. Saat pesawat jatuh di lahan kentang, tidak ada warga yang berada di lahan tersebut," ungkap Edi.
Warga juga sempat melihat ada kaki manusia di reruntuhan pesawat yang jatuh di Watu Gedek, namun warga belum berani mendekat. "Lokasi berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (mdpl), dan sulit sinyal. Kami menunggu bantuan dari BPBD," ujarnya.
Kondisi para korban belum diketahui, karena titik lokasi jatuhnya pesawat di Watu Gedek sulit dijangkau. Sementara satu pesawat lagi kondisinya masih terbakar, sehingga warga belum berani untuk mendekatinya.
(eyt)