Wisatawan di Jateng Melejit Pasca Pandemi, Ketua DPRD Jateng Ungkap Beberapa Hal Harus Dibenahi
loading...
A
A
A
SEMARANG - Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah Sumanto optimis perihal sektor pariwisata di Jateng kedepannya dapat meningkat pesat. Pasalnya, capaian realisasi pada tahun 2022 menembus angka 45 juta wisatawan dari semula targetnya yakni 11,5 juta yang telah ditetapkan oleh Disporapar Jateng.
Sumanto menuturkan bahwa jumlah wisatawan yang menyentuh angka hingga tiga kali lipat dari target tersebut tak terlepas dari perilaku wisata yang kini sudah menjadi kebutuhan di masyarakat.
“Momentum ini harus kita gunakan untuk berbenah, khususnya membenahi wisata-wisata yang ada di Jawa Tengah,” ujar Sumanto dalam tayangan Podcast Parlemen: 'Design Pariwisata Jawa Tengah' pada Minggu (29/10/2023).
Peningkatan pariwisata yang ia maksud harus berdampak secara luas. Artinya, pengunjung yang berwisata di Jawa Tengah sekaligus bisa menjadi promotor kepada khalayak umum agar dapat terpikat untuk berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) di Provinsi Jateng.
Terkait peningkatan kualitas wisata itu, Sumanto juga menyebutkan beberapa aspek yang mesti dibenahi, khususnya bagi pelaku wisata. Poin utama yang ia sampaikan yakni kebersihan. “Selain kebersihan, pelaku wisata harus memperhatikan keluhan pengunjung yang masuk. Kemudian aspek keamanan dan juga tempat parkir itu juga sangat penting,” ucapnya.
Menurutnya, eksistensi UMKM menjadi hal yang cukup penting dan tak boleh dilupakan, lantaran UMKM dapat memberikan nilai tambah terhadap DTW yang ada di Jateng.
“Kalau ada wisata dan UMKM di situ, otomatis masyarakatnya akan tumbuh dengan sendirinya. Ini perlu ada desainnya, jangan sampai UMKM itu tumbuh namun tidak didesain, bisa jadi tempatnya akan jadi berantakan dan kumuh,” ujar Sumanto.
Jawa Tengah memiliki ratusan desa wisata yang masih harus dikembangkan agar potensinya semakin maksimal. Menurut legislator PDI Perjuangan itu, perangkat desa mulai membuka pintu untuk bekerja sama dengan berbagai universitas di Jateng melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Saya imbau kepada teman-teman kepala desa, banyaklah konsultasi ke universitas ternama yang ada di Jateng. Saya yakin mereka senang dan mau mendampingi, sehingga mereka mengirimkan mahasiswanya dan dosen untuk mengabdi serta mengembangkan desa wisata yang ada,” ujarnya.
DTW Jateng Sangat Potensial, namun Belum Dimanfaatkan dengan Maksimal
DTW yang tersebar di Jateng, menurut Sumanto, sangat potensial. Alasannya, tak hanya wisata alam saja yang disuguhkan di provinsi yang memiliki 35 kabupaten/kota ini, namun berbagai jenis DTW seperti wisata sejarah, religi, hingga wisata laut seperti Karimun Jawa yang menjadi primadona ada di Jawa Tengah.
Kendati demikian, Sumanto menilai DTW ini belum digenjot secara maksimal. “Kalau maksimal belum , tetapi sudah ada pembenahan,” ucapnya.
Pihaknya menyebutkan Karimun Jawa masih menjadi salah satu primadona yang dimiliki oleh Jateng, namun tak lupa juga agar tetap gencar menawarkan promosi yang efektif.
“Perlu ada peningkatan misalnya di bagian manajemen wisata. Ini sangat potensial ya, terlebih wisatawan mancanegara sudah sering ke sana (Karimun Jawa), artinya kan kita punya potensi di situ. Makanya penting bagi pemerintah daerah untuk fokus di sana,” ucapnya.
Lebih lanjut, promosi yang dilakukan harus dibarengi dengan perbaikan infrastruktur. Utamanya ialah akses menuju DTW. “Akses jalannya itu harus disiapkan. Jangan sampai setelah kita promosi, pengunjung malah kecewa, jadi infrastruktur pendukung harus disiapkan dengan matang,” ucapnya sebagai penutup.
Sumanto menuturkan bahwa jumlah wisatawan yang menyentuh angka hingga tiga kali lipat dari target tersebut tak terlepas dari perilaku wisata yang kini sudah menjadi kebutuhan di masyarakat.
“Momentum ini harus kita gunakan untuk berbenah, khususnya membenahi wisata-wisata yang ada di Jawa Tengah,” ujar Sumanto dalam tayangan Podcast Parlemen: 'Design Pariwisata Jawa Tengah' pada Minggu (29/10/2023).
Peningkatan pariwisata yang ia maksud harus berdampak secara luas. Artinya, pengunjung yang berwisata di Jawa Tengah sekaligus bisa menjadi promotor kepada khalayak umum agar dapat terpikat untuk berkunjung ke Daya Tarik Wisata (DTW) di Provinsi Jateng.
Terkait peningkatan kualitas wisata itu, Sumanto juga menyebutkan beberapa aspek yang mesti dibenahi, khususnya bagi pelaku wisata. Poin utama yang ia sampaikan yakni kebersihan. “Selain kebersihan, pelaku wisata harus memperhatikan keluhan pengunjung yang masuk. Kemudian aspek keamanan dan juga tempat parkir itu juga sangat penting,” ucapnya.
Menurutnya, eksistensi UMKM menjadi hal yang cukup penting dan tak boleh dilupakan, lantaran UMKM dapat memberikan nilai tambah terhadap DTW yang ada di Jateng.
“Kalau ada wisata dan UMKM di situ, otomatis masyarakatnya akan tumbuh dengan sendirinya. Ini perlu ada desainnya, jangan sampai UMKM itu tumbuh namun tidak didesain, bisa jadi tempatnya akan jadi berantakan dan kumuh,” ujar Sumanto.
Jawa Tengah memiliki ratusan desa wisata yang masih harus dikembangkan agar potensinya semakin maksimal. Menurut legislator PDI Perjuangan itu, perangkat desa mulai membuka pintu untuk bekerja sama dengan berbagai universitas di Jateng melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN).
“Saya imbau kepada teman-teman kepala desa, banyaklah konsultasi ke universitas ternama yang ada di Jateng. Saya yakin mereka senang dan mau mendampingi, sehingga mereka mengirimkan mahasiswanya dan dosen untuk mengabdi serta mengembangkan desa wisata yang ada,” ujarnya.
DTW Jateng Sangat Potensial, namun Belum Dimanfaatkan dengan Maksimal
DTW yang tersebar di Jateng, menurut Sumanto, sangat potensial. Alasannya, tak hanya wisata alam saja yang disuguhkan di provinsi yang memiliki 35 kabupaten/kota ini, namun berbagai jenis DTW seperti wisata sejarah, religi, hingga wisata laut seperti Karimun Jawa yang menjadi primadona ada di Jawa Tengah.
Kendati demikian, Sumanto menilai DTW ini belum digenjot secara maksimal. “Kalau maksimal belum , tetapi sudah ada pembenahan,” ucapnya.
Pihaknya menyebutkan Karimun Jawa masih menjadi salah satu primadona yang dimiliki oleh Jateng, namun tak lupa juga agar tetap gencar menawarkan promosi yang efektif.
“Perlu ada peningkatan misalnya di bagian manajemen wisata. Ini sangat potensial ya, terlebih wisatawan mancanegara sudah sering ke sana (Karimun Jawa), artinya kan kita punya potensi di situ. Makanya penting bagi pemerintah daerah untuk fokus di sana,” ucapnya.
Lebih lanjut, promosi yang dilakukan harus dibarengi dengan perbaikan infrastruktur. Utamanya ialah akses menuju DTW. “Akses jalannya itu harus disiapkan. Jangan sampai setelah kita promosi, pengunjung malah kecewa, jadi infrastruktur pendukung harus disiapkan dengan matang,” ucapnya sebagai penutup.
(dsa)