Mengenal Dinasti Madura, Trah Kerajaan yang Siap Menangkan Ganjar Pranowo
loading...
A
A
A
BANGKALAN - Dinasti Madura, yang terdiri dari para raja, sultan, dan tokoh masyarakat adat dari seluruh Madura, secara tegas menyatakan dukungannya untuk Calon Presiden Ganjar Pranowo dalam Pilpres 2024.
Bersama dengan sukarelawan Dinasti Nusantara, mereka berkomitmen untuk memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres mendatang.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam forum diskusi dan silaturahmi yang digelar dalam rangka Festival Adat dan Budaya Madura (FABM) di Aula Hotel Syariah Bangkalan, Jawa Timur.
Irawan Haryonowiro Adiningrat, perwakilan dari Keraton Sembilangan Bangkalan Madura, menekankan keyakinan Dinasti Madura terhadap kemampuan Ganjar Pranowo dalam memelihara dan melestarikan adat dan budaya kerajaan di masa depan.
Irawan menggarisbawahi rekam jejak ayah dari Alam Ganjar tersebut yang menunjukkan rasa peduli dan perhatiannya terhadap adat dan kebudayaan nusantara selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
"Beliau bisa (melestarikan adat dan budaya), apalagi jika interaksi ini bisa berjalan dengan baik. Kami yakin beliau pasti bisa," ungkap Irawan kepada salah satu media nasional.
Dinasti Madura juga memberikan pengenalan kepada raja, sultan, dan tokoh masyarakat adat dari Madura terkait latar belakang mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut yang memiliki garis keturunan dari keluarga kerajaan di wilayah Sunda dan Jawa.
Dalam acara tersebut, para anggota Dinasti Madura menandatangani surat pernyataan dan spanduk yang menegaskan dukungan mereka terhadap Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden RI untuk periode 2024-2029.
Dengan sikap tegas dan komitmen mereka, Dinasti Madura menunjukkan kepercayaan mereka terhadap visi dan komitmen Ganjar Pranowo dalam menjaga warisan adat dan budaya yang kaya dari Madura, serta dalam memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Kisah Dinasti Madura yang Mendukung Ganjar Pranowo: Terbagi 2 & Pernah Dipimpin Perempuan
Sejarah pulau Madura telah melahirkan dua dinasti besar yang menguasai wilayah tersebut pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda dan Kerajaan Islam.
Kedua dinasti tersebut, dinasti Cakraningrat dan dinasti Cakranagara, memegang kendali atas Madura Barat dan Madura Timur.
Meskipun jarang diperhatikan, dinasti kekuasaan di Madura, terutama di wilayah Timur, sebenarnya ditentukan oleh kepemimpinan seorang perempuan.
Hal ini terungkap melalui kisah-kisah bersejarah yang melibatkan peran penting perempuan dalam menentukan arah kekuasaan di pulau Madura.
Pada saat penguasa pertama Kadipaten Sumenep, Tumenggung Yudanagara, meninggal pada tahun 1684, keempat anak perempuannya menjadi poin kunci dalam penentuan suksesi kekuasaan.
Sesuai dengan tradisi adat, perempuan diizinkan untuk menjadi wali namun tidak boleh secara resmi naik takhta.
Raden Ayu Artak, putri sulung Yudanagara, akhirnya memainkan peran penting dalam menentukan suksesi kekuasaan dengan menempatkan suaminya, Pangeran Panji Pulangjiwa, di atas takhta Kadipaten Sumenep.
Meskipun menghadapi konflik dan tantangan, peran Raden Ayu Artak dalam penentuan penerus kekuasaan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Kisah berlanjut dengan perceraian dan peristiwa kematian yang mencurigakan terkait kepemimpinan di Kadipaten Sumenep.
Walaupun mengalami berbagai kesulitan suksesi, dinasti Cakranagara terus menunjukkan ketangguhan dengan kepemimpinan perempuan yang berwatak kuat, seperti Raden Ayu Cakranagara dan Raden Ayu Tirtanagara.
Meskipun dinasti Madura ini kerap kali terbuka pada berbagai intrik politik, perempuan-perempuan ini mampu memainkan peran penting dalam sejarah kepemimpinan di wilayah Madura.
Demikian kisah dari dinasti Madura, trah kerajaan pendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024 bersama dengan putra kelahiran pulau tersebut yaitu Mahfud MD. Semoga bermanfaat.
Bersama dengan sukarelawan Dinasti Nusantara, mereka berkomitmen untuk memenangkan Ganjar Pranowo di Pilpres mendatang.
Pernyataan tersebut diungkapkan dalam forum diskusi dan silaturahmi yang digelar dalam rangka Festival Adat dan Budaya Madura (FABM) di Aula Hotel Syariah Bangkalan, Jawa Timur.
Irawan Haryonowiro Adiningrat, perwakilan dari Keraton Sembilangan Bangkalan Madura, menekankan keyakinan Dinasti Madura terhadap kemampuan Ganjar Pranowo dalam memelihara dan melestarikan adat dan budaya kerajaan di masa depan.
Irawan menggarisbawahi rekam jejak ayah dari Alam Ganjar tersebut yang menunjukkan rasa peduli dan perhatiannya terhadap adat dan kebudayaan nusantara selama masa jabatannya sebagai Gubernur Jawa Tengah selama dua periode.
"Beliau bisa (melestarikan adat dan budaya), apalagi jika interaksi ini bisa berjalan dengan baik. Kami yakin beliau pasti bisa," ungkap Irawan kepada salah satu media nasional.
Dinasti Madura juga memberikan pengenalan kepada raja, sultan, dan tokoh masyarakat adat dari Madura terkait latar belakang mantan Gubernur Jawa Tengah dua periode tersebut yang memiliki garis keturunan dari keluarga kerajaan di wilayah Sunda dan Jawa.
Dalam acara tersebut, para anggota Dinasti Madura menandatangani surat pernyataan dan spanduk yang menegaskan dukungan mereka terhadap Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden RI untuk periode 2024-2029.
Dengan sikap tegas dan komitmen mereka, Dinasti Madura menunjukkan kepercayaan mereka terhadap visi dan komitmen Ganjar Pranowo dalam menjaga warisan adat dan budaya yang kaya dari Madura, serta dalam memajukan Indonesia ke arah yang lebih baik.
Kisah Dinasti Madura yang Mendukung Ganjar Pranowo: Terbagi 2 & Pernah Dipimpin Perempuan
Sejarah pulau Madura telah melahirkan dua dinasti besar yang menguasai wilayah tersebut pada masa Pemerintahan Kolonial Belanda dan Kerajaan Islam.
Kedua dinasti tersebut, dinasti Cakraningrat dan dinasti Cakranagara, memegang kendali atas Madura Barat dan Madura Timur.
Meskipun jarang diperhatikan, dinasti kekuasaan di Madura, terutama di wilayah Timur, sebenarnya ditentukan oleh kepemimpinan seorang perempuan.
Hal ini terungkap melalui kisah-kisah bersejarah yang melibatkan peran penting perempuan dalam menentukan arah kekuasaan di pulau Madura.
Pada saat penguasa pertama Kadipaten Sumenep, Tumenggung Yudanagara, meninggal pada tahun 1684, keempat anak perempuannya menjadi poin kunci dalam penentuan suksesi kekuasaan.
Sesuai dengan tradisi adat, perempuan diizinkan untuk menjadi wali namun tidak boleh secara resmi naik takhta.
Raden Ayu Artak, putri sulung Yudanagara, akhirnya memainkan peran penting dalam menentukan suksesi kekuasaan dengan menempatkan suaminya, Pangeran Panji Pulangjiwa, di atas takhta Kadipaten Sumenep.
Meskipun menghadapi konflik dan tantangan, peran Raden Ayu Artak dalam penentuan penerus kekuasaan tidak dapat dipandang sebelah mata.
Kisah berlanjut dengan perceraian dan peristiwa kematian yang mencurigakan terkait kepemimpinan di Kadipaten Sumenep.
Walaupun mengalami berbagai kesulitan suksesi, dinasti Cakranagara terus menunjukkan ketangguhan dengan kepemimpinan perempuan yang berwatak kuat, seperti Raden Ayu Cakranagara dan Raden Ayu Tirtanagara.
Meskipun dinasti Madura ini kerap kali terbuka pada berbagai intrik politik, perempuan-perempuan ini mampu memainkan peran penting dalam sejarah kepemimpinan di wilayah Madura.
Demikian kisah dari dinasti Madura, trah kerajaan pendukung Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden 2024 bersama dengan putra kelahiran pulau tersebut yaitu Mahfud MD. Semoga bermanfaat.
(ams)