Asal-usul Nama dan Sejarah Trenggalek, Kabupaten yang Dijuluki Kota Gaplek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Trenggalek merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Timur . Daerah ini terletak di pesisir pantai selatan dan mempunyai batas wilayah dengan beberapa kabupaten.
Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah utara dan Kabupaten Tulungagung di sebelah timur. Kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo.
Trenggalek memiliki luas wilayahnya mencapai 1.261,40 km2 yang terbagi menjadi 14 Kecamatan dan 157 desa. Dari seluruh wilayah yang dimilikinya, terdapat asal-usul sejarah yang menarik untuk dibahas.
Dikutip dari laman Kemendikbud, perjalanan sejarah Trenggalek dimulai pada masa prasejarah. Ada sebuah peninggalan tanda-tanda di suatu tempat berdasarkan penemuan artefak-artefak dan adanya batu peninggalan berupa alat rumah tangga, alat berburu dan sebagainya.
Daerah yang dijuluki dengan Kota Gaplek ini sejak zaman prasejarah sudah menjadi jalur lalu lintas mulai dari Barat Sampung Ponorogo-Pacitan dan juga dari Timur Wajak menuju Tulung dengan melewati rute darat dan juga laut.
Masuknya agama Hindu telah melahirkan Kerajaan-kerajaan Hindu, begitu pula dengan datangnya agama Islam dan juga agama Budha.
Kedatangan Mpu Sindok dari Mataram menuju Timur tercatat mendirikan sebuah kerajaan bernama Kahuripan. Kala itu dirinya dilindungi oleh Kademangan Kampak saat melakukan pelarian ke wilayah timur.
Atas jasanya itu, Kademangan Kampak kemudian diangkat daerahnya menjadi daerah Sima Perdikan atau Swatantra atau daerah otonomi setara dengan kadipaten yang membawahi beberapa kademangan-kademangan. Peresmian itu telah tertulis jelas dalam prasasti Kampak pada tahun 1851 saka atau 929 masehi.
Kamulan merupakan sebuah prasasti yang lengkap dalam menyebutkan kapan dibuatnya dan siapa yang memerintahkan untuk membuatnya. Dalam prasasti ini telah dicatatkan tanggal pembentukan dari Kabupaten Trenggalek yakni pada tanggal 31 Agustus 1194.
Dalam prasasti kamulan dituliskan bahwa pembuatan atau peresmian dari Kabupaten Trenggalek yakni tahun 1116 Caka (1194 M) dikeluarkan oleh Raja Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawantara Anindita Srenggalancana Digjaya Uttunggadewa atau biasa dikenal dengan nama Kertajaya.
Dalam masa pasca prasasti kawulan, Trenggalek berada dibawah kekuasaan dari Kerajaan Kediri dengan bukti adanya pengaruh kebudayaan kediri kala itu. Setelah berada di bawah kekuasaan Majapahit terbukti adanya peninggalan-peninggalan yang tersebar di beberapa wilayah berupa Lingga-Yoni.
Sepanjang sejarah pembentukannya, Trenggalek merupakan sebuah wilayah pemerintahan yang terus berjalan dan tetap sebagai daerah otonomi.
Trenggalek dulunya merupakan sebuah tempat yang jauh (pedalaman) dari ibu kota pusat pemerintahan Mataram, Kahuripan, Kediri dan juga Majapahit. Oleh karena itu lahirlah kata-kata Trenggale. Treng artinya jauh atau dalam, sedangkan Gale artinya tempat atau menolak.
Dengan demikian, Trenggale mempunyai makna tempat yang jauh atau pedalaman tempat menolak mara bahaya. Berangkat dari kata Trenggale lama-lama berubah menjadi kata Trenggalek atau Trenggalih.
Namun, menurut manurskrip yang dikoleksi oleh Keraton Surakarta, Trenggalek dimaknai sebagai “Daerah produksi gaplek” atau makanan tradisional yang terbuat dari singkong.
Lihat Juga: Ajaib! Letkol Hanandjoeddin Lepas dari Kepungan Pasukan Gaib Jawa Kuno usai Kumandangkan Istighfar
Kabupaten Trenggalek berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo di sebelah utara dan Kabupaten Tulungagung di sebelah timur. Kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Hindia dan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Pacitan dan Kabupaten Ponorogo.
Trenggalek memiliki luas wilayahnya mencapai 1.261,40 km2 yang terbagi menjadi 14 Kecamatan dan 157 desa. Dari seluruh wilayah yang dimilikinya, terdapat asal-usul sejarah yang menarik untuk dibahas.
Sejarah Trenggalek
Dikutip dari laman Kemendikbud, perjalanan sejarah Trenggalek dimulai pada masa prasejarah. Ada sebuah peninggalan tanda-tanda di suatu tempat berdasarkan penemuan artefak-artefak dan adanya batu peninggalan berupa alat rumah tangga, alat berburu dan sebagainya.
Daerah yang dijuluki dengan Kota Gaplek ini sejak zaman prasejarah sudah menjadi jalur lalu lintas mulai dari Barat Sampung Ponorogo-Pacitan dan juga dari Timur Wajak menuju Tulung dengan melewati rute darat dan juga laut.
Masuknya agama Hindu telah melahirkan Kerajaan-kerajaan Hindu, begitu pula dengan datangnya agama Islam dan juga agama Budha.
Kedatangan Mpu Sindok dari Mataram menuju Timur tercatat mendirikan sebuah kerajaan bernama Kahuripan. Kala itu dirinya dilindungi oleh Kademangan Kampak saat melakukan pelarian ke wilayah timur.
Atas jasanya itu, Kademangan Kampak kemudian diangkat daerahnya menjadi daerah Sima Perdikan atau Swatantra atau daerah otonomi setara dengan kadipaten yang membawahi beberapa kademangan-kademangan. Peresmian itu telah tertulis jelas dalam prasasti Kampak pada tahun 1851 saka atau 929 masehi.
Kamulan merupakan sebuah prasasti yang lengkap dalam menyebutkan kapan dibuatnya dan siapa yang memerintahkan untuk membuatnya. Dalam prasasti ini telah dicatatkan tanggal pembentukan dari Kabupaten Trenggalek yakni pada tanggal 31 Agustus 1194.
Dalam prasasti kamulan dituliskan bahwa pembuatan atau peresmian dari Kabupaten Trenggalek yakni tahun 1116 Caka (1194 M) dikeluarkan oleh Raja Sri Maharaja Sri Sarweswara Triwikramawantara Anindita Srenggalancana Digjaya Uttunggadewa atau biasa dikenal dengan nama Kertajaya.
Dalam masa pasca prasasti kawulan, Trenggalek berada dibawah kekuasaan dari Kerajaan Kediri dengan bukti adanya pengaruh kebudayaan kediri kala itu. Setelah berada di bawah kekuasaan Majapahit terbukti adanya peninggalan-peninggalan yang tersebar di beberapa wilayah berupa Lingga-Yoni.
Sepanjang sejarah pembentukannya, Trenggalek merupakan sebuah wilayah pemerintahan yang terus berjalan dan tetap sebagai daerah otonomi.
Asal-usul Nama Trenggalek
Trenggalek dulunya merupakan sebuah tempat yang jauh (pedalaman) dari ibu kota pusat pemerintahan Mataram, Kahuripan, Kediri dan juga Majapahit. Oleh karena itu lahirlah kata-kata Trenggale. Treng artinya jauh atau dalam, sedangkan Gale artinya tempat atau menolak.
Dengan demikian, Trenggale mempunyai makna tempat yang jauh atau pedalaman tempat menolak mara bahaya. Berangkat dari kata Trenggale lama-lama berubah menjadi kata Trenggalek atau Trenggalih.
Namun, menurut manurskrip yang dikoleksi oleh Keraton Surakarta, Trenggalek dimaknai sebagai “Daerah produksi gaplek” atau makanan tradisional yang terbuat dari singkong.
Lihat Juga: Ajaib! Letkol Hanandjoeddin Lepas dari Kepungan Pasukan Gaib Jawa Kuno usai Kumandangkan Istighfar
(okt)