Solar Langka dan Tak Bisa melaut, Nelayan Natuna Geruduk SPBU
loading...
A
A
A
NATUNA - Solar bersubsidi khusus untuk nelayan di Kabupaten Natuna, langka. Kondisi ini membuat para nelayan di pulau terluar Indonesia tersebut, tak dapat melaut. Mereka mendatangi SPBU khusus nelayan, untuk meminta kepastian mendapatkan solar bersubsidi sesuai kuota.
Para nelayan tersebut melakukan aksi protes di SPBU khusus nelayan, karena menduga ada permainan yang menyalahgunakan solar bersubsidi untuk nelayan, dan dijual ke pihak lain hingga mengakibatkan kelangkaan solar bersubsidi.
Puluhan perahu nelayan di Kabupaten Natuna, hanya bersandar di Pelabuhan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kabupaten Natuna, pasalnya para nelayan tidak mendapatkan solar subsidi.
Ketua Aliansi Nelayan Natuna, Henri mengatakan, biasanya para nelayan bisa mendapat solar subsidi sebanyak dua ton setiap bulan. "Kami datang ke SPBU khusus nelayan ini, untuk meminta penjelasan terkait jatah solar bersubsidi yang tidak sesuai rekomendasi," ungkapnya.
Para nelayan meminta kepada pemerintah, agar dapat mengatasi permasalahan kekurangan kuota BBM subsidi untuk nelayan di Kabupaten Natuna. Selain itu, agar segera melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang menyalahgunakan BBM bersubsidi untuk nelayan.
Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan mengatakan, kuota BBM satu harga untuk nelayan sebanyak 116 kilo liter setiap bulan. Sementara jumlah kuota solar untuk memenuhi kebutuhan nelayan sebanyak 150 kilo liter. "Kondisi ini sudah sejak lama terjadi, bahkan sejak program BBM satu harga dicanangkan pemerintah," terangnya.
Para nelayan tersebut melakukan aksi protes di SPBU khusus nelayan, karena menduga ada permainan yang menyalahgunakan solar bersubsidi untuk nelayan, dan dijual ke pihak lain hingga mengakibatkan kelangkaan solar bersubsidi.
Puluhan perahu nelayan di Kabupaten Natuna, hanya bersandar di Pelabuhan Teluk Baruk, Desa Sepempang, Kabupaten Natuna, pasalnya para nelayan tidak mendapatkan solar subsidi.
Ketua Aliansi Nelayan Natuna, Henri mengatakan, biasanya para nelayan bisa mendapat solar subsidi sebanyak dua ton setiap bulan. "Kami datang ke SPBU khusus nelayan ini, untuk meminta penjelasan terkait jatah solar bersubsidi yang tidak sesuai rekomendasi," ungkapnya.
Para nelayan meminta kepada pemerintah, agar dapat mengatasi permasalahan kekurangan kuota BBM subsidi untuk nelayan di Kabupaten Natuna. Selain itu, agar segera melakukan tindakan tegas terhadap oknum yang menyalahgunakan BBM bersubsidi untuk nelayan.
Camat Bunguran Timur, Hamid Hasnan mengatakan, kuota BBM satu harga untuk nelayan sebanyak 116 kilo liter setiap bulan. Sementara jumlah kuota solar untuk memenuhi kebutuhan nelayan sebanyak 150 kilo liter. "Kondisi ini sudah sejak lama terjadi, bahkan sejak program BBM satu harga dicanangkan pemerintah," terangnya.
(eyt)