Viral Video Badai Pasir Terjang Kota Batu, Ini Penjelasan BPBD
loading...
A
A
A
KOTA BATU - Angin kencang yang menerbangkan pasir di Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu , Jatim menyita perhatian. Peristiwa ini diunggah oleh salah satu warga Kota Batu di media sosial dan tersebar.
Pada unggahannya di media sosial akun Instagram @malangraya_info menyertakan keterangan angin kencang terjadi kawasan Brakseng, Desa Sumberbrantas, Kota Batu, pada Selasa (17/10/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.
Terlihat dari video yang beredar di media sosial, angin kencang menerbangkan pasir-pasir. Kencangnya angin bahkan membuat efek seperti badai pasir melanda kawasan Brak Seng, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Selasa (17/10/2023).
Angin kencang yang menerbangkan pasir ini juga sempat membuat jarak pandang terganggu. Terlihat jarak pandang di kawasan Brakseng, Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Batu, menjadi terbatas. Debu itu juga membuat aktivitas salah satu kafe di sekitar Brakseng terganggu dan tutup.
Kasi Kedaruratan BPBD Kota Batu Doddy Fatturachman menyatakan, setiap tahun fenomena angin kencang memang terjadi ketika musim kemarau melanda. Ia pun membenarkan hal itu terjadi pada Selasa pagi (17/10/2023), tetapi tidak terjadi setiap hari.
"Enggak tiap hari, hari Minggu kalau enggak salah, kemarin enggak termasuk aman, sekarang angin kencang lagi enggak setiap hari, jadi memang tergantung cuacanya, enggak terus-terusan kondisinya," kata Doddy.
Soal debu yang berterbangan, berasal dari tanah pertanian kentang yang terbawa angin. Sebab, kondisi pertanian yang ada masih belum memasuki masa tanam. Meski begitu, debu yang berterbangan tidak sampai ke pusat Kota Batu.
"Di sana kan kalau musim kemarau istilahnya pengolahan tanah, jadi tanahnya belum ditanami, akhirnya tanahnya kebawa angin, pertanian kentang, tanahnya masih terbuka, di sana musim kemarau ya tanahnya kebawa angin," katanya.
Akibat kencang itu sendiri dikatakan Doddy, setidaknya ada dua pohon tumbang, yakni pohon cemara angin berdiameter 50 sentimeter dan tinggi 25 meter, serta satu pohon kukruk dengan diameter 20 sentimeter dan tinggi 15 meter roboh menimpa bangunan rumah dan warung milik Sri Wahyudi di Jalan Raya Cangar - Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
"Tidak ada korban luka, atau korban jiwa dalam peristiwa ini. Tim sudah melakukan penanganan evakuasi pohon dan bangunan yang rusak," ujarnya.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker guna menghindari penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA). Namun, pihaknya belum menerima laporan adanya warga Sumberbrantas yang terkena ISPA. Selain itu, ia juga menghimbau kepada warga untuk menghindari berhenti di bawah pohon yang rawan tumbang.
"Cuaca seperti ini, minimal masyarakat harus tahu atau paham terkait risiko bencana, ini musimnya kemarau, angin kencang, ya berhati-hati terhadap pohon-pohon yang rawan, jangan berdiam dibawah pohon yang rawan tumbang," katanya.
Lebih lanjut, bagi wisatawan yang melewati pusat Kota Batu dan ingin berkunjung ke tempat wisata Pemandian Air Panas Cangar juga masih tergolong aman. Pemerintah setempat tidak melakukan penutupan jalan.
"Tidak, kalau saya rasa masih aman belum terlalu signifikan untuk kondisi angin, tetapi tetap waspadai pohon-pohon di tepi jalan yang rawan tumbang. Mungkin nanti memasuki musim penghujan kondisi seperti ini sudah berhenti, memang ini cuacanya El Nino tidak bisa diprediksi," paparnya.
Sebagai informasi, angin kencang parah pernah melanda Desa Sumberbrantas, Kota Batu pada tahun 2019 lalu. Saat itu, puluhan rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan, dan sejumlah lebih dari 1.000 warga sempat diungsikan.
Pada unggahannya di media sosial akun Instagram @malangraya_info menyertakan keterangan angin kencang terjadi kawasan Brakseng, Desa Sumberbrantas, Kota Batu, pada Selasa (17/10/2023) sekitar pukul 10.00 WIB.
Terlihat dari video yang beredar di media sosial, angin kencang menerbangkan pasir-pasir. Kencangnya angin bahkan membuat efek seperti badai pasir melanda kawasan Brak Seng, Desa Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu, pada Selasa (17/10/2023).
Angin kencang yang menerbangkan pasir ini juga sempat membuat jarak pandang terganggu. Terlihat jarak pandang di kawasan Brakseng, Desa Sumberbrantas, Bumiaji, Kota Batu, menjadi terbatas. Debu itu juga membuat aktivitas salah satu kafe di sekitar Brakseng terganggu dan tutup.
Kasi Kedaruratan BPBD Kota Batu Doddy Fatturachman menyatakan, setiap tahun fenomena angin kencang memang terjadi ketika musim kemarau melanda. Ia pun membenarkan hal itu terjadi pada Selasa pagi (17/10/2023), tetapi tidak terjadi setiap hari.
"Enggak tiap hari, hari Minggu kalau enggak salah, kemarin enggak termasuk aman, sekarang angin kencang lagi enggak setiap hari, jadi memang tergantung cuacanya, enggak terus-terusan kondisinya," kata Doddy.
Soal debu yang berterbangan, berasal dari tanah pertanian kentang yang terbawa angin. Sebab, kondisi pertanian yang ada masih belum memasuki masa tanam. Meski begitu, debu yang berterbangan tidak sampai ke pusat Kota Batu.
"Di sana kan kalau musim kemarau istilahnya pengolahan tanah, jadi tanahnya belum ditanami, akhirnya tanahnya kebawa angin, pertanian kentang, tanahnya masih terbuka, di sana musim kemarau ya tanahnya kebawa angin," katanya.
Akibat kencang itu sendiri dikatakan Doddy, setidaknya ada dua pohon tumbang, yakni pohon cemara angin berdiameter 50 sentimeter dan tinggi 25 meter, serta satu pohon kukruk dengan diameter 20 sentimeter dan tinggi 15 meter roboh menimpa bangunan rumah dan warung milik Sri Wahyudi di Jalan Raya Cangar - Sumberbrantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu.
"Tidak ada korban luka, atau korban jiwa dalam peristiwa ini. Tim sudah melakukan penanganan evakuasi pohon dan bangunan yang rusak," ujarnya.
Dia menghimbau kepada masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menggunakan masker guna menghindari penyakit Infeksi Saluran Pernafasan (ISPA). Namun, pihaknya belum menerima laporan adanya warga Sumberbrantas yang terkena ISPA. Selain itu, ia juga menghimbau kepada warga untuk menghindari berhenti di bawah pohon yang rawan tumbang.
"Cuaca seperti ini, minimal masyarakat harus tahu atau paham terkait risiko bencana, ini musimnya kemarau, angin kencang, ya berhati-hati terhadap pohon-pohon yang rawan, jangan berdiam dibawah pohon yang rawan tumbang," katanya.
Lebih lanjut, bagi wisatawan yang melewati pusat Kota Batu dan ingin berkunjung ke tempat wisata Pemandian Air Panas Cangar juga masih tergolong aman. Pemerintah setempat tidak melakukan penutupan jalan.
"Tidak, kalau saya rasa masih aman belum terlalu signifikan untuk kondisi angin, tetapi tetap waspadai pohon-pohon di tepi jalan yang rawan tumbang. Mungkin nanti memasuki musim penghujan kondisi seperti ini sudah berhenti, memang ini cuacanya El Nino tidak bisa diprediksi," paparnya.
Sebagai informasi, angin kencang parah pernah melanda Desa Sumberbrantas, Kota Batu pada tahun 2019 lalu. Saat itu, puluhan rumah dan fasilitas umum mengalami kerusakan, dan sejumlah lebih dari 1.000 warga sempat diungsikan.
(hri)