Ibadah di Tengah Pendemi COVID-19, Tadarus dengan Alquran Raksasa
loading...
A
A
A
BANYUWANGI - Pandemi COVID-19, tidak menyurutkan umat muslim di Banyuwangi untuk melaksanakan ibadah di bulan Ramadhan 1441 hijriyah ini. Salah satunya melaksanakan tadarus Alquran.
Namun berbeda degan di masjid lainnya, Jamaah Masjid Agung Baiturrohman Banyuwangi, Jawa Timur ini, melaksanakan tadarus menggunakan Alquran raksasa. Sangkin besarnya, untuk membuka lembar demi lembar halaman Alquran harus dilakukan oleh dua orang.
Kegiatan tadarus atau membaca Alquran di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Jawa Timur, di tengah pandemi COVID-19, masih berlangsung secara khusuk. Ayat-ayat suci Alquran terlantun secara indah.
Namun ada hal unik dan menarik dalam bertadarus di masjid agung yang berada di pusat kota Banyuwangi, Jawa Timur ini. Para qori’ atau pembaca Alquran melantunkan ayat-ayat suci dengan membaca Alquran berukuran besar.
Alquran ukuran raksasa ini dibuat dan ditulis tangan oleh Haji Abdul Karim dari Pondok Pesantren Bustanul Makmur, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur dan mulai dibaca di Masjid Agung Baiturromah sejak tahun 2011 lalu.
Alquran raksasa ini dibuat menggunakan kertas khusus yang di impor dari Jepang, dengan spesifikasi anti rayap dan bebas jamur. Dalam pembuatannya Alquran raksasa ini menghabiskan waktu selama 6 bulan.
Dalam satu malam, para qori atau pembaca Alquran yang berjumlah 7 hingga 10 orang ini bisa menyelesaikan minimal tiga juz. Para qori membaca secara bergantian, dengan dibantu seorang hafidz atau penghafal Alquran, untuk menyimak atau meneliti setiap ayat agar tidak salah.
Menurut Koordinator Tadarus Masjid Agung Baiturrohman, Achmad Rifa’i, kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 masih tetap berlangsung dengan tidak mengindahkan peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Selain menjaga jarak dalam beribadah, kata dia, semua jamaah juga harus mencuci tangan dan mengenakan masker sebelum memasuki masjid.
“Para qori mengaku lebih jelas dan leluasa membaca alquran yang berukuran besar ini. Selain ayat ayatnya dapat terlihat dengan jelas, juga tidak perlu membuka lebar lembar halaman alqurannya. Sebab sudah ada dua jamah yang membantu untuk membuka tiap halaman Alquran,” kata Achmad Rifa’i.
Menurut dia, para qori bukan hanya jamaah sekitar masjid saja yang membaca al-quran ukuran besar ini, usai menunaikan sholat tarawih. Namun juga jamaah pendatang atau warga luar kota yang kebetulan melaksanakan sholat tarawih di Masjid Agung Baiutrrohm, juga melaksanakan tadarus dengan membaca Alquran ukuran besar ini.
“Alquran ini memiliki tinggi 210 cm dan lebar 140 cm dan dan tebal 40 cma ini memuat 100 lembar kertas. Alquran ini selalu dibaca bukan hanya pada bulan Ramadhan saja, untuk melaksanakan tadarus. Namun juga dibaca saat perayaan hari hari besar Islam lainnya, seperti Idul Adha dan tahun baru hijriah,” kata qori atau pembacar Alquran ukuran besar, Nabil.
Bahkan sangking besarnya, untuk memindahkan atau menggeser Alquran ini harus dilakukan oleh lima sampai enam orang.
Namun berbeda degan di masjid lainnya, Jamaah Masjid Agung Baiturrohman Banyuwangi, Jawa Timur ini, melaksanakan tadarus menggunakan Alquran raksasa. Sangkin besarnya, untuk membuka lembar demi lembar halaman Alquran harus dilakukan oleh dua orang.
Kegiatan tadarus atau membaca Alquran di Masjid Agung Baiturrahman Banyuwangi, Jawa Timur, di tengah pandemi COVID-19, masih berlangsung secara khusuk. Ayat-ayat suci Alquran terlantun secara indah.
Namun ada hal unik dan menarik dalam bertadarus di masjid agung yang berada di pusat kota Banyuwangi, Jawa Timur ini. Para qori’ atau pembaca Alquran melantunkan ayat-ayat suci dengan membaca Alquran berukuran besar.
Alquran ukuran raksasa ini dibuat dan ditulis tangan oleh Haji Abdul Karim dari Pondok Pesantren Bustanul Makmur, Genteng, Banyuwangi, Jawa Timur dan mulai dibaca di Masjid Agung Baiturromah sejak tahun 2011 lalu.
Alquran raksasa ini dibuat menggunakan kertas khusus yang di impor dari Jepang, dengan spesifikasi anti rayap dan bebas jamur. Dalam pembuatannya Alquran raksasa ini menghabiskan waktu selama 6 bulan.
Dalam satu malam, para qori atau pembaca Alquran yang berjumlah 7 hingga 10 orang ini bisa menyelesaikan minimal tiga juz. Para qori membaca secara bergantian, dengan dibantu seorang hafidz atau penghafal Alquran, untuk menyimak atau meneliti setiap ayat agar tidak salah.
Menurut Koordinator Tadarus Masjid Agung Baiturrohman, Achmad Rifa’i, kegiatan ibadah selama bulan Ramadhan di tengah pandemi COVID-19 masih tetap berlangsung dengan tidak mengindahkan peraturan yang sudah ditentukan oleh pemerintah.
Selain menjaga jarak dalam beribadah, kata dia, semua jamaah juga harus mencuci tangan dan mengenakan masker sebelum memasuki masjid.
“Para qori mengaku lebih jelas dan leluasa membaca alquran yang berukuran besar ini. Selain ayat ayatnya dapat terlihat dengan jelas, juga tidak perlu membuka lebar lembar halaman alqurannya. Sebab sudah ada dua jamah yang membantu untuk membuka tiap halaman Alquran,” kata Achmad Rifa’i.
Menurut dia, para qori bukan hanya jamaah sekitar masjid saja yang membaca al-quran ukuran besar ini, usai menunaikan sholat tarawih. Namun juga jamaah pendatang atau warga luar kota yang kebetulan melaksanakan sholat tarawih di Masjid Agung Baiutrrohm, juga melaksanakan tadarus dengan membaca Alquran ukuran besar ini.
“Alquran ini memiliki tinggi 210 cm dan lebar 140 cm dan dan tebal 40 cma ini memuat 100 lembar kertas. Alquran ini selalu dibaca bukan hanya pada bulan Ramadhan saja, untuk melaksanakan tadarus. Namun juga dibaca saat perayaan hari hari besar Islam lainnya, seperti Idul Adha dan tahun baru hijriah,” kata qori atau pembacar Alquran ukuran besar, Nabil.
Bahkan sangking besarnya, untuk memindahkan atau menggeser Alquran ini harus dilakukan oleh lima sampai enam orang.
(nth)