Sungai Musi Makin Kritis dan Terancam Bangkrut

Minggu, 23 Juli 2017 - 10:19 WIB
Sungai Musi Makin Kritis dan Terancam Bangkrut
Sungai Musi Makin Kritis dan Terancam Bangkrut
A A A
PALEMBANG - Tak terasa sudah sepekan tim Ekspedisi Musi River (EMR) Kibar Bendera Asian Games menjalankan misi pengarungannya.

Banyak temuan mengejutkan yang menjadi catatan tim, terutama menyangkut kerusakan lingkungan di sepanjang rute yang dilalui.

Salah satu kerusakan yang kentara terlihat, yakni maraknya aktivitas penambangan pasir dan batu (sirtu), baik yang dilakukan secara tradisional maupun pabrik skala besar.

Tak hanya itu, menjamurnya industri perkebunan berikut pabrik yang didirikan juga turut memicu perubahan bentangan alam di Sepanjang Daerah Aliran (DAS) Musi.

"Nyaris tak ada lagi pohon-pohon besar di hutan di sepanjang DAS Musi. Padahal pohon besar sangat penting, sebagai penyanggah alami dinding bantaran sungai dan pencegah erosi," kata Kapten Tim EMR Walius Putrawan.

Pria yang akrab disapa Caping ini menambahkan, akibat kerusakan lingkungan dan besarnya limbah membuat air Sungai Musi yang menjadi sumber utama bahan baku bagi perusahaan air minum di daerah, menjadi tercemar.

"Kita ambil sample air di sejumlah titik seperti di dekat PDAM Muara Kelingi. Airnya kita cek, dan hasilnya nanti akan kita serahkan kepada pihak2 berkompeten atas masalah ini," kata Caping.

DAS Musi yang membentang dari daerah Curup, Bengkulu hingga perairan Sungsang, Banyuasin luasnya berkisar 8,6 juta hektare, dan kerusakan di kawasan itu disebabkan penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukan, pencemaran lingkungan berat, erosi, pendangkalan atau sedimentasi yang amat tinggi.

Penggunaan lahan yang tidak sesuai peruntukan dapat mempengaruhi kondisi seperti penurunan kapasitas mutu tanah sehingga mempercepat erosi. Begitu juga pencemaran berat dapat meningkatkan kandungan kebutuhan oksigen dan air.

Sejumlah kerusakan tersebut perlu segera dipulihkan supaya aliran sungai tidak semakin kritis dan kembali normal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan yakni melaksanakan restorasi hutan dan bentang lahan.

"Pelestarian lingkungan terutama pemulihan DAS Musi mendesak dilakukan untuk mengantisipasi ancaman lebih besar berupa kebangkutan potensi di sepanjang DAS Musi. Agar dapat dilaksanakan secara maksimal, pemerintah harus melibatkan semua pihak terkait, dalam hal ini swasta dan masyarakat yang tinggal di sapanjang DAS Musi tentunya," tegas Caping.

Sementara Ketua Panitia Sugih Abdurahman alias Kibo menyebutkan, sekarang ini posisi tim ekspedisi berada di dekat dermaga Muara Kelingi, Musi Rawas (Mura). Sepanjang perjalanan, tim ekspedisi menyemoatkan singgah di setiap desa/dusun yang dilewati.

Sembari menginap, anggota tim melakukan sosialisasi pedesaan (sosmed), penanaman pohon, penebaran benih ikan, mengambil data habitat dan ekosistem sepanjang aliran sungai (DAS), data kearifan lokal masyarakat, termasuk data perubahan bentangan alam di sepanjang DAS Musi akibat masifnya aktivitas di bagian hulu sungai, serta pengambilan sample air sepanjang jalur pengarungan di koordinat tertentu.

"Yang tak kalah penting, kegiatan ini dijadikan ajang sosialisasi kepada masyarakat bahwa Sumatera Selatan menjadi tuan rumah Asian Games 2018 dan mengimbau juga kepada masyarakat untuk ikut andil dalam menyukseskan Asian Games 2018 dengan cara melestarikan lingkungan serta menjaga dan memaksimalkan semua potensi yang ada," ujarnya.

Setelah kegiatan ekspedisi ini selesai akan dilanjutkan dengan kegiatan Seminar Sungai Musi, pada 9 September 2017 di Wisma Atlet Jakabaring Palembang, dan kegiatan wisata Sungai Musi untuk peserta seminar pada 10 September 2017.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.1510 seconds (0.1#10.140)