Tanggul Darurat Sungai Masamba Pakai Metode Perkuatan Geotextile
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Balai Besar Wilayah Sungai Pompengan Jeneberang (BBWSPJ) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bekerjasama dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Luwu Utara, terus bergerak melakukan penanganan darurat dengan membuat tanggul darurat di sungai Masamba kecamatan Masamba dan sungai Radda kecamatan Baebunta.
Meski sifatnya masih darurat, tetapi pembuatan tanggul darurat di dua sungai ini dipastikan sedikit lebih baik karena pekerjaan tanggul menggunakan metode perkuatan geotextile, yaitu sebuah metode perbaikan tanah untuk memperkuat bangunan tanggul darurat.
Baca Juga: Bupati Indah Harap Dana Tunggu Hunian untuk Korban Bencana Segera Cair
“Sejauh ini pembuatan tanggul darurat berjalan baik. Progressnya untuk sungai Masamba kurang lebih 1 km, dari target kita 2,5 km,” kata Kepala BBWSPJ Adenan Rasyid.
Adenan menyebutkan, saat ini pembuatan tanggul darurat fokus dulu pada ruas jembatan Masamba dan jembatan Balebo. Mengingat kedua ruas jembatan ini menjadi titik masuknya air ke kota Masamba.
“Kita buat tanggul darurat menggunakan geotextile guna mencegah masuknya air ke beberapa titik pemukiman. Lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, dan sudah ada beberapa titik yang ditutup, termasuk titik masuknya air ke masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya,” terang dia.
Ia menjelaskan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu oleh Dinas PUPR, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke kota Masamba.
“Alhamdulillah, pak Kadis PU ini luar biasa. Kami biasanya dalam pengerjaan sungai selalu terkendala faktor sosial, tapi teman-teman dari PU bersama Bupati, telah menyosialisasikan ini kepada masyarakat, sehingga sejauh ini kami masih bisa berjalan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
Rencananya, pembangunan tanggul darurat ini akan selesai pada 21 Agustus 2020 mendatang. Dan selanjutnya pihak BBWSPJ akan melakukan penanganan permanen dengan membuat tanggul permanen di sungai Masamba dan sungai Radda.
Ini juga sekaligus instruksi Menteri PUPR beberapa waktu lalu agar dua sungai ini akan dibuatkan tanggul dengan struktur permanen.
“Untuk tanggul permanen, insyaallah 2021 baru akan kita laksanakan pembuatannya. Jadi ini baru solusi jangka pendek dan menengah dulu,” pungkasnya.
Baca Juga: Logistik Cukup, Tak Ada Pengungsi yang Kelaparan di Luwu Utara
Meski sifatnya masih darurat, tetapi pembuatan tanggul darurat di dua sungai ini dipastikan sedikit lebih baik karena pekerjaan tanggul menggunakan metode perkuatan geotextile, yaitu sebuah metode perbaikan tanah untuk memperkuat bangunan tanggul darurat.
Baca Juga: Bupati Indah Harap Dana Tunggu Hunian untuk Korban Bencana Segera Cair
“Sejauh ini pembuatan tanggul darurat berjalan baik. Progressnya untuk sungai Masamba kurang lebih 1 km, dari target kita 2,5 km,” kata Kepala BBWSPJ Adenan Rasyid.
Adenan menyebutkan, saat ini pembuatan tanggul darurat fokus dulu pada ruas jembatan Masamba dan jembatan Balebo. Mengingat kedua ruas jembatan ini menjadi titik masuknya air ke kota Masamba.
“Kita buat tanggul darurat menggunakan geotextile guna mencegah masuknya air ke beberapa titik pemukiman. Lubang-lubang yang menjadi titik masuknya air harus ditutup, dan sudah ada beberapa titik yang ditutup, termasuk titik masuknya air ke masjid Syuhada, dan beberapa titik lainnya,” terang dia.
Ia menjelaskan, dalam pengerjaan tanggul darurat, pihaknya dibantu oleh Dinas PUPR, utamanya dalam menentukan titik yang menjadi prioritas, seperti pemukiman dan tempat-tempat masuknya air ke kota Masamba.
“Alhamdulillah, pak Kadis PU ini luar biasa. Kami biasanya dalam pengerjaan sungai selalu terkendala faktor sosial, tapi teman-teman dari PU bersama Bupati, telah menyosialisasikan ini kepada masyarakat, sehingga sejauh ini kami masih bisa berjalan sebagaimana mestinya,” imbuhnya.
Rencananya, pembangunan tanggul darurat ini akan selesai pada 21 Agustus 2020 mendatang. Dan selanjutnya pihak BBWSPJ akan melakukan penanganan permanen dengan membuat tanggul permanen di sungai Masamba dan sungai Radda.
Ini juga sekaligus instruksi Menteri PUPR beberapa waktu lalu agar dua sungai ini akan dibuatkan tanggul dengan struktur permanen.
“Untuk tanggul permanen, insyaallah 2021 baru akan kita laksanakan pembuatannya. Jadi ini baru solusi jangka pendek dan menengah dulu,” pungkasnya.
Baca Juga: Logistik Cukup, Tak Ada Pengungsi yang Kelaparan di Luwu Utara
(agn)