Kisah Ken Arok Kirim Agen Rahasia untuk Obok-obok Kediri sebelum Taklukkan Raja Kretajaya
loading...
A
A
A
Di bawah kekuasaan Raja Jayabaya , Kerajaan Kediri sempat mencapai kejayaan. Bahkan di masa Jayabaya inilah Kediri begitu disegani di seantero Pulau Jawa. Konon berkat sosok Jayabaya yang mempunyai kesaktian dan kebijaksanaan tinggi dalam memimpin, membuat Kediri disegani.
Namun sebagaimana kerajaan-kerajaan lain yang ada di dunia, ketika sudah mencapai masa kejayaan, datanglah secara berangsur-angsur masa-masa kemunduran. Begitu pula Kediri, pasca kepemimpinan Jayabaya, kerajaan Kediri mulai merosot.
Kemerosotan Kediri ini terjadi sejak masa Kretajaya yang merupakan penerus dari prabu Jayabaya. Hingga akhirnya, kerajaan ini berhasil ditaklukkan oleh Ken Arok yang saat itu menjadi akuwu Tumapel. Menariknya ada strategi unik yang dilakukan Ken Arok untuk memberontak ke Kediri.
Sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan hingga Keruntuhan", kecerdasan Ken Arok membuatnya memanfaatkan mengobok-obok wilayah Kediri. Ken Arok banyak mengirimkan secara para agen rahasia ke Kediri untuk mempengaruhi masyarakat Kediri.
Masyarakat Kediri saat itu yang mayoritas menganut Hindu, banyak terpengaruhi dan terprovokasi oleh para agen yang telah dikirimkan oleh Ken Arok dari Tumapel tersebut. Strategi politik berbasis agama menyasar kaum brahmana yang dirancang dan dimainkan oleh Ken Arok saat itu dikenal sangat rapi.
Hal ini membuat tokoh agama Hindu di Kediri akhirnya tahu bahwa Kretajaya memerintahkan masyarakatnya, termasuk kaum brahmana untuk menyembahnya sebagai Dewa. Tentu saja keinginan Kretajaya ini ditolak oleh kaum brahmana, termasuk juga para pendeta Shiwa-Buddha.
Setelah mengetahui kabar yang dihembuskan oleh para agen itu, para Brahmana Kediri menganggap bahwa raja Kediri, Prabu Kretajaya, diam-diam telah hendak melecehkan agama Hindu, sebuah agama yang dipeluk oleh sebagian masyarakat itu. Pihak yang paling tersinggung saat itu adalah kaum brahmana. Derajat dan wibawanya langsung terancam runtuh oleh tuntutan Kretajaya tersebut.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Namun sebagaimana kerajaan-kerajaan lain yang ada di dunia, ketika sudah mencapai masa kejayaan, datanglah secara berangsur-angsur masa-masa kemunduran. Begitu pula Kediri, pasca kepemimpinan Jayabaya, kerajaan Kediri mulai merosot.
Kemerosotan Kediri ini terjadi sejak masa Kretajaya yang merupakan penerus dari prabu Jayabaya. Hingga akhirnya, kerajaan ini berhasil ditaklukkan oleh Ken Arok yang saat itu menjadi akuwu Tumapel. Menariknya ada strategi unik yang dilakukan Ken Arok untuk memberontak ke Kediri.
Sebagaimana dikutip dari "Hitam Putih Ken Arok : Dari Kejayaan hingga Keruntuhan", kecerdasan Ken Arok membuatnya memanfaatkan mengobok-obok wilayah Kediri. Ken Arok banyak mengirimkan secara para agen rahasia ke Kediri untuk mempengaruhi masyarakat Kediri.
Masyarakat Kediri saat itu yang mayoritas menganut Hindu, banyak terpengaruhi dan terprovokasi oleh para agen yang telah dikirimkan oleh Ken Arok dari Tumapel tersebut. Strategi politik berbasis agama menyasar kaum brahmana yang dirancang dan dimainkan oleh Ken Arok saat itu dikenal sangat rapi.
Hal ini membuat tokoh agama Hindu di Kediri akhirnya tahu bahwa Kretajaya memerintahkan masyarakatnya, termasuk kaum brahmana untuk menyembahnya sebagai Dewa. Tentu saja keinginan Kretajaya ini ditolak oleh kaum brahmana, termasuk juga para pendeta Shiwa-Buddha.
Setelah mengetahui kabar yang dihembuskan oleh para agen itu, para Brahmana Kediri menganggap bahwa raja Kediri, Prabu Kretajaya, diam-diam telah hendak melecehkan agama Hindu, sebuah agama yang dipeluk oleh sebagian masyarakat itu. Pihak yang paling tersinggung saat itu adalah kaum brahmana. Derajat dan wibawanya langsung terancam runtuh oleh tuntutan Kretajaya tersebut.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(hri)