Pelukan Air Mata Soekarno ke Musso sebelum Mati Bongkar Pemberontakan PKI Madiun 1948

Sabtu, 07 Oktober 2023 - 14:31 WIB
loading...
A A A
“O, ya. Tentu saja. Ini memangsemangat Moskow, semangat Moskow selamanya muda,” jawab Musso.

Di ruangan itu, Musso hendak duduk di kursi yang berjarak dengan Soekarno. Namun oleh Soekarno diminta duduk di dekatnya. Di depan Soeripno, Bung Karno menceritakan profil Musso di masa lampau dengan nada bangga.

“Musso ini dari dulu memang jago. Ia yang paling suka berkelahi. Ia memang jago pencak. Juga orang yang suka main musik. Kalau pidato ia akan nyincing lengan bajunya”.



Sebelum pertemuan berakhir dan Musso serta Soeripno pamit pergi, Bung Karno meminta Musso untuk membantu memperkuat negara dan melancarkan revolusi.

Permintaan Soekarno dijawab Musso dengan kalimat pendek.“Itu memang kewajiban saya. Ik kom hier om orde te schepen (saya kemari untuk membereskan),” kata Musso.

Pertemuan penuh keharuan sekaligus kegembiraan itu ternyata tinggal pertemuan. Pada 18 September 1948 atau 37 hari usai pertemuan, Soekarno dan Musso berhadap-hadapan.

Dalam peristiwa Pemberontakan Madiun 1948, Musso berpidato tentang quisling-quisling dan penjual-penjual romusha Soekarno-Hatta. Dan Soekarno menjawab dengan pidato, pilih Soekarno-Hatta atau Musso-Amir Sjarifuddin.

Pemberontakan PKI Madiun 1948 dalam waktu cepat berhasil dipadamkan.

Musso yang melawan saat hendak ditangkap ditembak mati di Ponorogo, Jawa Timur. Jenazah Musso dibakar dan dipertontonkan.Begitulah perjalanan sejarah kemerdekaan Indonesia periode 1945-1949 yang penuh pergolakan.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1645 seconds (0.1#10.140)