BPBD Bali: Kebakaran di Lereng Gunung Agung Capai 1.000 Hektare
loading...
A
A
A
KARANGASEM - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali menyebutkan kebakaran di lereng Gunung Agung mencapai 1.000 hektare. Luasan tersebut di empat dusun di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Bali.
Petugas hingga kini masih berjibaku berusaha memadamkan api di lereng Gunung Agung yang terjadi sejak 27 September 2023. Kencangnya angin dan terik matahari membuat api sulit dipadamkan dan terus menyebar ke lahan lainnya.
Kepala Pelaksan BPBD Bali I Made Rentin menjelaskan, kebakaran masih terjadi di empat Dusun di Kecamatan Kubu. ”Kondisi api sulit dipadamkan, petugas masih berupaya melakukan pemadaman di beberapa lokasi,” kata Rentin, Selasa (3/10/2023).
Adapun 4 Dusun yang terpapar kobaran api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah Belong, Daya, Bantas, dan Junta. ”Ada tiga sampai lima titik api yang sebarannya lebih dari 10 hektar adi 4 dusun tersebut,” ucapnya.
Penanganan pemadaman api pada titik api itu dilakukan secara manual dengan alat seadanya, yakni menggunakan ranting pohon serta menyebarkan tanah gembur. Hal itu dikarenakan akses menuju ke titik api tidak memadai, meski memiliki armada pemadam kebakaran.
Dia memastikan terbakarnya lereng Gunung Agung bukan karena oknum warga yang membakar sampah, namun murni karena faktor alam disebabkan terjadinya gesekan antar ranting yang kering dan dedaunan.
Petugas hingga kini masih berjibaku berusaha memadamkan api di lereng Gunung Agung yang terjadi sejak 27 September 2023. Kencangnya angin dan terik matahari membuat api sulit dipadamkan dan terus menyebar ke lahan lainnya.
Kepala Pelaksan BPBD Bali I Made Rentin menjelaskan, kebakaran masih terjadi di empat Dusun di Kecamatan Kubu. ”Kondisi api sulit dipadamkan, petugas masih berupaya melakukan pemadaman di beberapa lokasi,” kata Rentin, Selasa (3/10/2023).
Adapun 4 Dusun yang terpapar kobaran api kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) adalah Belong, Daya, Bantas, dan Junta. ”Ada tiga sampai lima titik api yang sebarannya lebih dari 10 hektar adi 4 dusun tersebut,” ucapnya.
Penanganan pemadaman api pada titik api itu dilakukan secara manual dengan alat seadanya, yakni menggunakan ranting pohon serta menyebarkan tanah gembur. Hal itu dikarenakan akses menuju ke titik api tidak memadai, meski memiliki armada pemadam kebakaran.
Dia memastikan terbakarnya lereng Gunung Agung bukan karena oknum warga yang membakar sampah, namun murni karena faktor alam disebabkan terjadinya gesekan antar ranting yang kering dan dedaunan.
(ams)