Sejarah Kadipaten Pakualaman: Wilayah, Pembentukan, dan Daftar Penguasa
loading...
A
A
A
Pembentukan Kadipaten Pakualaman
Pertempuran mengakibatkan Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat harus menyerahkan sebagian daerah kekuasaan kepada Pangeran Notokusumo, yang kemudian menjadi Pangeran Adipati Paku Alam I pada 29 Juni 1813.
Dia diberikan tanah, tunjangan, tentara kavaleri, hak memungut pajak, dan tahta turun-temurun.
Setelah memerintah selama 16 tahun, Paku Alam I wafat pada tahun 1829 dan digantikan oleh putranya, Pangeran Suryadiningrat, dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Suryadiningrat pada 18 Desember 1829.
Setelah menandatangani Kontrak Politik dengan pemerintah kolonial Hindia Belanda, ia dikukuhkan sebagai Kanjeng Gusti Pangeran Adipati (KGPA) Paku Alam II.
Wilayah Kadipaten Pakualaman
Kadipaten Pakualaman pada masa lalu memerintah wilayah di sekitar Pura Pakualaman dan Kecamatan Pakualaman.
Wilayah kekuasaannya meliputi Kabupaten Adikarto (sekarang bagian selatan Kabupaten Kulon Progo), Karang Kemuning, Parakan, sebagian Bagelen, dan Klaten.
Namun, setelah kekalahan Diponegoro dalam Perang Jawa pada 1830, Pakualaman harus menyerahkan wilayah mancanegara kepada Belanda.
Akibatnya, wilayah Pakualaman menyusut menjadi Kabupaten Kota Pakualaman dan Adikarto.
Kabupaten Adikarto kemudian digabung dengan Kulon Progo pada tahun 1951, yang saat itu merupakan wilayah Kasultanan Yogyakarta.
Setelah penyerahan wilayah mancanegara pada tahun 1830, Pakualaman menjadi monarki dengan wilayah terkecil di antara tiga pecahan Mataram lainnya.