Sejarah Kerajaan Demak: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhannya

Selasa, 26 September 2023 - 10:37 WIB
loading...
Sejarah Kerajaan Demak: Silsilah, Masa Kejayaan, dan Keruntuhannya
Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang ada di Pulau Jawa. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Kerajaan Demak merupakan salah satu kerajaan bercorak Islam yang pernah berkembang di Indonesia. Kerajaan ini juga termasuk kerajaan Islam pertama yang ada di Pulau Jawa.

Demak merupakan bagian dari kadipaten Kerajaan Majapahit yang tercatat sebagai pelopor penyebaran agama Islam di Jawa. Kadipaten sendiri adalah suatu bagian dari wilayah bawahan yang harus tunduk pada kerajaan.

Sejarah Kerajaan Demak


Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada awal abad ke-16 Masehi, seiring kemunduran Majapahit. Pendiri kerajaan Demak adalah Raden Patah, yang menjadikan sebagai pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa.



Setelah Raden Patah meninggal pada 1518, Kerajaan Demak diambil alih oleh Adipati Unus, putra Raden Patah. Adipati Unus terkenal dengan keberaniannya sebagai panglima perang dan julukannya Pangeran Sabrang Lor.

Saat memimpin Kerajaan Demak, dia berhasil membawa perubahan besar. Terutama dalam bidang kemaritiman yang membuat Kerajaan Demak menjadi salah satu Kerajaan Islam yang disegani dunia.

Dalam sejarahnya, Adipati Unus memimpin penyerbuan kedua ke Malaka melawan Portugis pada 1521. Namun, dirinya meninggal pada pertempuran tersebut. Takhta Kerajaan diberikan kepada saudaranya.



Masa kejayaan kerajaan Demak berlangsung saat dipimpin Sultan Trenggana (1521 - 1546), saudara Adipati Unus. Ketika menjabat sebagai Raja Demak, dia berhasil memperluas wilayah kekuasaannya hingga ke Jawa bagian timur dan barat.

Pada 1527, pasukan Islam gabungan dari Demak dan Cirebon yang dipimpin Fatahillah atas perintah Sultan Trenggana berhasil mengusir Portugis dari Sunda Kelapa. Nama Sunda Kelapa lalu diganti menjadi Jayakarta yang berarti kemenangan yang sempurna. Jayakarta kelak berganti nama menjadi Batavia, lalu Jakarta.

Sultan Trenggana wafat pada 1546 karena terbunuh saat menyerang Panarukan, Situbondo, yang saat itu dikuasai Kerajaan Blambangan (Banyuwangi). Wafatnya Sultan Trenggana membuat tampuk kepemimpinan kerajaan Demak diperebutkan.

Pangeran Surowiyoto atau Pangeran Sekar berupaya untuk menduduki kekuasaan mengalahkan Sunan Prawata, putra Sultan Trenggana. Sunan Prawata lalu membunuh Surowiyoto dan menduduki kekuasaan.



Kejadian tersebut menyebabkan surutnya dukungan terhadap kekuasaan Sunan Prawata. Ia lalu memindahkan pusat kekuasaan Demak ke wilayahnya di Prawoto, Pati, Jawa Tengah. Namun ia hanya berkuasa selama satu tahun karena dibunuh Arya Penangsang, putra Surowiyoto pada 1547.

Arya Penangsang menduduki tahta kerajaan Demak setelah membunuh Sunan Prawata. Ia juga menyingkirkan Pangeran Hadiri atau Pangeran Kalinyamat, penguasa Jepara karena dianggap berbahaya bagi kekuasaannya.

Arya Penangsang berkuasa hingga 1554, ketika ia terbunuh oleh Ki Ageng Pemanahan dengan menggunakan keris Kyai Setan Kober yang diberikan oleh Sunan Kalijaga.

Ki Ageng Pemanahan adalah ayah dari Sutawijaya, pendiri Kerajaan Mataram Islam. Kematian Arya Penangsang pun menandai runtuhnya kerajaan Demak dan perpindahan kekuasaan ke Kerajaan Pajang.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1105 seconds (0.1#10.140)