Kisah Tragis Ibu Raden Patah, Selir Raja Majapahit yang Dibuang Akibat Kecemburuan Permaisuri Campa
loading...
A
A
A
RADEN PATAH merupakan putra Prabu Brawijaya, Raja Majapahit terakhir. Raden Patah yang didukung Wali Songo kemudian menjadi raja pertama Kesultanan Demak. Meski demikian, dia diketahui bukan berasal dari garis permaisuri.
Berdasarkan Babad Tanah Jawi, ibu Raden Patah adalah seorang perempuan Cina yang menjadi selir Prabu Brawijaya. Karena kurang disukai oleh permaisuri Brawijaya yang berasal dari Campa, selir Cina itu lantas dibuang ke Palembang, Sumatera.
“Karena permaisuri Prabu Brawijaya yang berasal dari Campa sangat cemburu dengan perempuan Cina yang dikisahkan sehari bisa berganti rupa tiga kali,” demikian dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016).
Serat Carita Purwaka Caruban Nagari menyebut nama selir Cina Raja Majapahit yang dibuang ke Palembang itu adalah Siu Ban Ci. Ia adalah putri Tan Go Hwat yang menikah dengan Siu Te Yo, seorang muslim Cina asal Gresik Jawa Timur.
Tan Go Hwat dikenal sebagai saudagar sekaligus ulama dengan nama Syekh Bantong. Trah Raden Patah sebagai cucu Tan Go Hwat juga dikuatkan pengembara Portugis Tome Pires dalam catatan Suma Oriental.
Di istana Majapahit, Siu Ban Ci merupakan salah satu selir kesayangan Prabu Brawijaya. Selain elok rupawan Siu Ban Ci juga terkenal cerdas. Karenanya keberadaannya telah membakar api cemburu permaisuri Brawijaya yang berasal dari Campa.
Saking cemburunya, permaisuri Majapahit meminta raja menjauhkan Siu Ban Ci dari istana. Seperti diketahui, permaisuri asal Campa tersebut merupakan bibi Raden Rahmat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel.
Sunan Ampel merupakan Wali Songo yang mula-mula menyebarkan Islam di tanah Jawa, khususnya di wilayah Surabaya.
Berdasarkan Babad Tanah Jawi, ibu Raden Patah adalah seorang perempuan Cina yang menjadi selir Prabu Brawijaya. Karena kurang disukai oleh permaisuri Brawijaya yang berasal dari Campa, selir Cina itu lantas dibuang ke Palembang, Sumatera.
“Karena permaisuri Prabu Brawijaya yang berasal dari Campa sangat cemburu dengan perempuan Cina yang dikisahkan sehari bisa berganti rupa tiga kali,” demikian dikutip dari buku Atlas Wali Songo (2016).
Serat Carita Purwaka Caruban Nagari menyebut nama selir Cina Raja Majapahit yang dibuang ke Palembang itu adalah Siu Ban Ci. Ia adalah putri Tan Go Hwat yang menikah dengan Siu Te Yo, seorang muslim Cina asal Gresik Jawa Timur.
Tan Go Hwat dikenal sebagai saudagar sekaligus ulama dengan nama Syekh Bantong. Trah Raden Patah sebagai cucu Tan Go Hwat juga dikuatkan pengembara Portugis Tome Pires dalam catatan Suma Oriental.
Di istana Majapahit, Siu Ban Ci merupakan salah satu selir kesayangan Prabu Brawijaya. Selain elok rupawan Siu Ban Ci juga terkenal cerdas. Karenanya keberadaannya telah membakar api cemburu permaisuri Brawijaya yang berasal dari Campa.
Saking cemburunya, permaisuri Majapahit meminta raja menjauhkan Siu Ban Ci dari istana. Seperti diketahui, permaisuri asal Campa tersebut merupakan bibi Raden Rahmat atau yang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Ampel.
Sunan Ampel merupakan Wali Songo yang mula-mula menyebarkan Islam di tanah Jawa, khususnya di wilayah Surabaya.