Miris! Gunung Bromo Kebakaran, Warga Harus Beli Air Bersih Rp10 Ribu Per Jeriken Akibat Pipa Rusak
loading...
A
A
A
MALANG - Warga di sekitar kawasan lereng Gunung Bromo mengeluhkan susahnya memperoleh sumber air bersih pasca kebakaran. Bahkan warga terpaksa membeli air bersih dalam bentuk jeriken demi memenuhi kebutuhan air bersihnya.
Siti Wiyanah, salah satu warga Desa Ngadas, Poncokusumo mengakui sudah dua pemain terakhir ini ia dan beberapa warga lainnya kesulitan memperoleh air bersih. Penyebabnya karena pipa-pipa yang biasa mengalirkan air dari sumber rusak akibat kebakaran.
"Ada kendala air, habis kebakaran pipa-pipanya hangus hilang kena api. Warga sini sempat nyari sumber air lagi," kata Siti Wiyanah, yang berjualan makanan minuman di kawasan Jemplang, Kabupaten Malang, pada Jumat (22/9/2023).
Guna memenuhi kebutuhan air bersihnya ia dan beberapa warga lainnya terpaksa membeli air bersih dalam jirigen. Satu jiriken berisi 30 liter air dengan nominal Rp10.000 per jerikennya.
"Kalau saya 6 jeriken, satu nggak cukup karena dipakai kebutuhan nyuci baju, piring, memasak, kebutuhan air minum, keperluan sehari-hari, dan untuk warung," ucapnya.
Keperluan 6 jeriken air dengan total 180 liter dirasanya masih kurang. Ia pun terpaksa mengurangi porsi penggunaan air mulai untuk mandi dan untuk mencuci piring dan pakaian.
"Airnya dikurangi air segalanya buat hidup mandi. Ya kita terpaksa kurangi konsumsi airnya, buat wudhu, mandi. Ini warga masih mencari lagi (akses untuk sumber air bersih dan pembuatan pipa)," ujarnya.
Rusaknya akses pipa-pipa air bersih warga akibat kebakaran diakui juga oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) Hendro Widjanarko. Beberapa kerusakan pipa memang telah didata oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.
Siti Wiyanah, salah satu warga Desa Ngadas, Poncokusumo mengakui sudah dua pemain terakhir ini ia dan beberapa warga lainnya kesulitan memperoleh air bersih. Penyebabnya karena pipa-pipa yang biasa mengalirkan air dari sumber rusak akibat kebakaran.
"Ada kendala air, habis kebakaran pipa-pipanya hangus hilang kena api. Warga sini sempat nyari sumber air lagi," kata Siti Wiyanah, yang berjualan makanan minuman di kawasan Jemplang, Kabupaten Malang, pada Jumat (22/9/2023).
Guna memenuhi kebutuhan air bersihnya ia dan beberapa warga lainnya terpaksa membeli air bersih dalam jirigen. Satu jiriken berisi 30 liter air dengan nominal Rp10.000 per jerikennya.
"Kalau saya 6 jeriken, satu nggak cukup karena dipakai kebutuhan nyuci baju, piring, memasak, kebutuhan air minum, keperluan sehari-hari, dan untuk warung," ucapnya.
Keperluan 6 jeriken air dengan total 180 liter dirasanya masih kurang. Ia pun terpaksa mengurangi porsi penggunaan air mulai untuk mandi dan untuk mencuci piring dan pakaian.
"Airnya dikurangi air segalanya buat hidup mandi. Ya kita terpaksa kurangi konsumsi airnya, buat wudhu, mandi. Ini warga masih mencari lagi (akses untuk sumber air bersih dan pembuatan pipa)," ujarnya.
Rusaknya akses pipa-pipa air bersih warga akibat kebakaran diakui juga oleh Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB-TNBTS) Hendro Widjanarko. Beberapa kerusakan pipa memang telah didata oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.