Legenda Arya Damar, Putra Raksasa yang Mampu Panggil Hewan Buas demi Lindungi Raja Majapahit

Jum'at, 15 September 2023 - 06:01 WIB
loading...
Legenda Arya Damar, Putra Raksasa yang Mampu Panggil Hewan Buas demi Lindungi Raja Majapahit
Kesaktian Arya Damar, putra raksasa yang mampu panggil hewan buas. Foto/Istimewa
A A A
Nama Arya Damar tak begitu terkenal di era Kerajaan Majapahit. Dia hanyalah pemimpin di wilayah kekuasaan kerajaan yang sebelumnya bernama Jaka Dilah. Tetapi, sang pemimpin memiliki kesaktian yang bisa mendatangkan hewan-hewan buas.

Dia pemimpin legendaris yang berkuasa di Palembang pertengahan abad XV. Pria yang dikenal dengan Ario Abdilah atau Damarwulan ini berasal dari Jawa Timur. Pemilik nama lain Ario Damar ini mempunyai nama Tionghoa, Swan Liong yang artinya naga berlian.

Ibunya adalah seorang wanita peranakan Tionghoa. Arya Damar disebut sebagai ayah tiri dari Raden Patah, Raja Demak pertama Arya Damar merupakan kepala pabrik mesiu. Tugasnya mengurusi kebutuhan mesiu untuk militer Kerajaan Majapahit.



Terutama sebagai bahan peledak meriam yang saat itu pabriknya didirikan di Semarang.Keahlian di bidang mesiu dan persenjataan modern di zamannya membuat Arya Damar naik menjadi pejabat dengan dipindahkan oleh Ratu Kerajaan Majapahit ke Palembang.

Di Bumi Sriwijaya, dia diangkat menjadi Adipati.Mengapa Arya Damar diangkat sebagai Adipati Palembang? Waktu itu wilayah Palembang merupakan salah satu pangkalan barat angkatan laut Kerajaan Majapahit yang berada di luar Jawa.

Sehingga memerlukan pimpinan yang paham betul soal senjata, terutamanya meriam dan mesiunya. Kekuatan itu yang melambungkan namanya.Adapun asal usul dari Jaka Dilah merupakan anak dari perempuan Endang Sasmita Pura yang konon memiliki paras cantik.



Perempuan cantik itu dijadikan Raja Majapahit sebagai selir. Hal itu sebagaimana dikisahkan pada buku “Babad Tanah Jawi” tulisan Soedjito Abimanyu, awalnya merupakanraksasaperempuan yang dulunya menginginkan menjadi istri dari Prabu Brawijaya.

Guna mengelabui raja, Endang Sasmita Pura ini menjelma sebagai perempuan yang sangat cantik. Tetapi ketika Endang Sasmita Pura mengandung ia ingin makan rujak mentah. Dari sana sang perempuan ini berubah menjadi raksasa wanita (raksasi).

Prabu Brawijaya terkejut dan sangat murka. Dia mengambil tombak dan bermaksud hendak membunuh Endang Sasmita Pura. Tetapi, tindakannya tak terlaksana. Sebab Endang segera lari dan kembali ke hutan.

Sesampainya di hutan inilah sang perempuan melahirkan seorang laki-laki tampan parasnya yang diberi nama Ki Dilah atau dikenal dengan Jaka Dilah. Suatu ketika Jaka Dilah bertemu dengan Patih Gajah Mada di pertemuan Agung.



Setelah menjelaskan kemauannya, lalu ia dihadapkan ke sang raja. Sang raja pun mengizinkan, Jaka Dilah pun dijadikan abdi pengawal raja.

Saat Sang Raja Majapahit hendak berburu ke tengah hutan, Jaka Dilah langsung menawarkan diri kepada sang raja agar tidak perlu jauh-jauh ke hutan. Dia menyatakan kesanggupannya untuk menggiring macam-macam hewan buruan di tengah hutan ke alun-alun.

Prabu Brawijaya pun menurut, tetapi jika sang abdi pengawal itu tak bisa melaksanakan permintaannya akan dihukum mati. Jaka Dilah kemudian berangkat ke hutan, di hutan dia menemui ibunya memberitahu yang kesanggupan kepada raja di Majapahit.

Sang ibu yang membantunya pun bersedia untuk mengumpulkan bermacam-macam binatang perburuan di hutan. Setelah semua binatang buruan dikumpulkan, lalu digiring oleh Jaka Dilah sampai ke Alun-alun Majapahit.



Hati raja pun menjadi senang melihat janji Dilah terlaksana.Jaka Dilah diterima dengan segala karyanya. Selanjutnya usai berburu, sang raja mengangkat Jaka Dilah sebagai raja di negeri Palembang.

Dia diberi gelar Arya Damar dan disertai abdi 10.000 orang. Arya Damar lalu berangkat dari Majapahit menuju Palembang.Tetapi sosok Arya Damar di kitab Usama Jawa, diuraikan lebih jelas mengenai Arya Damar bersama Gajah Mada berperang melawan Pasungiri.

Pada Pamancangah, Arya Damar dan Gajah Mada menyerbu Bedahulu di Bali.Dari babad-babad tersebut jelas menunjukkan bahwa Arya Damar merupakan tokoh nyata alias bukan kiasan yang pernah mengabdi sebagai anggota ketentaraan Majapahit.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)