Kebakaran Gunung Bromo Membuat Pelaku Ekonomi di Luar Kawasan TNBTS Menjerit

Rabu, 13 September 2023 - 08:39 WIB
loading...
Kebakaran Gunung Bromo Membuat Pelaku Ekonomi di Luar Kawasan TNBTS Menjerit
Rest Area Gubugklakah yang biasanya ramai wisatawan kini sepi semenjak penutupan kawasan wisata Gunung Browo akibat kebakaran lahan. Foto/MPI/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Kebakaran lahan di lereng Gunung Bromo yang belum juga bisa dipadamkan hingga penutupan akses wisata membuat rugi masyarakat di luar area Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

Mereka merupakan para pedagang dan sejumlah pelaku usaha lain di Gubugklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang, yang biasa disinggahi wisatawan.



Pantauan di rest area tak ada aktivitas lalu mobil jeep yang mengantarkan wisatawan menuju Gunung Bromo pada Rabu pagi (13/9/2023). Tidak ada kesibukan lalu lalang kendaraan wisatawan dan jeep wisata. Bahkan beberapa loket pembayaran jeep yang biasanya ramai pun tutup.



Hanya tampak petugas berseragam dinas perhubungan dan polisi yang berjaga di rest area bagian luar di Jalan Raya Gubugklakah, menuju pintu masuk TNBTS melalui Coban Trisula.

Para petugas ini berjaga untuk mengantisipasi wisatawan yang masuk menggunakan kendaraan roda dua. Sedangkan di dalam area rest area , beberapa warung dan toko-toko suvenir pernak-pernik Gunung Bromo juga tutup. Hanya tampak beberapa warung yang buka, kendati sepi pengunjung.

Jumanti, salah satu pedagang di Rest Area Gubugklakah menuturkan, sudah sepekan lebih sejak 6 September 2023 wisata Gunung Bromo ditutup, warungnya menjadi sepi.



Biasanya para wisatawan yang datang memarkir kendaraannya di rest area dan memilih menggunakan kendaraan jeep masuk kawasan TNBTS.

"Sepi ini sudah ada seminggu ini. Biasanya sore ramai orang naik, kalau pagi turun mampir sini, kan mereka bawa kendaraan mobil motor parkir sini, terus naik jeep," kata Jumati, ditemui di warungnya di area belakang rest area, Rabu pagi (13/9/2023).

Warga Desa Gubugklakah, Poncokusumo, Kabupaten Malang, ini pun harus gigit jari pasca penutupan Gunung Bromo karena pesanan membuat makan nasi kotak ke dua rombongan wisatawan Gunung Bromo dibatalkan.

Sedangkan satu rombongan sekeluarga yang sempat memesan tetap melanjutkan pesanan nasi kotak dan memilih cukup di rest area

"Dua kali di-cancel orderannya, nasi kotak jumlahnya puluhan, dua rombongan berbeda, ya katanya karena Bromo tutup nggak jadi ke sini, kapan-kapan gitu kalau ke sini lagi mau pesan," jelasnya.

"Kalau yang satunya karena sudah DP (pembayaran di muka), akhirnya tetap lanjut. Tetapi kan dia nggak bisa masuk, ya mau nggak mau di sini (di rest area) aja, orang Sawojajar yang ini," imbuhnya kembali.

Perempuan yang telah berjualan di rest area Gubugklakah selama 10 tahun ini berujar omzetnya turun drastis. Bahkan ketika hari normal tidak pada akhir pekan, penutupan wisata Gunung Bromo pendapatannya turun 50 persen lebih.

"Turun 50 persen lebih, kita ini hidupnya dari wisatawan yang ke sini. Tapi ya disyukuri, sedikit banyak disyukuri rezekinya, yang penting berkah," ujarnya.

Hal serupa dialami Fitrul Khoiriyah, pedagang makanan minuman yang juga terdampak sepinya wisatawan.

Selama penutupan Gunung Bromo, ia hanya menggantungkan pada warga sekitar yang menikmati matahari tenggelam di Rest Area Gubugklakah.

"Sepi biasanya pagi gini sudah ramai, sekarang sepi, kalau sore agak lumayan, karena kan orang-orang ke sini foto-foto beli minuman, ya ada kalau 10 cangkir, biasanya kita sampai kewalahan," kata Fitrul.

Ia menambahkan, bila ketika penutupan pintu masuk bergantian saat kebakaran di bulan Agustus akhir hingga awal September, lalu tidak berdampak parah. Sebab akses Wisata Gunung Bromo intinya masih dibuka.

"Kalau yang kemarin itu nggak sepi gini, meski di sini (pintu masuk Coban Trisula) sempat tutup, tapi masih ada yang ke sini, ini sama sekali," imbuhnya.

Kini Fitrul dan Jumanti berharap proses pemadaman api berjalan lancar dan wisata Gunung Bromo segera dibuka. Sebab ia dan beberapa warga yang berada di luar kawasan TNBTS atau kawasan penyangga wisata menggantungkan hidupnya dari wisatawan.

"Semoga bisa segera padam. Biar wisatawan dari luar Malang banyak yang ke sini," tutupnya.

Sebagai informasi, BB-TNTBS merupakan pengelola di kawasan Gunung Bromo Tengger Semeru di bawah naungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Instansi ini memiliki wewenang dalam melakukan perawatan dan pengelolaan wisata taman nasional untuk menambah kas negara.

Saat ini imbas kebakaran, empat pintu masuk kawasan Gunung Bromo mulai dari Wonokitri, Kabupaten Pasuruan, Coban Trisula, Desa Ngadas, Kabupaten Malang, Sukapura, Kabupaten Probolinggo, dan Senduro di Kabupaten Lumajang ditutup total sejak Rabu 6 September 2023 lalu.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1161 seconds (0.1#10.140)