Kisah Kecantikan Selir Raja Majapahit Bikin Raden Wijaya Kalap dalam Bercinta
loading...
A
A
A
Raden Wijaya sang pendiri Kerajaan Majapahit dikenal memiliki drama kisah cinta yang menarik diikuti. Ia memiliki lima orang istri, empat di antaranya merupakan anak dari Kertanagara, raja terakhir Kerajaan Singasari.
Satu istri merupakan hasil durian runtuh dari ekspedisi di Kerajaan Singasari. Dimana sebelum runtuh Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan Kertanagara melakukan perluasan ke Semenanjung Melayu. Ekspedisi ini dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu.
Kepulangan pasukan yang ternyata tak tahu Kerajaan Singasari sudah lenyap membawa persembahan raja dari Melayu. Dua putri dari Raja Melayu memang sengaja dipersembahkan ke Raja Singasari.
Namun karena Singasari sudah lenyap, Raden Wijaya pun akhirnya mengawininya tanpa sepengetahuan istri lainnya, sedangkan satu lagi yakni Dara Jingga dinikahi oleh pemimpin pasukan ekspedisi.
Sosok Dyah Petak, putri dari Raja Melayu yang dinikahi Raden Wijaya memiliki paras cantik jelita. Kecantikannya konon mengundang nafsu sang Raja Majapahit ini hingga pernah mencumbunya di sebuah bangunan suci pura.
Naskah kuno Kidung Panji Wijayakrama sebagaimana dituliskan Slamet Muljana pada bukunya ”Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit”, mengisahkan bagaimana persaingan antara istri dan selir Raja Raden Wijaya.
Kala itu Raden Wijaya memang memiliki seorang istri yang menjadi permaisuri yakni Tribhuwana. Tetapi di sisi lain sang raja juga tercatat memiliki empat selir dengan persaingan antar istri cukup keras.
Kidung Panji Wijayakrama menyatakan bahwa Dyah Dara Petak dianggap sebagai istri tertua. Perempuan bergelar Indreswari ini memanaskan persaingan perempuan yang jadi istri - istri sang raja.
Satu istri merupakan hasil durian runtuh dari ekspedisi di Kerajaan Singasari. Dimana sebelum runtuh Kerajaan Singasari di bawah kekuasaan Kertanagara melakukan perluasan ke Semenanjung Melayu. Ekspedisi ini dikenal dengan nama Ekspedisi Pamalayu.
Kepulangan pasukan yang ternyata tak tahu Kerajaan Singasari sudah lenyap membawa persembahan raja dari Melayu. Dua putri dari Raja Melayu memang sengaja dipersembahkan ke Raja Singasari.
Namun karena Singasari sudah lenyap, Raden Wijaya pun akhirnya mengawininya tanpa sepengetahuan istri lainnya, sedangkan satu lagi yakni Dara Jingga dinikahi oleh pemimpin pasukan ekspedisi.
Sosok Dyah Petak, putri dari Raja Melayu yang dinikahi Raden Wijaya memiliki paras cantik jelita. Kecantikannya konon mengundang nafsu sang Raja Majapahit ini hingga pernah mencumbunya di sebuah bangunan suci pura.
Naskah kuno Kidung Panji Wijayakrama sebagaimana dituliskan Slamet Muljana pada bukunya ”Menuju Puncak Kemegahan Sejarah Kerajaan Majapahit”, mengisahkan bagaimana persaingan antara istri dan selir Raja Raden Wijaya.
Kala itu Raden Wijaya memang memiliki seorang istri yang menjadi permaisuri yakni Tribhuwana. Tetapi di sisi lain sang raja juga tercatat memiliki empat selir dengan persaingan antar istri cukup keras.
Kidung Panji Wijayakrama menyatakan bahwa Dyah Dara Petak dianggap sebagai istri tertua. Perempuan bergelar Indreswari ini memanaskan persaingan perempuan yang jadi istri - istri sang raja.