Timor Tengah Selatan Operasikan Teknologi Sederhana Pengubah Udara Jadi Air

Kamis, 07 September 2023 - 21:51 WIB
loading...
Timor Tengah Selatan...
Bupati Timor Tengah Selatan, Egusem Pieter Tahun meresmikan teknologi sederhana pengubah udara menjadi air bersih di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie. Foto/Ist
A A A
TIMOR TENGAH SELATAN - Penyediaan air untuk pengairan di Kabupaten Timur Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) kini tak lagi hanya mengandalkan sumber mata air. Melainkan memakai teknologi sederhana yang mengubah udara menjadi air.

Bupati Timor Tengah Selatan (TTS), Egusem Pieter Tahun meresmikan teknologi sederhana pengubah udara menjadi air bersih. Peresmian ini berlangsung di Desa Tesiayofanu, Kecamatan Kie, pada Rabu (6/9/2023).


"Teknologi ini merupakan yang pertama di TTS, sehingga kita berharap bisa membantu masyarakat Desa Tesiayofanu dalam memanfaatkan lahan dan juga kebutuhan air bersih lainnya," kata Bupati.

Dia menambahkan, diharapkan semua kebutuhan yang berkaitan dengan air bersih bisa sedikit teratasi.

"Dan sambil kita terus membangun daerah ini agar terbebas dari berbagai persoalan, seperti penurunan angka stunting, perilaku hidup bersih dan sehat, dan persoalan lainnya," ujarnya.

Teknologi pengubah udara menjadi air, merupakan hasil kombinasi pemanfaatan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan air water generator (AWG) atau mesin pengubah udara menjadi air.



Teknologi AWG ini terdiri dari 10 buah mesin yang bekerja untuk mengubah udara menjadi air. Dalam 1x24 jam, setiap unit mesin menghasilkan 35-40 liter air.

Sehingga dari 10 mesin yang ada dapat menghasilkan 400 liter air bersih. Air yang dihasilkan bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian dengan sistim irigasi tetes yang hemat air.

Proyek pengolahan udara menjadi air ini sudah berlangsung lebih dari satu tahun atas kerja sama antara Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) Universitas Nusa Cendana (Undana), J Trust Bank dan Pemda TTS, Pemerintah Desa Tesiayofanu dan masyarakat.

Dalam proses kerja sama, terdapat tiga program, yakni penyediaan air bersih lewat alat pengkonversi udara menjadi air dengan menggunakan sumber listrik tenaga surya, pertanian hijau untuk kelompok kaum muda dan pendidikan kepemimpinan untuk kaum muda perempuan.

Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat Undana, Damianus Adar berharap bisa terus berkolaborasi dan bersinergi membangun daerah.

"Kami dari Undana berharap lewat teknologi ini bisa dimanfaatkan dengan baik, masyarakat bisa menanam tanaman dan bisa ditata dengan baik untuk bisa terus bermanfaat," ujarnya.

Eksekutif Direktur Plan Indonesia, Dini Widiastuti menambahkan, selain di TTS pihaknya juga melaksanakan program di Lembata, Nagekeo.

"Harapannya, ke depan bisa menciptakan masyarakat desa yang mandiri, supaya semua program yang sudah dilakukan bisa berkelanjutan. Untuk itu, perlu dilakukan pemeliharaan, pemanfaatan, dari semua komponen masyarakat desa terutama kaum muda,” ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2888 seconds (0.1#10.140)