Hadir di Seminar Internasional UIN Malang, TGB Paparkan Pentingnya Keseimbangan dan Ekonomi Hijau
loading...
A
A
A
MALANG - Ketua Harian DPP Partai Perindo, Dr. TGB Muhammad Zainul Majdi Lc. MA., hadir di Universitas Islam Negeri (UIN) Maluana Malik Ibrahim Malang, Kamis (31/8/2023). Komisioner Independen Bank Syariah Indonesia (BSI) ini, menjadi pembicara dalam seminar internasional ekonomi dan bisnis islam.
Pria yang akrab disapa TGB tersebut, memaparkan bagaimana konsep ekonomi hijau berbasis pandangan islam, di tengah isu-isu kerusakan lingkungan dan alam. Menurut TGB, ada tiga konsep ekonomi hijau yang saling terkait yakni ramah lingkungan, ramah sosial, dan ramah sumber daya.
Bahkan berkaca pada kitab suci umat islam, menurutnya ada yang namanya kata 'mizan', yang berarti keseimbangan atau keadilan. Faktor inilah yang disebut TGB lebih dahulu ada sebelum alam semesta seisinya, termasuk manusia diciptakan Tuhan.
"Sebelum manusia dihadirkan oleh Allah, dihadirkan mengenai mizan. Pentingnya mizan setiap pemangku ekonomi, sosial, politik, yang bertentangan dengan mizan maka ujungnya kebinasaan," ucap TGB.
Maka dari seminar internasional yang bertema "Green Finance, Economics, And Business: Current Issues And Future Challenge", para akademisi dari perguruan tinggi dituntut punya tanggung jawab untuk menyosialisasikan dan membekali para pemangku kepentingan, masyarakat, hingga pelaku-pelaku ekonomi agar ekonomi hijau ini bisa benar-benar tercermin dalam rumusan kebijakan.
"Kita wajib memberikan konsep, hal-hal yang harus dipedomani, sehingga ekonomi Hijau itu bisa menjadi konsep pembangunan Indonesia," ujar pria yang pernah menjadi sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode ini.
Dikatakan TGB, Indonesia kini tengah mencoba melakukan hilirisasi beberapa sumber daya sehingga membutuhkan tahapan industri. Maka disebutnya, penting melihat apakah proses industrialisasi yang baru berjalan tiga tahun ini bisa benar-benar sesuai konsep perspektif ekonomi hijau.
"Contoh pabrik smelter bahan tambang, dari mana listriknya, apakah dari pembangkit listrik yang digerakkan oleh batubara atau sudah mengarah ke bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan," paparnya.
"Bentuk konkretnya dibangunnya pabrik-pabrik. Banyak pabrik-pabrik pengolahan skala besar, apakah dia telah mengadopsi rukyah atau pandangan perspektif terkait ekonomi hijau atau tidak," tambahnya.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Zainuddin mengungkapkan, seminar internasional menjadi bagian dari misi menjadikan UIN Malang sebagai perguruan tinggi setingkat internasional.
Nanti dari hasil seminar ini diharapkan Zainuddin mampu dituangkan dalam jurnal ilmiah internasional untuk kajian-kajian keilmuan selanjutnya. "Kita akan memasukkan ke jurnal bereputasi internasional, sehingga para dosen-dosen, para guru besar bisa summit ke jurnal untuk keperluan aktivitas," kata Zainuddin.
Pria yang akrab disapa TGB tersebut, memaparkan bagaimana konsep ekonomi hijau berbasis pandangan islam, di tengah isu-isu kerusakan lingkungan dan alam. Menurut TGB, ada tiga konsep ekonomi hijau yang saling terkait yakni ramah lingkungan, ramah sosial, dan ramah sumber daya.
Bahkan berkaca pada kitab suci umat islam, menurutnya ada yang namanya kata 'mizan', yang berarti keseimbangan atau keadilan. Faktor inilah yang disebut TGB lebih dahulu ada sebelum alam semesta seisinya, termasuk manusia diciptakan Tuhan.
"Sebelum manusia dihadirkan oleh Allah, dihadirkan mengenai mizan. Pentingnya mizan setiap pemangku ekonomi, sosial, politik, yang bertentangan dengan mizan maka ujungnya kebinasaan," ucap TGB.
Maka dari seminar internasional yang bertema "Green Finance, Economics, And Business: Current Issues And Future Challenge", para akademisi dari perguruan tinggi dituntut punya tanggung jawab untuk menyosialisasikan dan membekali para pemangku kepentingan, masyarakat, hingga pelaku-pelaku ekonomi agar ekonomi hijau ini bisa benar-benar tercermin dalam rumusan kebijakan.
"Kita wajib memberikan konsep, hal-hal yang harus dipedomani, sehingga ekonomi Hijau itu bisa menjadi konsep pembangunan Indonesia," ujar pria yang pernah menjadi sebagai Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) selama dua periode ini.
Dikatakan TGB, Indonesia kini tengah mencoba melakukan hilirisasi beberapa sumber daya sehingga membutuhkan tahapan industri. Maka disebutnya, penting melihat apakah proses industrialisasi yang baru berjalan tiga tahun ini bisa benar-benar sesuai konsep perspektif ekonomi hijau.
"Contoh pabrik smelter bahan tambang, dari mana listriknya, apakah dari pembangkit listrik yang digerakkan oleh batubara atau sudah mengarah ke bahan-bahan yang tidak merusak lingkungan," paparnya.
"Bentuk konkretnya dibangunnya pabrik-pabrik. Banyak pabrik-pabrik pengolahan skala besar, apakah dia telah mengadopsi rukyah atau pandangan perspektif terkait ekonomi hijau atau tidak," tambahnya.
Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, Prof. Zainuddin mengungkapkan, seminar internasional menjadi bagian dari misi menjadikan UIN Malang sebagai perguruan tinggi setingkat internasional.
Nanti dari hasil seminar ini diharapkan Zainuddin mampu dituangkan dalam jurnal ilmiah internasional untuk kajian-kajian keilmuan selanjutnya. "Kita akan memasukkan ke jurnal bereputasi internasional, sehingga para dosen-dosen, para guru besar bisa summit ke jurnal untuk keperluan aktivitas," kata Zainuddin.
(eyt)