Biografi Raja Airlangga: Asal-usul, Pendirian Kerajaan, dan Akhir Hayat

Kamis, 31 Agustus 2023 - 17:57 WIB
loading...
Biografi Raja Airlangga: Asal-usul, Pendirian Kerajaan, dan Akhir Hayat
Raja Airlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan yang berlokasi di Jawa Timur. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Raja Airlangga adalah pendiri Kerajaan Kahuripan yang berlokasi di Jawa Timur. Tak hanya dikenal sebagai pendirinya, Raja Airlangga juga menjadi satu-satunya raja di Kerajaan Kahuripan.

Hal ini karena di akhir pemerintahannya, dia memilih membagi kerajaan menjadi dua untuk putranya. Lantas, seperti apakah sebenarnya sosok Raja Airlangga ini?

Untuk mengenalnya lebih jauh, berikut biografi singkat Raja Airlangga dari awal hidupnya hingga akhir hayat.

Biografi Raja Airlangga


1. Asal-usul Raja Airlangga


Airlangga merupakan putra dari Raja Udayana dan Ratu Mahendradata. Mengutip Repository Kemdikbud, Mahendradata atau Gunapriyadharmapatni adalah cicit Mpu Sindok.

Mpu Sindok sendiri merupakan seorang Raja Mataram tersohor yang memiliki gelar Sri Isanawikrama Dharmatunggadewa. Berdasarkan latar belakang ini, diketahui bahwa Raja Airlangga adalah salah satu keturunan Mpu Sindok.



Saat berusia 16 tahun, Airlangga dijodohkan dengan saudara sepupunya dari Kerajaan Mataram, yakni putri dari Dharmawangsa Teguh. Namun, pada malam hari pernikahannya, istana Mataram diserang mendadak oleh Raja Wurawari.

Pada insiden yang dikenal sebagai pralaya ini banyak tokoh yang terbunuh, termasuk Raja Dharmawangsa Teguh dan putrinya. Untungnya, Airlangga masih bisa menyelamatkan diri bersama seorang hambanya yang setia bernama Narottama.

Dalam pelariannya bersama Narottama, Airlangga hidup di hutan dan berteman dengan para pertapa di lereng gunung. Sepanjang itu, dia juga terus memperdalam ilmu agama dan kekuatan batinnya.

2. Pendirian Kerajaan Kahuripan


Berselang tiga tahun pasca insiden pralaya atau sekitar 1019, Airlangga mendapat restu dari para resi dan pendeta untuk menjadi raja. Pasca penahbisan, dia diberikan gelar Sri Maharaja Rakai Halu Sri Lokeswara Dharmawangsa Airlangga Anantawikramatunggadewa.

Resmi menjadi raja, Airlangga mulai melakukan konfrontasi dengan menyerang Raja Wurawari. Tak hanya itu, dia juga menumpas para raja-raja bawahan yang melepaskan diri dari Mataram dulu.

Setelah menaklukan musuh-musuhnya, Airlangga membuat benteng di sebelah barat istana Watan Mas. Pada awal kepemimpinannya, beberapa kali kerajaan harus pindah karena serangan musuh.



Sebagai balas budi terhadap para pendeta yang telah membantunya, Airlangga mendirikan pertapaan di Gunung Pugawat dan pertapaan Sri Wijayasrama. Kemudian, dia juga membangun candi di Patakan sebagai bentuk terima kasih atas bantuan mereka.

Seiring pemerintahannya berjalan, Airlangga membangun bendungan Waringin Sapta. Bersama rakyatnya yang setia, dia bergotong-royong agar desa-desa di tepi sungai Brantas tidak banjir lagi.

3. Akhir Hayat


Pada 1042, Airlangga membuat keputusan mengejutkan ketika mengundurkan diri sebagai raja. Terkait alasannya, dia merasa sudah terlalu tua dan ingin melanjutkan hidup sebagai pertapa.

Berniat meninggalkan kerajaan, Airlangga ingin memberikan tahta kepada Putri Mahkota Sri Sanggramawijaya Dharmaprasadotunggadewi. Namun, dia justru menolaknya karena ingin menjadi biksuni.

Pasca turun dari Kahuripan, anak-anak Airlangga lainnya berebut kekuasaan. Hal ini diperparah dengan kemunculan adik iparnya dari Mataram yang juga menuntut hak.

Bercermin pada kisah Mahabharata India yang membagi dua kerajaan menjadi Astina dan Amartha, Airlangga berpikiran serupa.

Dia akhirnya membagi kerajaan menjadi dua, yakni Jenggala dan Panjalu. Kerajaan Jenggala diberikan untuk Samarawijaya, sementara Kerajaan Panjalu diberikan kepada anaknya.

Pasca membagi kerajaan menjadi dua bagian, Airlangga meninggalkan kerajaan dan menjadi seorang pertapa hingga akhir hayatnya. Setelah meninggal, dia dicandikan di sebuah petirtaan.

Demikian ulasan mengenai biografi Raja Airlangga, pendiri dan pemimpin tunggal Kerajaan Kahuripan di Jawa Timur.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1340 seconds (0.1#10.140)