Misteri Pemberontakan Penjahat Caya Raja yang Digagalkan Raja Singasari Kertanagara

Minggu, 27 Agustus 2023 - 06:14 WIB
loading...
Misteri Pemberontakan Penjahat Caya Raja yang Digagalkan Raja Singasari Kertanagara
Peninggalan kerajaan Singasari. Foto/Ilustrasi/Kemendikbud
A A A
MALANG - Kertanagara membawa Kerajaan Tumapel atau yang dikenal dengan Singasari ke masa kejayaan. Konon di masa Kertanagara inilah wilayah kekuasaan Kerajaan Singasari mulai diperluas hingga ke luar Pulau Jawa.

Ekspedisi Pamalayu ke Semenanjung Malaya untuk menaklukkan beberapa wilayah kerajaan lain menandai ambisi Kertanagara meluaskan kekuasaannya. Namun sebelum ekspedisi itu dimulai konon ada pemberontakan yang diinisiasi penjahat bernama Caya Raja.

Kisahnya termaktub dalam Kakawin Nagarakretagama pupuh 41/5. Pada naskah kuno karya Mpu Prapanca ini diceritakan bahwa raja Kertanagara membinasakan seorang penjahat yang bernama Caya Raja. Peristiwa itu terjadi sebelum ekspedisi ke Melayu.

Namun nama Caya Raja tidak terdapat dalam Pararaton. Dalam Pararaton, diceritakan bahwa raja Kertanagara membinasakan Kalana Bhaya. Beberapa pakar sejarah sebagaimana dikutip dari "Menuju Puncak Kemegahan : Sejarah Kerajaan Majapahit" masih bersilang pendapat.



Pada Pararaton 18, 23, dan selanjutnya disebutkan secara terang bagaimana Kertanagara pada awal pemerintahannya membinasakan Kalana Bhaya. Mungkin sekali bahwa Kalana Bhaya itu sama dengan Caya Raja, karena antara dua nama itu ada persesuaian ucapan yang sangat akrab.

Menurut dongengan dalam Pararaton, Agnibhaya dan Mahisa Campaka adalah dua orang yang berbeda - beda. Agnibhaya, Raja Kediri, dibinasakan oleh Ken Arok. Nama Agnibhaya itu kemudian berubah bentuknya menjadi angabhaya. Bentuk angabhaya lalu dijadikan titel bagi Mahisa Campaka.

Mahisa Campaka dianggap sebagai raja Kediri. Penyamaan Campaka dengan raja Kediri ini menimbulkan kemungkinan akan adanya dugaan bahwa Kertanagara membinasakan Agnibhaya, Kata Agnibhaya dalam perkembangannya mempunyai dua macam bentuk ubahan. Yang satu menjadi angabhaya, gelar Mahisa Campaka, lainnya ialah (ka) lanabhaya yang kemudian dijadikan Kalana Bhaya.

Prapanca kemudian mensanskertakan nama tersebut dan sekaligus memberikan tarikh tahun terjadinya peristiwa, seperti tercatat dalam Nagarakretagama. Akhirnya, penyalin Nagarakretagama salah menyalin nama tersebut. Nama itu lalu dijadikan Cayaraja. Prosesnya yang terlihat berbelit-belit sekali.



Pada catatan peneliti sejarah sekaligus filolog Belanda Prof. Berg menunjuk adanya keserupaan bentuk huruf Jawa bha dan e berdasarkan edisi Nagarakretagama halaman 106. Demikianlah inti pendapat Prof. Berg untuk menyelesaikan persoalan Caya Raja atau Kalana Bhaya.

Pada tahun Saka 1202 atau tahun Masehi 1280, sepuluh tahun sesudah pembinasaan Caya Raja, Raja Kertanagara menyirnakan Mahisa Rangkah, sebagaimana ada pada Negarakertagama Pupuh 42/1. Juga terhadap pemberitaan ini Prof. Berg memberikan pembahasan yang senafas dengan pembahasan.
(hri)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3786 seconds (0.1#10.140)