Misteri Pemberontakan Penjahat Caya Raja yang Digagalkan Raja Singasari Kertanagara
loading...
A
A
A
MALANG - Kertanagara membawa Kerajaan Tumapel atau yang dikenal dengan
Pada Pararaton 18, 23, dan selanjutnya disebutkan secara terang bagaimana Kertanagara pada awal pemerintahannya membinasakan Kalana Bhaya. Mungkin sekali bahwa Kalana Bhaya itu sama dengan Caya Raja, karena antara dua nama itu ada persesuaian ucapan yang sangat akrab.
Menurut dongengan dalam Pararaton, Agnibhaya dan Mahisa Campaka adalah dua orang yang berbeda - beda. Agnibhaya, Raja Kediri, dibinasakan oleh Ken Arok. Nama Agnibhaya itu kemudian berubah bentuknya menjadi angabhaya. Bentuk angabhaya lalu dijadikan titel bagi Mahisa Campaka.
Mahisa Campaka dianggap sebagai raja Kediri. Penyamaan Campaka dengan raja Kediri ini menimbulkan kemungkinan akan adanya dugaan bahwa Kertanagara membinasakan Agnibhaya, Kata Agnibhaya dalam perkembangannya mempunyai dua macam bentuk ubahan. Yang satu menjadi angabhaya, gelar Mahisa Campaka, lainnya ialah (ka) lanabhaya yang kemudian dijadikan Kalana Bhaya.
Prapanca kemudian mensanskertakan nama tersebut dan sekaligus memberikan tarikh tahun terjadinya peristiwa, seperti tercatat dalam Nagarakretagama. Akhirnya, penyalin Nagarakretagama salah menyalin nama tersebut. Nama itu lalu dijadikan Cayaraja. Prosesnya yang terlihat berbelit-belit sekali.
Pada catatan peneliti sejarah sekaligus filolog Belanda Prof. Berg menunjuk adanya keserupaan bentuk huruf Jawa bha dan e berdasarkan edisi Nagarakretagama halaman 106. Demikianlah inti pendapat Prof. Berg untuk menyelesaikan persoalan Caya Raja atau Kalana Bhaya.
Pada tahun Saka 1202 atau tahun Masehi 1280, sepuluh tahun sesudah pembinasaan Caya Raja, Raja Kertanagara menyirnakan Mahisa Rangkah, sebagaimana ada pada Negarakertagama Pupuh 42/1. Juga terhadap pemberitaan ini Prof. Berg memberikan pembahasan yang senafas dengan pembahasan.
Pada Pararaton 18, 23, dan selanjutnya disebutkan secara terang bagaimana Kertanagara pada awal pemerintahannya membinasakan Kalana Bhaya. Mungkin sekali bahwa Kalana Bhaya itu sama dengan Caya Raja, karena antara dua nama itu ada persesuaian ucapan yang sangat akrab.
Menurut dongengan dalam Pararaton, Agnibhaya dan Mahisa Campaka adalah dua orang yang berbeda - beda. Agnibhaya, Raja Kediri, dibinasakan oleh Ken Arok. Nama Agnibhaya itu kemudian berubah bentuknya menjadi angabhaya. Bentuk angabhaya lalu dijadikan titel bagi Mahisa Campaka.
Mahisa Campaka dianggap sebagai raja Kediri. Penyamaan Campaka dengan raja Kediri ini menimbulkan kemungkinan akan adanya dugaan bahwa Kertanagara membinasakan Agnibhaya, Kata Agnibhaya dalam perkembangannya mempunyai dua macam bentuk ubahan. Yang satu menjadi angabhaya, gelar Mahisa Campaka, lainnya ialah (ka) lanabhaya yang kemudian dijadikan Kalana Bhaya.
Prapanca kemudian mensanskertakan nama tersebut dan sekaligus memberikan tarikh tahun terjadinya peristiwa, seperti tercatat dalam Nagarakretagama. Akhirnya, penyalin Nagarakretagama salah menyalin nama tersebut. Nama itu lalu dijadikan Cayaraja. Prosesnya yang terlihat berbelit-belit sekali.
Pada catatan peneliti sejarah sekaligus filolog Belanda Prof. Berg menunjuk adanya keserupaan bentuk huruf Jawa bha dan e berdasarkan edisi Nagarakretagama halaman 106. Demikianlah inti pendapat Prof. Berg untuk menyelesaikan persoalan Caya Raja atau Kalana Bhaya.
Pada tahun Saka 1202 atau tahun Masehi 1280, sepuluh tahun sesudah pembinasaan Caya Raja, Raja Kertanagara menyirnakan Mahisa Rangkah, sebagaimana ada pada Negarakertagama Pupuh 42/1. Juga terhadap pemberitaan ini Prof. Berg memberikan pembahasan yang senafas dengan pembahasan.
(hri)