Jelang Pemilu 2024, Waketum Perindo Ferry Kurnia Ingatkan Masyarakat Hindari Politisasi Identitas
loading...
A
A
A
Sebab jika dalam konteks yang positif, polarisasi bisa diartikan sebagai sebuah kebhinekaan.
"Tapi ketika polarisasi itu sudah masuk ke wilayah yang memang negatif. Itu yang harus kita hindarkan. Dan semangat ini muncul dalam konteks pecah belah, adu domba, dan lain sebagainya," paparnya.
Kemudian, lanjut Ferry, polarisasi juga bisa muncul di ruang yang lebih luas lagi. Ketika kebohongan terus dipupuk dan dijejali khususnya di media sosial (medsos) maka itu akan dianggap sebagai sebuah kebenaran.
"Di era post truth, kebohongan yang ada di publik dan diorganisir, dimuatkan dengan media sosial, maka akan jadi kebenaran yang memang itu muncul. Itu sumber polarisasi yang luar biasa," ucapnya.
Dalam diskusi yang digelar dalam rangka Dies Natalis Satu Indonesia itu, Ferry pun berharap, politisasi identitas dan polarisasi tidak terjadi di pesta demokrasi mendatang. Bila perlu masyarakat bisa menghindarinya sejak dini.
"Kalau memang itu betul-betul bisa dihindari dan tidak terjadi, maka Indonesia menghadapi tahun elektoral 2024 dan pascanya insyaAllah akan menjadi negara yang lebih baik lagi dan akan terhindar dari perpecahan yang memang akan menimbulkan ketidakpastian," harap Ferry.
Satu hal lagi, tambah Ferry, mitigasi perpecahan juga bisa dilakukan mulai sekarang. Langkah mitigasinya bisa dimulai dengan gencar memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
"Pendidikan politik menjadi hal yang sangat penting dan ini menjadi poin yang sangat strategis. Tidak hanya oleh partai, tapi juga seluruh anak bangsa termasuk dari relawan ini menjadi poin penting," tandasnya.
"Tapi ketika polarisasi itu sudah masuk ke wilayah yang memang negatif. Itu yang harus kita hindarkan. Dan semangat ini muncul dalam konteks pecah belah, adu domba, dan lain sebagainya," paparnya.
Kemudian, lanjut Ferry, polarisasi juga bisa muncul di ruang yang lebih luas lagi. Ketika kebohongan terus dipupuk dan dijejali khususnya di media sosial (medsos) maka itu akan dianggap sebagai sebuah kebenaran.
"Di era post truth, kebohongan yang ada di publik dan diorganisir, dimuatkan dengan media sosial, maka akan jadi kebenaran yang memang itu muncul. Itu sumber polarisasi yang luar biasa," ucapnya.
Dalam diskusi yang digelar dalam rangka Dies Natalis Satu Indonesia itu, Ferry pun berharap, politisasi identitas dan polarisasi tidak terjadi di pesta demokrasi mendatang. Bila perlu masyarakat bisa menghindarinya sejak dini.
"Kalau memang itu betul-betul bisa dihindari dan tidak terjadi, maka Indonesia menghadapi tahun elektoral 2024 dan pascanya insyaAllah akan menjadi negara yang lebih baik lagi dan akan terhindar dari perpecahan yang memang akan menimbulkan ketidakpastian," harap Ferry.
Satu hal lagi, tambah Ferry, mitigasi perpecahan juga bisa dilakukan mulai sekarang. Langkah mitigasinya bisa dimulai dengan gencar memberikan pendidikan politik bagi masyarakat.
"Pendidikan politik menjadi hal yang sangat penting dan ini menjadi poin yang sangat strategis. Tidak hanya oleh partai, tapi juga seluruh anak bangsa termasuk dari relawan ini menjadi poin penting," tandasnya.
(shf)