Komsumsi Kambing, 2 Warga Gunungkidul Diduga Terinfeksi Antraks
loading...
A
A
A
GUNUNGKIDUL - Gegara menyembelih kambing, Dua warga Padukuhan Semuluh Lor, Kalurahan Ngeposari, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, dilaporkan mengalami luka mirip gejala antraks. Puluhan warga diambil sampel darahnya karena mengkonsumsi daging kambing tersebut.
Kepala Bidang Kesehatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Retno Widyastuti menyebut keduanya sebelumnya menyembelih kambing.
Namun kambing yang disembelih warga itu dalam kondisi hidup. ”Sejauh ini belum ada laporan terkait hewan ternak mati mendadak di Semuluh Lor,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).
Karena ada dua warga yang mengalami luka khas antraks maka sejumlah langkah dilakukan oleh DPKH. Mereka melakukan sterilisasi kandang dan juga tempat penyembelihan kambing tersebut.
Dia menandaskan karena kasus antraks di Semuluh Lor belum ada maka sebenarnya itu baru dugaan. Hasilnya masih menunggu uji laboratorium dari BBVet untuk memastikan antraks atau bukan. ”Kami sudah lakukan langkah antisipatif lainnya,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul Sidig Hery Sukoco mengaku pihaknya telah mengambil sampel warga di Semuluh Lor. Puluhan orang telah diperiksa dan juga diambil sampel darahnya.
Saat ini hasil pemeriksaan belum keluar, apakah kasus di Semuluh Lor antraks atau bukan. “Mereka terindikasi ikut mengonsumsi daging kambing tersebut,” ungkapnya.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan total ada 22 orang yang menjalani pemeriksaan. Yaitu dua orang yang mengalami luka khas antrak dan 20 orang lain yang ikut mengkonsumsi daging kambing itu.
Sidig menyebut hasil pemeriksaan belum keluar sehingga pihaknya belum bisa menentukan apakah luka tersebut karena antraks. Karena memang untuk hasil tes belum keluar.
Kendati demikian, dia mengklaim warga yang mengalami luka khas antraks berangsur membaik.
”Dua warga yang luka pada kulit sudah kering dan kondisinya membaik,” ujarnya.Akhir pekan lalu, Dinkes Gunungkidul memeriksa sampel darah dua warga Kapanewon Semanu. Kedua warga itu mengalami luka khas antraks pada bagian tangan.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
Kepala Bidang Kesehatan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Gunungkidul, Retno Widyastuti menyebut keduanya sebelumnya menyembelih kambing.
Namun kambing yang disembelih warga itu dalam kondisi hidup. ”Sejauh ini belum ada laporan terkait hewan ternak mati mendadak di Semuluh Lor,” kata Retno dalam keterangannya, Kamis (20/7/2023).
Karena ada dua warga yang mengalami luka khas antraks maka sejumlah langkah dilakukan oleh DPKH. Mereka melakukan sterilisasi kandang dan juga tempat penyembelihan kambing tersebut.
Dia menandaskan karena kasus antraks di Semuluh Lor belum ada maka sebenarnya itu baru dugaan. Hasilnya masih menunggu uji laboratorium dari BBVet untuk memastikan antraks atau bukan. ”Kami sudah lakukan langkah antisipatif lainnya,” ujarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Gunungkidul Sidig Hery Sukoco mengaku pihaknya telah mengambil sampel warga di Semuluh Lor. Puluhan orang telah diperiksa dan juga diambil sampel darahnya.
Saat ini hasil pemeriksaan belum keluar, apakah kasus di Semuluh Lor antraks atau bukan. “Mereka terindikasi ikut mengonsumsi daging kambing tersebut,” ungkapnya.
Setelah dilakukan penyelidikan dan pemeriksaan total ada 22 orang yang menjalani pemeriksaan. Yaitu dua orang yang mengalami luka khas antrak dan 20 orang lain yang ikut mengkonsumsi daging kambing itu.
Sidig menyebut hasil pemeriksaan belum keluar sehingga pihaknya belum bisa menentukan apakah luka tersebut karena antraks. Karena memang untuk hasil tes belum keluar.
Kendati demikian, dia mengklaim warga yang mengalami luka khas antraks berangsur membaik.
”Dua warga yang luka pada kulit sudah kering dan kondisinya membaik,” ujarnya.Akhir pekan lalu, Dinkes Gunungkidul memeriksa sampel darah dua warga Kapanewon Semanu. Kedua warga itu mengalami luka khas antraks pada bagian tangan.
Lihat Juga: Miss Indonesia 2025 Gelar Audisi di Yogyakarta, Peserta Ini Ingin Jadi Perempuan Berintegritas
(ams)