Tes Swab COVID-19 akan Digencarkan di Sulsel, Target 5.000 Spesimen per Hari

Selasa, 28 Juli 2020 - 06:47 WIB
loading...
Tes Swab COVID-19 akan...
Sementara itu Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah mendorong agar testing masif untuk diagnostic COVID-19 terus digencarkan. Foto : SINDOnews/Doc
A A A
MAKASSAR - Penyelidikan epidemiologi (PE) untuk mengenal sifat penyebab, sumber, cara penularan, serta faktor yang dapat mempengaruhi timbulnya wabah COVID-19, harus dimasiffkan. Dukungan pemeriksaan lab PCR diperlukan dalam penyelidikan ini.

Ketua Tim Konsultan Gugus Tugas COVID-19 Sulsel, Prof Ridwan Amiruddin, mengatakan kapasitas pemeriksaan spesimennya mesti lebih besar tiap hari. Baca : Angka Kesembuhan COVID-19 Sulsel Membaik, Tim Ahli Minta Tetap Waspada

"Jadi massive tracking, dukungan lab mesti well manage. Hasil pemeriksaan lab sekarang masih lambat. 90% specimen lebih 4 hari waktu delay-nya," tukas Ridwan kepada SINDOnews.

Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat Unhas ini, keterlambatan yang terjadi disebabkan managemen model pemeriksaan specimen masih konvensional.

Ridwan menyebutkan, hingga saat ini Sulsel sudah melakukan tes pemeriksaan PCR sebanyak 73.685 spesimen. Atau sudah mencapai 5.941 per 1 juta penduduk Sulsel, setara dengan 0,80 per 1000 penduduk per minggu.

"Jumlah penduduk Sulsel tercatat sudah 9.426.885 orang. Target mingguan harus mencapai 1/1000 penduduk perminggu yang diperiksa," kata Ridwan. Makanya kapasitas pemeriksaan masih harus ditambah. Tes PCR harus menjadi dua kali lipat yang sebelumnya agar mencapai target.

"Jadi direncanakan menaikkan kapasitas lab menjadi dua kali lipat. Diamtaranya melalui upaya penambahan dua unit mobile PCR, peningkatan manajement sampel, dan enggunaan metode pooling pemeriksaan specimen," tandas Ridwan. Baca Juga : Dinkes Bakal Tracing Kontak Dua Pegawai Positif COVID-19 di DPRD

Sementara itu Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah mendorong agar testing masif untuk diagnostic COVID-19 terus digencarkan. Laboratorium untuk pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) akan ditingkatkan kapasitasnya, agar uji spesimen swab yang dihasilkan semakin besar setiap harinya.

Nurdin tak menampik, di Sulsel ada beberapa laboratorium pemeriksaan PCR yang beroperasi. Hanya saja, kata dia, kapasitas pemeriksaannya belum maksimal. Dalam sehari, baru bisa memeriksa sekitar 2.000 spesimen per hari.

"Apa yang harus kita lakukan hari ini adalah bukan lagi laboratorium kita yang ditambah. Tapi kapasitas testingnya. Misalnya walaupun lab sedikit, tapi kapasitas yang besar," tutur Nurdin di kantor Gubernur Sulsel, kemarin.

Dia mencontohkan, di Sumatera Barat dimana dengan jumlah lab yang terbatas, namun kapasitas pemeriksaannya dalam sehari bisa mencapai 5.000 spesimen. Dengan testing itu, Sumatera Barat dianggap mampu mengendalikan COVID-19. "Kita masih sekitar 2.000. Padahal jumlah penduduk kita lebih besar. Makanya saya minta supaya dibantu kita bagaimana testing masif ini kita tingkatkan kapasitasnya," papar dia.

Dengan kapasitas pemeriksaan yang lebih besar, maka identifikasi penularan juga jauh banyak yang dihasilkan. Namun justru bisa potensi penularan lebih meluas bisa ditekan. Karena orang yang terpapar atau berpotensi menularkan bisa dicegah sebanyak mungkin. Baca Lagi : Tingkat Kesembuhan Tertinggi, Penggunaan Anggaran Teririt

Untuk itu, Nurdin mendorong, pemeriksaan swab di Sulsel untuk diagnosis COVID-19 jauh lebih banyak. Targetnya bisa mencapai 5.000 spesimen tiap hari. "Saya sih berharap, satu hari itu spesimen minimal 5000 lah. Tapi jangan lagi lihat kasusnya naik, karena kita naikkan ini pasti karena dampak kita testing masif. Kalau ini terus kita masifkan, pada saatnya akan turun lagi kasusnya karena bisa segera ditemukan kasusnya," jelasnya.

Direncanakan, dua unit mobile PCR yang bakal diadakan Pemprov Sulsel bisa menambah kapasitas pemeriksaan spesimen kedepan. Lab PCR ini bisa beroperasi secara fleksibel di daerah-daerah zona merah untuk pemeriksaan swab. "Tinggal tunggu datang. Kalau itu datang, kapasitasnya tambah kencang, kita bisa parkir di pasar, dan sebagainya. Nanti dia mobile. Misalnya daerah-daerah episentrumnnya tinggi atau zona merah, kita bawa kesana mobilnya," pungkas Nurdin.
(sri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1308 seconds (0.1#10.140)