Dua Pencuri di Sekretariat AJI Makassar Berhasil Ditangkap
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Jajaran Resmob Polda Sulsel berhasil meringkus kawanan terduga pelaku pencurian di Sekretariat Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar di Jalan Toddopuli IIV, Kecamatan Manggala, Jumat (10/4/2020), beberapa waktu lalu.
Kanit Resmob Polda Sulsel Kompol Edy Sabhara membenarkan penangkapan dua pelaku tersebut, kendati demikian ia belum mau membeberkan identitas para pelaku. Edy juga belum merinci dimana dan kapan penangkapan keduanya dilakukan.
"Iya sudah ditangkap pelakunya, tapi masih pengembangan," kata Edy Sabhara saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (14/4/2020).
Sebelumnya, kawanan pencuri ini menggondol beberapa barang elektronik milik anggota organisasi jurnalis tersebut. Lokasi itu juga dijadikan posko kemanusiaan peduli Virus Corona atau Covid-19.
Dua orang yang menjadi korban pencurian adalah, Ketua AJI Makassar Nurdin Amir dan Koordinator Divisi Organisasi AJI Makassar Didit Haryadi.
"Dua laptop sama dua handphone yang diambil sama pencurinya. Saya punya sama pak ketua (Nurdin Amir)," ucap Didit Haryadi.
Didit mengatakan, perangkat elektronik yang hilang, disimpan di atas meja dan kamar di lantai dua sekretariat. Pelaku diduga beraksi saat semua penghuni sekretariat masih terlelap. Hilangnya barang-barang berharga pertama kali diketahui sekitar pukul 07.00 Wita pagi.
"Pak ketua sempat teriak dari lantai satu kalau kita (Sekretatiat) kebobolan pencuri. Pas saya dengar itu langsung saya bangun turun ke lantai satu. Setelah diperiksa semua, baru ditahu hilang barang-barang," ungkapnya.
Dia mengaku, sebelumnya sempat terbangun sekitar pukul 05.00 Wita untuk melaksanakan salat subuh.
"Pas selesai salat saya masih liat itu laptop sama HP-ku di atas meja tersimpan kayak biasa. Kalau barangnya pak ketua disimpan di kamarnya juga. Sehabis salat saya lanjut lagi tidur," jelas Didit.
Dia menceritakan, sekretariat cukup lengang dari biasanya. Hanya terdapat sejumlah jurnalis lain yang biasanya beraktivitas di lantai satu. Karena kondisi semakin larut, satu persatu jurnalis meninggalkan sekretariat.
"Kalau tidak salah mau hampir jam 24.00 Wita malam, saya kasih rapat pintu pagar di bawah (lantai 1). Pintu pagar tidak terkunci hanya dipasangi gembok, tapi gemboknya rusak. Kalau pintu utama saya kasih tutup biasa saja," ujar Didit.
Pelaku diduga masuk mengendap tanpa sepengatahuan jurnalis yang berada di dalam sekretariat di lantai dua. "Setelah naik di lantai dua, baru diambil itu barang-barang. Ada tas pakaiannya satu orang teman, dia (pencuri) pakai untuk kasih masuk itu barang. Karena pakaiannya itu teman berhamburan di lantai, tasnya dipakai untuk isi barang," tutur Didit.
Kanit Resmob Polda Sulsel Kompol Edy Sabhara membenarkan penangkapan dua pelaku tersebut, kendati demikian ia belum mau membeberkan identitas para pelaku. Edy juga belum merinci dimana dan kapan penangkapan keduanya dilakukan.
"Iya sudah ditangkap pelakunya, tapi masih pengembangan," kata Edy Sabhara saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Selasa (14/4/2020).
Sebelumnya, kawanan pencuri ini menggondol beberapa barang elektronik milik anggota organisasi jurnalis tersebut. Lokasi itu juga dijadikan posko kemanusiaan peduli Virus Corona atau Covid-19.
Dua orang yang menjadi korban pencurian adalah, Ketua AJI Makassar Nurdin Amir dan Koordinator Divisi Organisasi AJI Makassar Didit Haryadi.
"Dua laptop sama dua handphone yang diambil sama pencurinya. Saya punya sama pak ketua (Nurdin Amir)," ucap Didit Haryadi.
Didit mengatakan, perangkat elektronik yang hilang, disimpan di atas meja dan kamar di lantai dua sekretariat. Pelaku diduga beraksi saat semua penghuni sekretariat masih terlelap. Hilangnya barang-barang berharga pertama kali diketahui sekitar pukul 07.00 Wita pagi.
"Pak ketua sempat teriak dari lantai satu kalau kita (Sekretatiat) kebobolan pencuri. Pas saya dengar itu langsung saya bangun turun ke lantai satu. Setelah diperiksa semua, baru ditahu hilang barang-barang," ungkapnya.
Dia mengaku, sebelumnya sempat terbangun sekitar pukul 05.00 Wita untuk melaksanakan salat subuh.
"Pas selesai salat saya masih liat itu laptop sama HP-ku di atas meja tersimpan kayak biasa. Kalau barangnya pak ketua disimpan di kamarnya juga. Sehabis salat saya lanjut lagi tidur," jelas Didit.
Dia menceritakan, sekretariat cukup lengang dari biasanya. Hanya terdapat sejumlah jurnalis lain yang biasanya beraktivitas di lantai satu. Karena kondisi semakin larut, satu persatu jurnalis meninggalkan sekretariat.
"Kalau tidak salah mau hampir jam 24.00 Wita malam, saya kasih rapat pintu pagar di bawah (lantai 1). Pintu pagar tidak terkunci hanya dipasangi gembok, tapi gemboknya rusak. Kalau pintu utama saya kasih tutup biasa saja," ujar Didit.
Pelaku diduga masuk mengendap tanpa sepengatahuan jurnalis yang berada di dalam sekretariat di lantai dua. "Setelah naik di lantai dua, baru diambil itu barang-barang. Ada tas pakaiannya satu orang teman, dia (pencuri) pakai untuk kasih masuk itu barang. Karena pakaiannya itu teman berhamburan di lantai, tasnya dipakai untuk isi barang," tutur Didit.
(mba)