Kisah Kesaktian Bajulgiling, Pusaka Andalan Jaka Tingkir yang Bisa Tundukkan Puluhan Buaya

Selasa, 04 Juli 2023 - 08:16 WIB
loading...
A A A
Aryo Penangsang membunuh Sunan Prawoto, sebagai bentuk balas dendam atas kematian ayahnya. Ayah Aryo Penangsang yang bernama Pangeran Sekar Seda Lepen, tewas dibunuh Sunan Prawoto sewaktu dia menyelesaikan salat ashar di tepi Bengawan Solo.

Kemudian Aryo Penangsang mengirim utusan untuk membunuh Adiwijaya di Pajang, tapi utusan itu gagal karena dia memiliki kekebalan dari jimat Ki Bajulgiling. Namun setelah mengalahkan utusan Aryo Penangsang, justru Adiwijaya menjamu para pembunuh itu dengan baik, serta memberi mereka hadiah untuk mempermalukan Aryo Penangsang.

Adiwijaya segan memerangi Aryo Penangsang secara langsung, karena sama-sama anggota keluarga Demak, dan merupakan saudara seperguruan yakni sama sama sebagai murid Sunan Kudus. Menyiasati hal itu, Adiwijaya mengadakan sayembara. Barangsiapa dapat membunuh Aryo Penangsang, akan mendapatkan tanah Pati dan Mentaok atau Mataram sebagai hadiah.

Sayembara diikuti kedua cucu Ki Ageng Sela, yaitu Ki Ageng Pemanahan dan Ki Panjawi. Dalam perang itu, Ki Juru Martani yang merupakan kakak ipar Ki Ageng Pemanahan, berhasil menyusun siasat cerdik. Sehingga Sutawijaya yang merupakan anak Ki Ageng Pemanahan, dapat menewaskan Aryo Penangsang setelah menusukkan Tombak Kiai Plered ketika Aryo Penangsang menyeberang Bengawan Sore dengan mengendarai Kuda Jantan Gagak Rimang.

Berkat kemenangan itu, lalu oleh Adiwijaya keluarga Ki Ageng Pemanahan diberi tanah perdikan Mataram. Saat naik takhta, kekuasaan Adiwijaya hanya mencakup wilayah Jawa Tengah saja, karena sepeninggal Trenggana, banyak daerah bawahan Demak yang melepaskan diri.



Negeri-negeri di Jawa Timur tergabung dalam Persekutuan Adipati Bang Wetan, yang saat itu dipimpin oleh Bupati Surabaya, Panji Wiryakrama. Pada tahun 1568 Sunan Prapen penguasa Giri Kedaton, menjadi mediator pertemuan antara Adiwijaya Raja Pajang di atas negeri yang mereka pimpin.

Sebagai tanda ikatan politik, Panji Wiryakrama diambil sebagai menantu Adiwijaya. Selain itu, Adiwijaya juga berhasil menundukkan Madura setelah penguasa pulau itu yang bernama Raden Pratanu bergelar Panembahan Lemah Duwur Arosbaya menjadi menantunya.

Dalam pertemuan tahun 1568 itu, Sunan Prapen untuk pertama kalinya berjumpa dengan Ki Ageng Pemanahan, dan untuk kedua kalinya meramalkan bahwa Pajang akan ditaklukkan Mataram melalui keturunan Ki Ageng tersebut. Mendengar ramalan tersebut, Adiwijaya tidak lagi merasa cemas karena dia menyerahkan semuanya pada kehendak takdir.

Lalu beberapa tahun kemudian Sutawijaya atau Panembahan Senopati yang telah diberikannya tanah perdikan di Alas Mentaok, mulai melakukan pemberontakan terhadap Pajang. Pada tahun 1582 seorang keponakan Sutawijaya yang tinggal di Pajang, bernama Raden Pabelan dihukum mati karena berani menyusup ke dalam keputrian menemui Ratu Sekar Kedaton yang merupakan putri bungsu Adiwijaya.
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2961 seconds (0.1#10.140)