Semburkan Lava Pijar, Gunung Karangetang Alami 162 Gempa Guguran
loading...
A
A
A
SITARO - Lava pijar menyembur dari kawah Gunung Karangetang, di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara. Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, sepanjang Selasa (27/6/2023) juga terjadi sebanyak 162 kali gempa guguran.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga teramati mengeluarkan asap berwarna putih dari kawah utama, dengan intensitas sedang, dan tinggi sekitar 75-100 meter dari puncak.
Dari laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Vieko Kristianse Rompas yang dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, disebutkan, gempa guguran yang terjadi sebanyak 162 kali tersebut, memiliki amplitudo 3-35 mm dan lama gempa 30-684 detik.
Selain itu juga terjadi terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 10 detik. Satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 20 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 8 detik. Serta, satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 20 mm, S-P 0,5 detik dan lama gempa 10 detik.
Gunung Karangetang juga tercatat mengalami empat gali gempa tremor menerus, dengan amplitudo 0,25-3 mm, dominan 2 mm. Gempa tremor ini menandai adanya aktivitas pergerakan magma dari perut bumi, ke permukaan.
Dalam laporan tertulis tersebut, juga disebutkan sepanjang 24 jam juga terjadi satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 45 mm, S-P 5 detik dan lama gempa 25 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 45 mm, S-P 13 detik dan lama gempa 38 detik.
Hingga kini status Gunung Karangetang masih berada di level III atau siaga. Masyarakat dan pengunjung dilarang keras melakukan pendakian, dan beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 km.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai guguran lava, dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya. Saat terjadi hujan lebat, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Karangetang.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga teramati mengeluarkan asap berwarna putih dari kawah utama, dengan intensitas sedang, dan tinggi sekitar 75-100 meter dari puncak.
Dari laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Karangetang, Vieko Kristianse Rompas yang dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, disebutkan, gempa guguran yang terjadi sebanyak 162 kali tersebut, memiliki amplitudo 3-35 mm dan lama gempa 30-684 detik.
Baca Juga
Selain itu juga terjadi terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 10 mm, dan lama gempa 10 detik. Satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 20 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 8 detik. Serta, satu kali gempa vulkanik dalam dengan amplitudo 20 mm, S-P 0,5 detik dan lama gempa 10 detik.
Gunung Karangetang juga tercatat mengalami empat gali gempa tremor menerus, dengan amplitudo 0,25-3 mm, dominan 2 mm. Gempa tremor ini menandai adanya aktivitas pergerakan magma dari perut bumi, ke permukaan.
Dalam laporan tertulis tersebut, juga disebutkan sepanjang 24 jam juga terjadi satu kali gempa tektonik lokal dengan amplitudo 45 mm, S-P 5 detik dan lama gempa 25 detik, dan satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 45 mm, S-P 13 detik dan lama gempa 38 detik.
Hingga kini status Gunung Karangetang masih berada di level III atau siaga. Masyarakat dan pengunjung dilarang keras melakukan pendakian, dan beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua di sisi utara, dan kawah utama di sisi selatan, serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 km.
Masyarakat juga diimbau mewaspadai guguran lava, dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat dan barat daya. Saat terjadi hujan lebat, masyarakat juga diminta mewaspadai potensi banjir lahar dingin dari sungai-sungai yang berhulu di Gunung Karangetang.
(eyt)