Gempa Tremor Masih Terdeteksi dari Perut Gunung Karangetang
loading...
A
A
A
SITARO - Gempa tremor yang menandai adanya pergerakan magma dari perut bumi ke permukaan, masih terdeteksi terjadi di perut Gunung Karangetang. Hingga kini, gunung api di Kabupaten Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, masih berstatus siaga level III.
Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, selama periode pukul 06.00-12.00 Wita, Kamis (22/6/2023), tercatat Gunung Karangetang mengalami satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,25-1 mm, dominan 0,25 mm.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga masih teramati mengeluarkan asap putih dari kawah utama, dengan ketinggian 50-75 meter dari puncak.
Dalam laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Api Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah di situs magma.vsi.esdm.go.id. Sepanjang enam jam, terjadi 18 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 36-64 detik.
Tercatat juga terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 28 detik. Satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 5 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 18 detik. Serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8-10 mm, S-P 17-31 detik, dan lama gempa 45-108 detik.
Masyarakat, dan wisatawan dilarang melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua, serta kawah utama, dan area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara dengan radius 3,5 km.
Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Guguran lava dan awan panas ini, terjadi dari penumpukan material lava yang kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.
Mengantisipasi terjadinyam banjir lahar dingin dari puncak Gunung Karangetang, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, diimbau meningkatkan kesiapsiagaan saat terjadi hujan lebat di wilayah puncak.
Dilansir dari magma.vsi.esdm.go.id, selama periode pukul 06.00-12.00 Wita, Kamis (22/6/2023), tercatat Gunung Karangetang mengalami satu kali gempa tremor menerus dengan amplitudo 0,25-1 mm, dominan 0,25 mm.
Gunung Karangetang yang memiliki ketinggian 1.784 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut, juga masih teramati mengeluarkan asap putih dari kawah utama, dengan ketinggian 50-75 meter dari puncak.
Baca Juga
Dalam laporan tertulis petugas pengamatan Gunung Api Karangetang, Aditya Gurasali yang diunggah di situs magma.vsi.esdm.go.id. Sepanjang enam jam, terjadi 18 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-8 mm, dan lama gempa 36-64 detik.
Tercatat juga terjadi satu kali gempa hembusan dengan amplitudo 5 mm, dan lama gempa 28 detik. Satu kali gempa hybrid atau fase banyak dengan amplitudo 5 mm, S-P tidak teramati dan lama gempa 18 detik. Serta dua kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 8-10 mm, S-P 17-31 detik, dan lama gempa 45-108 detik.
Masyarakat, dan wisatawan dilarang melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 km dari puncak kawah dua, serta kawah utama, dan area perluasan sektoral ke arah barat daya, selatan, tenggara dengan radius 3,5 km.
Baca Juga
Selain itu, masyarakat juga diminta mewaspadai guguran lava dan awan panas guguran yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Guguran lava dan awan panas ini, terjadi dari penumpukan material lava yang kondisinya belum stabil dan mudah runtuh, terutama ke sektor selatan, tenggara, barat, dan barat daya.
Mengantisipasi terjadinyam banjir lahar dingin dari puncak Gunung Karangetang, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang, diimbau meningkatkan kesiapsiagaan saat terjadi hujan lebat di wilayah puncak.
(eyt)