Awan Panas Terekam Meluncur Sejauh 5 Km dari Puncak Semeru
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, terekam meluncur sejauh 5 km selama 663 detik, Senin (26/6/2023) malam. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada, karena aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif.
Guguran awan panas dari puncak Gunung Semeru tersebut, terekam CCTV yang ada di Bukit Padat, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Kepulang asap kelabu nampak membumbung ke udara, saat luncuran awan panas terjadi.
Luncuran awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru tersebut, mengarah ke sisi tenggara atau mengarah ke Besuk Kobokan. Dari data seismograf Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, getaran awan panas guguran terekam dengan amplitudo maksimal 23 mm, selama 663 detik.
Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Rosyid mengatakan, belum ada laporan dampak dari luncuran awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru, lantaran jarak luncurnya masih di dalam kategori aman.
"Kami mengimbau masyarakat yang bermukim di kaki Gunung Semeru, untuk meningkatkan kewaspadaan, lantaran aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif," terang Rosyid. Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, atau sepanjang Besuk Kobokan, dengan radius 13 km, dan 500 meter dari sepadan sungai, karena berpotensi terjadi perluasan luncuran awan panas guguran, dan aliran lahar hingga jarak 17 km.
Guguran awan panas dari puncak Gunung Semeru tersebut, terekam CCTV yang ada di Bukit Padat, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang. Kepulang asap kelabu nampak membumbung ke udara, saat luncuran awan panas terjadi.
Luncuran awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru tersebut, mengarah ke sisi tenggara atau mengarah ke Besuk Kobokan. Dari data seismograf Pos Pengamatan Gunung Api Semeru, getaran awan panas guguran terekam dengan amplitudo maksimal 23 mm, selama 663 detik.
Petugas Pusdalops BPBD Kabupaten Lumajang, Rosyid mengatakan, belum ada laporan dampak dari luncuran awan panas guguran dari puncak Gunung Semeru, lantaran jarak luncurnya masih di dalam kategori aman.
"Kami mengimbau masyarakat yang bermukim di kaki Gunung Semeru, untuk meningkatkan kewaspadaan, lantaran aktivitas vulkanik Gunung Semeru masih fluktuatif," terang Rosyid. Hingga saat ini, status Gunung Semeru masih berada di level III atau siaga.
Masyarakat dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara, atau sepanjang Besuk Kobokan, dengan radius 13 km, dan 500 meter dari sepadan sungai, karena berpotensi terjadi perluasan luncuran awan panas guguran, dan aliran lahar hingga jarak 17 km.
(eyt)