Kopi Jadi Alternatif Komoditas Andalan Warga Dieng
loading...
A
A
A
WONOSOBO - Warga dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah yang selama ini mengandalkan pariwisata dan pertanian sayur mayur kini memiliki alternatif komoditas berupa kopi. Selain membawa manfaat ekonomis dan eco sosial, kopi juga bermanfaat secara ekologis.
Seperti yang sekarang rutin dilakukan Harsono, warga Desa Mlandi, Kecamatan Wonosobo yakni menyortir biji kopi di teras rumahnya, dan sebagian dijemur di atas atap.
Rumahnya terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Kopi yang diolah Harsono dipanen dari tegalan yang berada di lereng Dieng, daerah resapan air untuk Kawasan Wonosobo dan sekitarnya.
Dia dan warga lainnya sebelumnya mengembangkan pertanian sayuran layaknya petani lain di lereng Dieng. Tapi kini kopi menjadi salah satu alternatif komoditas yang bisa dipertahankan tegakan pohonnya.
Kopi selain tegakan pohonnya dipertahankan hidup, juga memiliki kemampuan meresapkan air kedalam tanah yang lebih baik. Selain itu nilai ekonominya juga bisa menggerakkan perekonomian petani.
Hal yang sama dilakukan I Ketut Kartika Yasa di Banjar Jempanang, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Bali. Dia mengembangkan tanaman kopi di antara pepohonan yang sudah ada.
Seperti halnya penopang roda ekonomi di Wonosobo, kopi di Banjar Jempanang juga menjadi tanaman konservasi. Selain kemampuannya meresapkan tanah di lereng Puncak Mangu, keberadaannya juga menjaga keanekaragaman hayati yang ada.
Kedua lokasi pengembangan kopi sebagai upaya konservasi tersebut adalah secuil potret dari wujud komitmen Yayasan Niru Daya dan Danone Aqua untuk memperkenalkan kopi konservasi dengan nama kopi tirto.
Produk yang memperkenalkan kepada publik bahwa kopi membawa cerita konservasi secara ekologis dan ekonomis dari setiap lokasi. Tagline yang diserukan adalah Secangkir Kopi Merawat Bumi.
"Kami turut membantu pendampingan dan pengenalan ekonomi hijau para petani kopi ini. mulai dari bagaimana mengembangkan green bean kopi yang berkualitas, memproses dan mengemas secara modern, serta mendistribusikan dan membantu manajemen penjualan, kata Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, Senin (26/6/2023).
Dia menyebut kopi tidak hanya berkualitas tapi juga penting untuk menjaga ekosistem air. Saat ini telah dilakukan pendampingan 120 petani kopi yang tersebar di beberapa lokasi.
“Ayo kita nikmati kopi sembari membantu ekonomi petani serta menjaga air yang ada di bumi," pungkas Arif.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
Seperti yang sekarang rutin dilakukan Harsono, warga Desa Mlandi, Kecamatan Wonosobo yakni menyortir biji kopi di teras rumahnya, dan sebagian dijemur di atas atap.
Rumahnya terletak di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut (Mdpl). Kopi yang diolah Harsono dipanen dari tegalan yang berada di lereng Dieng, daerah resapan air untuk Kawasan Wonosobo dan sekitarnya.
Dia dan warga lainnya sebelumnya mengembangkan pertanian sayuran layaknya petani lain di lereng Dieng. Tapi kini kopi menjadi salah satu alternatif komoditas yang bisa dipertahankan tegakan pohonnya.
Kopi selain tegakan pohonnya dipertahankan hidup, juga memiliki kemampuan meresapkan air kedalam tanah yang lebih baik. Selain itu nilai ekonominya juga bisa menggerakkan perekonomian petani.
Hal yang sama dilakukan I Ketut Kartika Yasa di Banjar Jempanang, Desa Belok Sidan, Kecamatan Petang, Badung, Bali. Dia mengembangkan tanaman kopi di antara pepohonan yang sudah ada.
Seperti halnya penopang roda ekonomi di Wonosobo, kopi di Banjar Jempanang juga menjadi tanaman konservasi. Selain kemampuannya meresapkan tanah di lereng Puncak Mangu, keberadaannya juga menjaga keanekaragaman hayati yang ada.
Kedua lokasi pengembangan kopi sebagai upaya konservasi tersebut adalah secuil potret dari wujud komitmen Yayasan Niru Daya dan Danone Aqua untuk memperkenalkan kopi konservasi dengan nama kopi tirto.
Produk yang memperkenalkan kepada publik bahwa kopi membawa cerita konservasi secara ekologis dan ekonomis dari setiap lokasi. Tagline yang diserukan adalah Secangkir Kopi Merawat Bumi.
"Kami turut membantu pendampingan dan pengenalan ekonomi hijau para petani kopi ini. mulai dari bagaimana mengembangkan green bean kopi yang berkualitas, memproses dan mengemas secara modern, serta mendistribusikan dan membantu manajemen penjualan, kata Communication Director Danone Indonesia, Arif Mujahidin, Senin (26/6/2023).
Dia menyebut kopi tidak hanya berkualitas tapi juga penting untuk menjaga ekosistem air. Saat ini telah dilakukan pendampingan 120 petani kopi yang tersebar di beberapa lokasi.
“Ayo kita nikmati kopi sembari membantu ekonomi petani serta menjaga air yang ada di bumi," pungkas Arif.
Lihat Juga: Mandiri Presents Jakarta Coffee Week 2024, Semangat Selebrasi Kemajuan Kultur Kopi Indonesia
(shf)