Mengharukan, Kakak Beradik Penjual Kue Keliling di Manado Bisa Naik Haji Bersama

Rabu, 21 Juni 2023 - 17:53 WIB
loading...
Mengharukan, Kakak Beradik Penjual Kue Keliling di Manado Bisa Naik Haji Bersama
Suhriah Mato (73) dan Nur Mato (71) penjual kue keliling di Kota Manado, yang bisa naik haji bersama. Foto/MPI/Subhan Sabu
A A A
MANADO - Di tengah keterbatasan yang harus dihadapi, Suhriah Mato (73), dan adiknya, Nur Mato (71) tak dapat menyembunyikan rasa syukur dan kebahagiaan. Dua wanita bersaudara tersebut, akhirnya bisa berangkat ke tanah suci Mekkah untuk menunaikan ibadah haji.



Sehari-hari, wanita yang sudah memasuki usia senja tersebut, bekerja sebagai penjual kue keliling di Kota Manado. Mereka juga tidak pernah menyangka, mimpi untuk bisa naik haji akhirnya bisa terwujud.



Nur Mato mengisahkan, awalnya dia tidak yakin bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci Mekkah. Sejak suaminya meninggal dunia pada tahun 1997, dia harus membesarkan tiga anaknya sendiri sambil berjualan kue keliling.



Hasil penjualan dari kue buatannya tersebut, dipakai untuk biaya kehidupan sehari-hari dan biaya sekolah anak-anaknya. Sisanya dia sisihkan untuk ditabung di bank, untuk berjaga-jaga ketika membutuhkan biaya mendesak.

"Saya menabung di bank. Lalu saya tanya ke petugas bank, apakah saya yang hanya penjual kue keliling ini bisa naik haji. Kata petugasnya bisa, yang penting usahakan isi nomor porsi haji sebesar Rp25 juta," tutur Nur Mato sambil berurai air mata.

Mendengar penyampaian dari petugas bank tersebut, Nur Mato kian gigih berjualan kue keliling di Kelurahan Perkamil, Kecamatan Paal Dua. Setiap hari dia sisihkan uang Rp100 ribu hasil jualan kue untuk ditabung.



Hingga akhirnya pada 2013, dia bisa mengisi nomor porsi haji, dan bisa naik haji lima tahun depan. Sayangnya selama lima tahun menunggu, mimpinya untuk naik haji tertunda karena jemaah bertambah banyak. Pada 2020 mimpinya kembali tertunda, karena adanya pandemi Covid-19.

"Alhamdulillah akhirnya tahun ini bisa terpanggil. Syukur Alhamdulillah, bersyukur banyak kepada Allah, saya ingin bertemu Allah memohon ampun dosa-dosa saya, banyak sekali dosa saya, itulah saya ingin bertemu dengan Allah memohon ampun atas dosa saya," tuturnya.

Nasib kakaknya juga tak jauh berbeda, sejak sang suami meninggal pada 1993, Suhriah Mato (73) harus sendirian membesarkan empat anaknya sambil berjualan kue. Bedanya, dia tidak berjualan kue keliling, melainkan menitipkan kue buatannya di warung-warung yang ada di Kampung Arab, Kelurahan Istiqlal.



Hasil dari jualan kue digunakan untuk menyekolahkan anak-anaknya, dan sisanya dia tabung. Setelah semua anak-anaknya selesai sekolah, uang tabungannya kemudian dia gunakan untuk mendaftar haji pada 2013 lalu. "Keuntungan per hari sekitar Rp50 ribu, tiap minggu saya kumpulkan kemudian setor ke bank," ujarnya.

Dia mengaku senang niatnya untuk menunaikan haji bisa kesampaian. Meski dengan kondisinya yang menggunakan tongkat, dia yakin bisa menjalankan ibadah haji. "Yakin, saya yakin pasti bisa," pungkasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2969 seconds (0.1#10.140)