Intensitas El Nino Meningkat, BMKG Ingatkan Kekeringan Terjadi hingga Oktober
loading...
A
A
A
JOGJAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika ( BMKG ) menyebut ENSO (El Nino Southern Oscillation) mulai menunjukkan kenaikan intensitas El Nino Lemah menuju El Nino Moderat. Hal tersebut sesuai dengan prakirakaan pada bulan Februari 2023 yang lalu.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan, saat ini mulai terlihat kenaikan intensitas El Nino Lemah menjadi moderat dengan nilai indeks sebesar 0.99. Ini menunjukkan mulai terjadi gangguan iklim dari Samudera Pasifik.
"Fenomena El Nino diprediksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun 2023,"ungkap Warjono, Selasa (20/6/2023).
Berdasarkan catatan iklim masa lalu, lanjut dia, secara umum El Nino akan mengakibatkan iklim lebih kering di Indonesia, terutama pada periode bulan Juni hingga Oktober 2023.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di selatan pulau Jawa sehingga terjadi daerah konvergensi/perlambatan massa udara di sekitar wilayah pulau Jawa.
Pola angin di Wilayah Jawa dan khususnya DIY umumnya bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 10-25 km/jam, sehingga perlu diwaspadai potensi gelombang tinggi di Perairan Yogyakarta.
Di mana analisis terkini profil vertikal kelembapan udara pada ketinggian 1.5 km (level 850 mb) berkisar antara 80-95 % (basah), ketinggian 3 km (level 700 mb) berkisar antara 50-60 % (cukup basah), dan 5.5 km (level 500 mb) berkisar antara 10-30 % (kering).
"Kondisi menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan dapat terjadi di beberapa Wilayah DIY khususnya bagian Utara," terang dia.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan cuaca di Wilayah DIY periode tanggal 20-26 Juni 2023.
Kepala Stasiun Meteorologi Yogyakarta Warjono mengatakan, saat ini mulai terlihat kenaikan intensitas El Nino Lemah menjadi moderat dengan nilai indeks sebesar 0.99. Ini menunjukkan mulai terjadi gangguan iklim dari Samudera Pasifik.
"Fenomena El Nino diprediksi akan berlangsung setidaknya hingga akhir tahun 2023,"ungkap Warjono, Selasa (20/6/2023).
Berdasarkan catatan iklim masa lalu, lanjut dia, secara umum El Nino akan mengakibatkan iklim lebih kering di Indonesia, terutama pada periode bulan Juni hingga Oktober 2023.
Berdasarkan hasil analisis dinamika atmosfer terkini, BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta mengidentifikasi adanya pusat tekanan rendah di selatan pulau Jawa sehingga terjadi daerah konvergensi/perlambatan massa udara di sekitar wilayah pulau Jawa.
Pola angin di Wilayah Jawa dan khususnya DIY umumnya bertiup dari arah tenggara dengan kecepatan 10-25 km/jam, sehingga perlu diwaspadai potensi gelombang tinggi di Perairan Yogyakarta.
Di mana analisis terkini profil vertikal kelembapan udara pada ketinggian 1.5 km (level 850 mb) berkisar antara 80-95 % (basah), ketinggian 3 km (level 700 mb) berkisar antara 50-60 % (cukup basah), dan 5.5 km (level 500 mb) berkisar antara 10-30 % (kering).
"Kondisi menyebabkan potensi pertumbuhan awan hujan dapat terjadi di beberapa Wilayah DIY khususnya bagian Utara," terang dia.
Baca Juga
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka BMKG Stasiun Meteorologi Yogyakarta memprakirakan cuaca di Wilayah DIY periode tanggal 20-26 Juni 2023.