Hubungan Diplomatik Majapahit dengan Kekaisaran Cina Saat Huru-hara Dinasti Yuan

Sabtu, 10 Juni 2023 - 06:15 WIB
loading...
Hubungan Diplomatik Majapahit dengan Kekaisaran Cina Saat Huru-hara Dinasti Yuan
Zaman Kerajaan Majapahit.Foto/ilustrasi
A A A
Hubungan diplomatik Kerajaan Majapahit kembali terjalin semasa raja Hayam Wuruk bertahta. Padahal sebelumnya huru hara yang muncul ketika Kerajaan Majapahit berdiri di bawah Raden Wijaya. Kala itu Raden Wijaya memanfaatkan kekuatan pasukan Cina menyerang kembali Kerajaan Kediri untuk membebaskan sejumlah anak Kertanagara, Raja Singasari.

Setelah hampir tiga raja bertahta yakni Raden Wijaya, Jayanagara, hingga Tribhuwana Tunggadewi, hubungan diplomatik dengan Kekaisaran Cina dijalin kembali. Konon Hayam Wuruk memerintahkan seorang utusan untuk menuju Cina pada tahun 1368 Masehi.

Prof. Slamet Muljana dalam "Pemugaran Persada Sejarah Leluhur Majapahit" menyebut utusan itu juga membawa upeti bagi kaisar Dinasti Yuan. Pada waktu itu di negeri Cina sedang timbul hara-huru, yang mengakibatkan jatuhnya pemerintahan Dinasti Yuan. Seorang anak petani bernama Tsu Yuan Tsiang yang waktu mudanya menjadi pendeta Budha, pada tahun 1358 berhasil menguasai Nanking dan beberapa daerah di Cina Selatan.

Baca juga: Kisah Kebo Iwa, Raksasa Baik Hati yang Dikhianati dan Dikubur Hidup-hidup

Ia bertekad meletakkan kependetaannya untuk memimpin tentara pemberontakan, ketika asramanya dirusak oleh tentara Dinasti Yuan. Dari Nanking Tsu Yuan Tsiang bergerak ke utara menuju Peking dan berhasil mengusir Kaisar pada tahun 1368. Sejak itu Tsu Yuan dinobatkan sebagai Kaisar bergelar Hung Wu, dan mendirikan dinasti baru bernama Ming artinya gemilang. Hung Wu ialah Kaisar pertama dari Dinasti Ming.

Ketika Peking jatuh, utusan dari Majapahit sudah ada di Fukien dalam perjalanan pulang. Karena mendengar berita tentang jatuhnya Dinasti Yuan, utusan itu kembali ke Peking untuk menyampaikan ucapan selamat kepada Kaisar Hung Wu.

Secara resmi Kaisar Hung Wu mengirim utusan ke Majapahit pada tahun 1370 untuk menyampaikan berita tentang timbulnya Dinasti Ming sebagai pengganti Dinasti Yuan. Kedatangan utusan itu disambut dengan gembira oleh Raja Majapahit.

Pada bulan kesembilan tahun itu juga Raja Majapahit Sri Pah-ta-la-po (Sri Prabhu) mengirim utusan ke negeri Cina dengan membawa surat yang ditulis di atas lempengan emas dan hasil bumi sebagai balasan. Utusan selanjutnya datang di negeri Cina pada tahun 1375 dan 1377.

Dengan maksud yang sama Kaisar Hung Wu juga mengirim utusan ke pelbagai negara asing di antaranya ke Suwarnabhumi. Utusan Kaisar sampai di Suwarnabhumi pada tahun 1370. Tahun berikutnya Raja Suwarnabhumi mengirim utusan balasan ke negeri Cina dengan membawa surat di atas lembaran emas dan hasil bumi.

Baca juga: Positif Pakai Narkoba, Kajari Madiun Andi Irfan Syafruddin Dicopot

Utusan dari Suwarnabhumi selanjutnya datang di negeri Cina pada tahun 1373 dan tahun 1377. Namun Kaisar Hung Wu tidak mengetahui bahwa sebenarnya Suwarnabhumi pada waktu itu bukan negara merdeka, tetapi negara bawahan Majapahit.

Kakawin Nagarakretagama pupuh XIII/1 menyebut berbagai negara bawahan Majapahit di Sumatra di antaranya ialah Jambi, Palembang dan Dharmasraya. Justru negara-negara itu juga mengadakan hubungan dengan negeri Cina dengan mengirim utusan.

Maharaja Palembang mengirim utusan pada tahun 1374 dan Raja Pagaruyung pada tahun 1375. Bahkan pada tahun 1377 sepeninggal Raja Dharmasraya, putranya sengaja mohon pengakuan dan pengangkatan kepada Kaisar Cina
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1282 seconds (0.1#10.140)