Gelar Prosesi Sedekah Bumi, Ratusan Warga Grobogan Berebut Nasi dan Air Sumur
loading...
A
A
A
GROBOGAN - Warga di Grobogan menggelar prosesi sedekah bumi sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya hasil panen dan sumber air. Dalam ritual ini, ratusan warga berdesakan dan berebut nasi dan lauk pauk meski doa belum selesai dibacakan.
Sementara itu, di sebuah sumber air yang disakralkan oleh warga sekitar, sejumlah emak-emak dan anak-anak terlihat terlibat saling serobot air sumur. Mereka sudah tidak sabar mengantri terlalu lama hingga harus saling tarik menarik ember yang berisikan air sumur ini.
Beberapa panitia sedekah bumi Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah, terlihat kewalahan menawah ratusan warga yang sudah mengepung nasi berisikan lauk pauk ini. Mereka langsung saling dorong dan berdesakan berebut nasi dan lauk-pauk yang sudah dikemas dalam plastik ini.
Watini, warga Desa Teguhan dan Istiana, warga Desa Tahunan, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah, mengaku setiap tahun datang dan mengikuti tradisi ini karena terbuka untuk umum.
Seluruh air dan nasi yang mereka dapat akan dimasak di rumah dan dimakan serta diminum bersama keluarga agar bisa mendapatkan berkah kesehatan dan rejeki yang melimpah.
Sarjo, sesepuh Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah selalu memimpin prosesi setiap tahun.Ia menjelaskan bahwa tradisi sedekah bumi di sumber air panguripan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.
Sebab, sumber air yang berada di tengah areal persawahan dan sudah muncul sejak jaman nenek moyang tidak pernah mengering meski dilanda kekeringan hingga bertahun-tahun.
"Sumber air ini juga sering dimanfaatkan warga sekitar dan dari luar desa untuk keperluan makan dan minum sehari-hari serta dipercaya bisa memberikan kesembuhan dan kesehatan baik dengan cara diminum atau digunakan untuk mandi," katanya.
Warga mengaku tidak berani meninggalkan adat yang sudah turun temurun ini karena takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di desa mereka. Sesepuh desa berharap dengan adanya sedekahan ini, kemakmuran warga Desa Rejosari bisa selalu terjaga serta hasil panen selalu melimpah.
Sementara itu, di sebuah sumber air yang disakralkan oleh warga sekitar, sejumlah emak-emak dan anak-anak terlihat terlibat saling serobot air sumur. Mereka sudah tidak sabar mengantri terlalu lama hingga harus saling tarik menarik ember yang berisikan air sumur ini.
Beberapa panitia sedekah bumi Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah, terlihat kewalahan menawah ratusan warga yang sudah mengepung nasi berisikan lauk pauk ini. Mereka langsung saling dorong dan berdesakan berebut nasi dan lauk-pauk yang sudah dikemas dalam plastik ini.
Watini, warga Desa Teguhan dan Istiana, warga Desa Tahunan, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah, mengaku setiap tahun datang dan mengikuti tradisi ini karena terbuka untuk umum.
Seluruh air dan nasi yang mereka dapat akan dimasak di rumah dan dimakan serta diminum bersama keluarga agar bisa mendapatkan berkah kesehatan dan rejeki yang melimpah.
Sarjo, sesepuh Desa Rejosari, Kecamatan Grobogan, Grobogan, Jawa Tengah selalu memimpin prosesi setiap tahun.Ia menjelaskan bahwa tradisi sedekah bumi di sumber air panguripan ini bertujuan untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan.
Sebab, sumber air yang berada di tengah areal persawahan dan sudah muncul sejak jaman nenek moyang tidak pernah mengering meski dilanda kekeringan hingga bertahun-tahun.
"Sumber air ini juga sering dimanfaatkan warga sekitar dan dari luar desa untuk keperluan makan dan minum sehari-hari serta dipercaya bisa memberikan kesembuhan dan kesehatan baik dengan cara diminum atau digunakan untuk mandi," katanya.
Warga mengaku tidak berani meninggalkan adat yang sudah turun temurun ini karena takut jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan di desa mereka. Sesepuh desa berharap dengan adanya sedekahan ini, kemakmuran warga Desa Rejosari bisa selalu terjaga serta hasil panen selalu melimpah.
(don)