Kisah Runtuhnya Kekuasaan Amangkurat III dan Tragedi Raden Ayu Lembah
loading...
A
A
A
Tentu saja, bantuan VOC tidak gratis. VOC sengaja membantu Pangeran Puger karena punya maksud ingin menguasai wilayah Madura bagian timur. Setelah Kartasura ditaklukan, Amangkurat III hidup dalam pelarian sebagai buronan.
Dalam pelariannya, Amangkurat III membawa semua bende-bende Mataram atau pusaka-pusaka Keraton Kartasura. Pertama-tama, dia kabur ke Ponorogo, lalu ke Madiun, Malang, Blitar dan menyingkir ke wilayah Kediri.
Penangkapan Amangkurat III
Ekspedisi penangkapan Amangkurat III pun dibentuk VOC, pada 19 Juni 1707. Pasukan VOC ini dipimpin Herman de Wilde. Mereka akhirnya menangkap Amangkurat III di Surabaya, pada 1708.
Amangkurat III lalu diseret ke Batavia. Meski telah ditangkap, Amangkurat III tidak pernah mau menyerahkan pusara Keraton Kartasura, kepada Pangeran Puger. Dari Batavia, Amangkurat III dihukum dibuang ke Srilangka. Dia mangkat di sana, pada 1734.
Menurut Babad Tanah Jawi, jatuhnya pemerintahan Amangkurat III yang singkat ini akibat kutukan Amangkurat I yang menyatakan, keturunannya tidak ada yang menjadi raja kecuali satu orang, itupun hanya sebentar.
Dengan jatuhnya Amangkurat III dan dikuasainya Kartasura oleh Pangeran Puger, maka sebagai gantinya wilayah Priangan, Cirebon dan Madura bagian timur diserahkan kepada VOC sebagai imbalan.(diolah dari berbagai sumber)
Sumber tulisan:
- Joko Darmawan, Mengenal Budaya Nasional Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa, Deepublish, 2017.
- Goenawan Mohammad, Catatan Pinggir I, Tempo Publishing,
- Drs. H. Budiono Herusatoto, Kisah Penerus Dinasti Mataram, Sang Pangeran Senapati Puger, Berjuang Dari Banyumas Hingga
Kartasura, Deepublish, Mei 2021.
- Christopher Reinhart, Antara Lawu dan Wilis, Kepustakaan Populer Gramedia, November 2021.
- V. Wiranata Sujarweni, Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta, Anak Hebat Indonesia, Juli 2017.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
Dalam pelariannya, Amangkurat III membawa semua bende-bende Mataram atau pusaka-pusaka Keraton Kartasura. Pertama-tama, dia kabur ke Ponorogo, lalu ke Madiun, Malang, Blitar dan menyingkir ke wilayah Kediri.
Penangkapan Amangkurat III
Ekspedisi penangkapan Amangkurat III pun dibentuk VOC, pada 19 Juni 1707. Pasukan VOC ini dipimpin Herman de Wilde. Mereka akhirnya menangkap Amangkurat III di Surabaya, pada 1708.
Amangkurat III lalu diseret ke Batavia. Meski telah ditangkap, Amangkurat III tidak pernah mau menyerahkan pusara Keraton Kartasura, kepada Pangeran Puger. Dari Batavia, Amangkurat III dihukum dibuang ke Srilangka. Dia mangkat di sana, pada 1734.
Menurut Babad Tanah Jawi, jatuhnya pemerintahan Amangkurat III yang singkat ini akibat kutukan Amangkurat I yang menyatakan, keturunannya tidak ada yang menjadi raja kecuali satu orang, itupun hanya sebentar.
Dengan jatuhnya Amangkurat III dan dikuasainya Kartasura oleh Pangeran Puger, maka sebagai gantinya wilayah Priangan, Cirebon dan Madura bagian timur diserahkan kepada VOC sebagai imbalan.(diolah dari berbagai sumber)
Sumber tulisan:
- Joko Darmawan, Mengenal Budaya Nasional Trah Raja-raja Mataram di Tanah Jawa, Deepublish, 2017.
- Goenawan Mohammad, Catatan Pinggir I, Tempo Publishing,
- Drs. H. Budiono Herusatoto, Kisah Penerus Dinasti Mataram, Sang Pangeran Senapati Puger, Berjuang Dari Banyumas Hingga
Kartasura, Deepublish, Mei 2021.
- Christopher Reinhart, Antara Lawu dan Wilis, Kepustakaan Populer Gramedia, November 2021.
- V. Wiranata Sujarweni, Menelusuri Jejak Mataram Islam di Yogyakarta, Anak Hebat Indonesia, Juli 2017.
Lihat Juga: Kisah Tumenggung Pati Pembisik Sultan Amangkurat I Meredam Konflik Kesultanan Mataram dengan Banten
(msd)