NJP Ngubaran Tetap Eksis Angkat Budaya Lokal Jabar di Tengah Pandemi

Kamis, 23 Juli 2020 - 16:07 WIB
loading...
A A A
"Totalnya nanti ada 38 episode hingga Desember 2020. Dibanding pagelaran secara off line atau tatap muka, program digital ini justru jumlahnya lebih banyak. Secara audien juga lebih luas. Karena masyarakat dari mana saja bisa mengakses chanel Youtube atau Instagram kami," ujar dia.

NJP Ngubaran Tetap Eksis Angkat Budaya Lokal Jabar di Tengah Pandemi

Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran mengangkat tema 'Ngaguar Budaya Urang'. Foto/SINDOnews/Arif Budianto

Perwakilan event organizer dari Enam Communication Agus Pryoga mengatakan, bebempa narasumber yang terlibat di program "Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran" ini, merupakan praktisi dan akademisi seni budaya. Diantaranya Budi Dalton, Haji Taufik Faturohman, Kang lsmed "Samba Sunda", kang Opik Saung Agklung Udjo, Man Jasad, Abah Olot (karinding), Ega Robot, Mpap Gondo, Iman Jimbot, kang Oca dan lainnya.

"Selain menampilkan pegiat budaya melalui obrolan santai tentang budaya, Coklat Kita Pojok NJP Ngubaran ini juga memberikan ruang kreasi untuk sanggar atau paguron dari daerah untuk unjuk Kabisa," tutur Tries.

Sanggar atau paguron yang terllbat dari 13 Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Diantaranya Wangsit Enterprise, Calung Bentar dari Kota Bandung, Lingkung Seni Pusaka Kencana, Cantika Studio, Cekkas Kasunda dari Kabupaten Bandung, Sunda Perceka Kabupaten Bandung Barat, Sanggar Bina Budaya, Padepokan Cakra Putra Pajajaran, Kartun Project darl Kabupaten Cianjur, lsmaya Production, Sanggar Sunda Lugina.

Ada juga sanggar seni Sunda Ranoage Kabupaten Majalengka, Padepokan Silat Pasir intan dari Kabupaten Garut, Sanggar Mayang Binangkit Kota Tasikmalaya, Sanggar Tari Algia, Sanggar Tari Putra Rengganis, Jenggala Manik dari Kabupaten Pangandaran, Sanggar Way Talatah, Singa Abrug Desa Tambakan, Pusaka Garokgek Ethnlc Colaboratlon Kabupaten Purwakarta, Sanggar Tari Langen Sejati Kabupaten Cirebon, dan sanggar Tari Sekar Muda Kabupaten lndramayu.

Pengajian Acara Ega Robot mengatakan, tidak ada perbedaan antara tampil dengan konsep digital atau life pertunjukan. Karena menurut dia, seniman pada prinsipnya tetap berekspresi total, ada atau tidak ada penonton.

"Jadi sama saja antara online atau offline. Karena semua dilakukan sama. Namanya pertunjukan, ekspresi tetap harus jujur," kata Ega yang mengaku bersyukur tetap bisa eksis di masa pandemi.

Asep Hendra dari Sanggar Kampung Seni Sanggar Sunda (Kasunda) mengaku bersyukur bisa terlibat pada NJP tahun 2020 ini. Konsep pertunjukan seperti ini bisa memberi pengalaman luar biasa bagi kelompoknya.

"Banyak pengalaman luar biasa. Kita banyak belajar konsep pertunjukan walaupun secara online. Karena kami dibimbing duta NJP. Ilmu pengalaman mereka dibagi kepada kami," ujar dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.6189 seconds (0.1#10.140)